Selasa, 18 September 2018

Tahapan Menumbuhkan Rasa Cinta Alquran Kepada Buah Hati

🎀 Materi Kulwap GRUP ABA 🎀
21 agustus 2018

Iman Sebelum Alquran

(Materi serial Kulwa 'Cinta Alquran' oleh Iin Savitry, Bunda Bidadari.)

Bismillaah.

Tak ada CINTA yang instan.
Tak ada kedewasaan yang instan.
Tak ada KESADARAN yang instan.

Permasalahan utama kita para orangtua zaman now adalah  mengejar segala sesuatu yang bersifat instan. Anak diharap 'terlihat' pintar di segala hal. Bisa calistung ketika TK. Harus rajin shalat  5 waktu sebelum berusia 7 tahun. Dipaksa hafal alquran sejak belia.  'Menghasilkan uang' sejak kecil. Wajib berjilbab kemana-mana sejak masih bayi. Namun, betapa banyak orangtua kecewa, di jelang usia belasan, di masa selayaknya KESADARAN beribadah dan  kemandirian berbuat baik itu sudah menancap kuat di diri anak, malah banyak anak yang menolak menjadi dewasa?

Apa kurangnya upaya kita ketika mereka kecil?

Kurangnya fatal : Kurang CINTA.
Imaji Arrahman dan Arrahiim, imaji _Asysyakuur_ tak kuat tumbuh di JIWA ANAK.

Karena mereka dipaksa dewasa sebelum waktunya.
Karena mereka dipaksa melakukan kebaikan sebelum cinta itu ditumbuhkan.
Karena tak ditumbuhkan KEBUTUHAN untuk berbuat baik itu di jiwa mereka.

Terbayang para tabi'in, generasi terbaik setelah generasi para sahabat, pun, 'ditegur' oleh sahabat Jundub bin Abdillah ra, dengan berkata, "Kami belajar iman sebelum  belajar Alquran, kemudian belajar Alquran sehingga dengannya bertambahlah iman kami."

Mengapa? Karena ternyata di zaman tabiin pun banyak yang mendahulukan belajar Alquran sebelum iman. Bagaimana dengan kita?

Apa yang seharusnya BISA  kita lakukan? Agar bisa meneladani kembali cara terbaik Rasulullah saw dalam mempersiapkan generasi cinta Alquran?

Begini caranya:

1. Hidupkan jiwa anak- anak kita dengan Alquran.
~ Caranya?
Limpahi mereka dengan kasih sayang.
Beri contoh nyata makna sifat Arrahman, Arrahiim dan Asysyakuur dalam keseharian kita.

Pastikan hati, jiwa dan raga kita penuh rasa syukiur ketika membersamai anak. Pastikan kondisi hati terbaik, ucapan terbaik, sentuhan paling lembut dan wajah tercerah yang kita persembahkan kepada mereka.

Jadilah teladan kesolihan terbaik bagi buah hati.

•Setiap mata mereka terbuka, pastikan mereka SERING melihat dan mendengar kita tilawah Alquran. Pastikan mereka melihat kita menyertakan Alquran di setiap suasana.

•Bahkan kalau perlu, setting agar kita muroja'ah hafalan ketika ada mereka di sisi kita.

•Setiap tengah malam, biasakan kita tilawah Alquran atau shalat dengan suara cukup lantang di sisi mereka. Bacakan arti ayat yang kita baca, seolah-olah mereka menyimak. Pendengaran mereka bekerja 24 jam. Manfaatkan hal itu sebaik-baiknya...

•Lantunkan doa dan artinya kepada mereka, agar mereka TAHU apa doa kita untuk mereka.

•Biasakan memeluk dan mencium mereka di banyak kesempatan.

•Bisikkan rasa syukur karena telah menjadi anak yang menyejukkan mata untuk kita. Sampaikan bahwa mereka adalah HADIAH dari Allah untuk kita. Dan tugas kita untuk menemaninya menjadi anak yang disayang Allah dan rajin mendoakan kita setiap saat.

Inilah makna Arrahmaan, Arrahiim dan Asysyakuur yang bisa kita hidupkan dalam keseharian kita.

Jadi, imaji anak  akan iman terbangun positif : Alquran-Allah-ayahbunda-shalat-senyum- peluk-hangat-doa- bahagia .

Inilah benih iman, yang membuat JIWA mereka HIDUP.

Jika jiwa mereka hidup ( cirinya, wajah tersenyum dan tenang jika melihat kita melakukan ibadah khusus), maka kita sedang mengajak anak _melihat dan merasakan_  bahwa 'ada ayat Alquran di dalam setiap kejadian yang mereka jumpai'
.
Jadi, mereka akan memiliki orientasi hidup yang kuat. Mereka bisa  menjadi pribadi visioner semenjak usia belia.

2. Membangun tradisi berpikir yang berpijak kepada Alquran.
~ Caranya?
*Rutinkan berkisah isi Alquran , lengkapi dengan berbagai bacaan penunjang.

Orangtua wajib membiasakan mengajak anak berdiskusi tentang isi Alquran, dibahas ke kejadian sehari-hari.

Jadi, awali dengan membahas terjemah ayat Alquran didukung oleh buku tafsir yang terpercaya. Ditambah pemahaman orangtua yang cukup akan siroh peradaban Islam ( siroh nabawi, sahabat, ulama, dll) akan sangat membantu proses penyampain kisah-kisah (dan sejarah) imani itu.

Disinilah teruji cara kreatif orangtua dalam mengajak anak mengasah NALAR agar mampu memahami lebih jauh makna dari pesan-pesan literatur itu.

BUKAN sebaliknya. Memahami nalar baru mengambil ayat-ayat yang mendukung nalar.

3. Ajarkan anak untuk memegang Alquran dengan kuat
~Caranya?
Ini level lanjut dari proses menumbuhkan iman di dalam dada  sebelum mengajarkan Alquran, karena mencakup beberapa aspek yang saling berkaitan. Harus dipersiapkan secara beriringan sesuai tahapan perkembangan anak.
Diantaranya: aspek
•kekuatan hati
•kekuatan pikiran
•kekuatan fisik
•kekuatan motivasi.

Bahasan poin ketiga ini cukup panjang, menbutuhkan beberapa sesi pertemuan.
Kesemua poin di atas sejatinya hanyalah menjalani perintah Allah yang tertera di surah AlBaqarah QS 2:151. ( Mohon dibaca yaaa)

Coba dibaca dan resapi makna ayat itu.
Ayat itu adalah jawaban dari Allah akan permohonan nabi Ibrahim as yang tertera di ayat 129. Namun, di jawabannya, Allah sertakan URUTAN proses yang harus dijalani semua orang beriman (dalam hal ini para orangtua) agar bisa mengasuh buah hati sesuai tuntunan Alquran dan Assunnah.  Masya Allah.

Sejatinya, setiap anak dibekali fitrah keimanan dan fitrah belajar sejak lahir. Kedua fitrah itu hanya bisa ditumbuhkan dengan melimpahkan CINTA yang tepat kepada anak sejak masih dalam kandungan, hingga usia 7 tahun.

Karena memang di usia 0-7 tahun pertama, tugas utama kita adalah menumbuhkan kedua fitrah itu. Jika kedua fitrah itu berhasil kita bangkitkan, maka tak heran jika SEBELUM BERUSIA 7 TAHUN, anak-anak kita sudah bisa diajak mengkhatamkan Alquran, dengan hati yang bahagia.
Dan inilah salah satu karunia terindah yang bisa kita nikmati sebagai orangtua beriman : diberi anak yang mudah diajak untuk mencintai Alquran dan Assunnah. Menjadikan Alquran sebagai  bacaan utama dan pertama mereka. Masya Allah.

Jika iman itu sudah tumbuh subur, maka mengajarkan Alquran menjadi perjalanan yang jauh terasa lebih menyenangkan dan menenangkan hati, karena anak-anak BERGAIRAH untuk belajar. Karena anak-anak MERASAKAN CINTA itu ketika berinteraksi dengan Alquran, insyaAllah.

Cobalah konsisten menjalani 2 poin yang ada ( QS 2:151 ) di atas, sejak anak masih dalam kandungan dan rasakan efeknya, bahkan sebelum anak menjadi dewasa.

Target belajarnya: kita bisa mengajak anak bahagia dan bersemangat untuk mengkhatamkan Alquran perdananya sebelum masuk usia 7 tahun. ~

Ini adalah modal utama agar anak bisa diajak belajar nikmatnya shalat khusyuk mulai usia 7 tahun, seperti sunnah nabi saw.

Saya sudah merasakan nikmatnya, atas izin Allah berhasil menjaga fase awal mencintai Alquran itu dengan baik bagi anak-anak. Semoga teman-teman semua bisa ikut merasakan kebahagiaan yang saya alami di rumah mungil kami .

Aamiin.

Allahu a'lam.

Gambar.: Ilustrasi Dok pribadi

0 komentar:

Posting Komentar

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net