Betapa hinanya kurasakan saat aku menikah,aku ingat
bahwa beberapa orang laki² sebagai pacarku dulu
pernah “ menyentuhku” Hina menyadari diri bahwa saat menikah yang merupakan mahligai dambaan jutaan perempuan, diriku sudah tidak bersih dan suci lagi.
Kebayang betapa malu dan hancurnya perasaanku dan aku merasa tidak berharga lagi.
Saat itu kurasakan sebagai cintaku kepada pacarku,
tapi ternyata bukan. Itu hanyalah kemurahanku yang
telah membuat diriku kotor dan hina.
Kebodohanku adalah dulu pacaranku seperti akan jadi, pacarku kubayangkan seperti akan jadi suamiku.
Ternyata tidak. Setelah puas,rata² laki² melihat
perempuan yang telah dinikmatinya sebagai
perempuan murahan.
Sebagai perempuan murahan tidak mungkin akan
menjadi istri yang baik.
Jadilah perempuan seperti aku ini menjadi barang sisa alias barang bekas. Pacaran telah mengotori diriku.
Aku sadar, betapa bodoh dan murahnya aku.
Suamiku yang kini menikahiku,memilikiku bukan
sebagai perempuan yang terhormat tetapi perempuan
yang pernah disentuh dan terkotori oleh noda dan
dosa karena jebakan syahwat dalam diriku.
Perasaan ini terus terbawa hingga aku menikah.
Setelah punya anak perempuan, aku sadar betapa
susahnya untuk mencegah putriku berpacaran dengan
laki-laki pacarnya karna kekotoran diriku.
Bila aku dulu bersih dan bisa menjaga diri, aku pasti
memiliki kekuatan untuk mendidik putriku juga agar
bisa mempertahankan prinsip dan pendiriannya, agar
tak memurah²kan cinta dan tubuhnya pada pacarnya.
Tapi, segalanya sudah terjadi.
Kebanggaanku bahwa aku perempuan yang terhormat
tidak ada dan tidak bisa kutunjukkan pada suamiku,
juga kepada anak perempuanku.
Aku yakin, ini terjadi pada banyak perempuan yang
menjalani pacaran.
Aku sadar, bahwa keadaan anak perempuanku
sekarang merupakan rangkaian tak terpisahkan dari
akhlak dan sejarahku.
Dan yang pedih lagi, ternyata suamiku pun bukan laki-
laki yang baik. Dia pun dulu banyak pacaran dan sudah merasakan beberapa kali menikmati cintanya dengan perempuan.
Aaakh… akhirnya yang kotor berjodoh dengan yang
kotor. Ini memang sudah hukum Allah, yang shaleh
dengan yang shaleh lagi, yang bersih dengan yang
bersih lagi, yang kotor dengan yang kotor lagi. Aku
yakin, ketentuan Allah ini berlaku pada setiap orang,
Penyesalan tak pernah di awal.
Wahai… perempuan. Demi kehormatanmu dan
kebahagiaanmu kelak, silahkan mencintai tapi
hindarilah pacaran. Pacaran adalah langkah awal
menuju zina dan kehancuran diri.
Apalagi memurah²kan dirimu pada pacarmu,jadilah
perempuan terhormat, sebelum engkau menyesal
kelak.
Bagi perempuan murah jangankan di akhirat, di dunia
pun akan merasakan penyesalan yang amat besar
seperti yang kini kualami…!!!
●○◎※ Curahan Hati dari Seorang Akhwat via Email ※◎○●
0 komentar:
Posting Komentar