Rabu, 22 Juni 2016

Penghalang-penghalang Istiqomah

Yang dimaksud istiqomah adalah menempuh jalan (agama) yang lurus (benar) dengan tidak berpaling ke kiri maupun ke kanan.Istiqomah ini mencakup pelaksanaan semua bentuk ketaatan (kepada Allah swt) lahir dan batin, dan meninggalkan semua bentuk larangan-Nya.

Di antara ayat yang menyebutkan keutamaan istiqomah adalah firman Allah swt :

    “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Rabb kami ialah Allah, kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu” (QS. Fushilat: 30)

Ketika kita ingin berjalan di jalan yang lurus dan memenuhi tuntutan istiqomah, terkadang kita tergelincir dan tidak bisa istiqomah secara utuh.Lantas apa yang bisa menutupi kekurangan ini?Jawabnnya adalah pada firman Allah swt:

    “Katakanlah: “Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Rabbmu adalah Rabb Yang Maha Esa, maka tetaplah istiqomah pada jalan yan lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya.” (QS. Fushilat: 6).

1.Pintar memilih teman dalam pergaulan.

Kenapa memilih teman teman membuat selalu istiqomah...?
Karena Dia akan mengajarkan kepadamu hal-hal yang bermanfaat bagi dunia dan agamamu. Dia juga akan memeberimu nasihat.
Dia juga akan mengingatkan dari hal-hal yang membuatmu celaka.
Di juga senantiasa memotivasi dirimu untuk mentaati Allah, berbakti kepada kedua orangtua, menyambung silaturahmi, dan bersabar dengan kekurangan dirimu.
Dia juga mengajak untuk berakhlak mulia baik dalam perkataan, perbuatan, maupun bersikap. Sesungguhnya seseorang akan mengikuti sahabat atau teman dekatnya dalam tabiat dan perilakunya.

   Keduanya saling terikat satu sama lain, baik dalam kebaikan maupun dalam kondisi sebaliknya.
Jika kita tidak mendapatkan kebaikan-kebaikan di atas, masih ada manfaat lain yang penting jika berteman dengan orang yang shalih. Minimal diri kita akan tercegah dari perbuatan-perbuatn buruk dan maksiat. Teman yang shalih akan senantiasa menjaga dari maksiat, dan mengajak berlomba-lomba dalam kebaikan, serta meninggalkan kejelekan.

    Dia juga akan senantiasa menjagamu baik ketika bersamamu maupun tidak, dia juga akan memberimu manfaat dengan kecintaanya dan doanya kepadamu, baik ketika engkau masih hidup maupun setelah engkau tiada. Dia juga akan membantu menghilangkan kesulitanmu karena persahabatannya denganmu dan kecintaanya kepadamu.
Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل

“Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 92

 (Bahjatu Quluubil Abrar148)

2.Lalai,suka Menunda-nunda
    Manusia dalam kelalaiannya seolah-olah seperti kambing dalam tangkapan seorang penjagal. Allah ta’ala berfirman :
اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ مُّعْرِضُونَ 
Artinya : “ Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling ( daripadanya ). ( QS. al-Anbiya :1 ).
Sesungguhnya menunda-nunda taubat sampai datang waktu dewasa dan zaman kakek-kakek serta waktu selesai dari fase pendidikan dan mendapat ijasah kuliah atau mendapat pekerjaan dan isteri, ini adalah pemikiran-pemikiran yang selalu berputar dalam otak para pemuda dan pemudi. Berapa banyak pemuda yang kedatangan maut di areanya sedang dia dalam kelalaian dan taswifnya (menunda-nunda). Dan sudah berapa banyak dari pemuda yang mencapai mudanya sedangkan ia menunda-nunda dari berbagai perintah agama, dari berbagai maksiat, namun kematian menjemputnya sebelum ia sempat bertaubat.

3.Berbuat Maksiat.
   pengaruh maksiat ; Sesungguhnya melakukan perbuatan dosa dapat menghantarkan kepada kerasnya hati, dan menjadi penghalang dan pencegah sampainya menuju istiqamah, Allah berfirman :
كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِم مَّاكَانُوا يَكْسِبُونَ 
” Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka. (QS. al-Muthaffifin : 14).
NB.Referensi berbgai sumber


0 komentar:

Posting Komentar

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net