Kamis, 23 Juni 2016

No Riba No hutang

TIDAK BERHUTANG ITU WUJUD DARI SABAR DAN SYUKUR

Bapak Abdur Rachman, demikian namanya. Beliau adalah mantan kepala kantor saya. Dulu, saat masih dinas, beliau hampir selalu mengawali pagi dengan sholat dhuha di mushola kantor. Tak jarang, beliau juga menjadi muadzin di mushola itu. Sederhana, bersahaja dan religius.

Beberapa hari lalu, beliau menelpon saya. Awalnya beliau menanyakan tentang kelom geulis. Ada tamu yang sedang berkunjung, dan beliau ingin memberi oleh-oleh kelom geulis untuk tamunya itu. Rumah saya memang dekat dengan sentra industri kerajinan kelom geulis di Tasikmalaya.

Lalu beliau bercerita tentang kesyukuran dan kesabaran. Tidak berhutang itu adalah salah satu wujud syukur dan sabar, ucap beliau. Bersyukur atas apa-apa yang dimiliki dan bersabar terhadap apa-apa yang belum dimiliki.

Sejak awal PNS, beliau tidak pernah memiliki hutang ke bank. Beliau dan istri berkomitmen untuk tidak bermudah-mudah hutang dan tidak berurusan dengan riba, walau itu demi memiliki rumah dan kendaraan. Semampunya saja. Yang penting barokah.

Bukan hal mudah. Sangat tidak mudah. Bahkan beliau pernah disebut ‘bodoh’ karena tidak mau menyekolahkan SK-nya seperti teman-teman yang lain.



Memang ada hal yang harus dibayar demi memegang prinsip ini. Di saat teman yang lain telah memiliki motor, beliau harus bersabar kemana-mana naik sepeda atau angkot. Saat beliau telah berhasil membeli motor, teman yang lain telah mampu membeli mobil (walau dengan berhutang).

Ketika anak-anak beranjak dewasa dan mandiri, beliau mulai bisa menabung untuk persiapan hari tua dan untuk memperbanyak sedekah. Sedikit demi sedikit membeli aset, membangun rumah, dan terakhir membangun kos-kosan. Semua tanpa hutang riba.

Keberkahan memegang prinsip itu semakin terasa saat menjelang pensiun. Ketika teman-teman sesama pensiunan masih berjibaku dengan segala cicilan riba, beliau tinggal kipas-kipas menikmati masa pensiun tanpa beban hutang.

Di saat teman-teman yang lain setiap awal bulan menerima uang pensiun dengan segala cicilannya, beliau menerima uang pensiun utuh, bahkan ada penghasilan lain dari usaha kos-kosan yang beliau miliki.

Beliau memberi bukti bahwa istilah “kalau ngga hutang ngga bakalan punya apa-apa” itu hanya jebakan betmen. Syukuri saja apa yang telah kita miliki. Dan bersabarlah. Kumpulkan sedikit sedikit bila punya keinginan memiliki sesuatu. Insya Allah kelak kita akan bisa memiliki apa yang kita inginkan. Kalau tidak di dunia, insya Allah di akhirat kelak.

Jauhi riba! Jauhi riba! Jauhi riba! Kepalkan tangan di udara! Insya Allah kita bisaaaa!

0 komentar:

Posting Komentar

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net