KU DEKAP CINTAKU HINGGA KE SYURGA

Jika Cinta sudah melekàt. Hati ingin slalu dekat. Karena Cintaku padamu Lebih Hebat.

Ust.Arifin ilham : Berbeda Tetapi Tetap Sayang

SubhanAllah walhamdulillah kanda tercinta fillah ustadz DR Kholid Basalam adalah seorang mujahid da'wah yg juga seorang pengusaha sukses dg PT Ajwad -nya.

Sebuah pesan tentang ilmu dari Imam Syafi'i

Salah satu Imam Mahzab, yang ajarannya banyak digunakan muslim Indonesia. Dan beliau berpesan.

Kamis, 29 Juni 2017

HIDUP TAPI MATI

Oleh :
*Ustadz Wijayanto*

_(tersindir juga saya membacanya..)_

*"HIDUP TAPI MATI"*

_Bertamu, main HP…_

```Ngaji, main HP…```

_Terima tamu, main HP…_

```Bekerja, main HP…```
_Belajar, main HP…_

```Sambil makan, main HP…```

_Di tengah keluarga, main HP…_

```Kiamatlah duniamu tanpa HP…```

_Kadang terlihat dua orang saling duduk berhadapan, tidak berbicara sama sekali, karena salah satu atau keduanya sibuk main HP._

```Kalaupun harus bicara akhirnya tidak nyambung dan muncul sikap tidak lagi peduli.```

_Punya masalahpun bukan lagi mendatangi keluarga yang dekat, tetapi membahas di sosmed rasanyalebih 'afdhal'._

```Manusia menjadi 'ada tapi tiada'sahabat..```

_Jasad - jasad yang telah menjadi zombie berkeliaran._

```Hidupnya hanya seputar dunia dalam ponselnya.```

_Basahnya embun pagi…Hangatnya matahari pagi…_
```Jabat erat tangan sahabat telah hilang dan diganti dengan gambar - gambar mati pada ponsel…```

_Gerak petualangan akan hebatnya bumi juga sudah diganti hanya dengan gerakan telunjuk dan jempol.._

```Hidup dalam kematian itu adalah keniscayaan, tapi mati dalam kehidupan itu pilihan.```

_Maka bangunlah, hiduplah sebagaimana manusia itu hidup._

```" Saat suami/istri datang, simpan HP mu " !!!!!!!!!!```

_Saat anak bercerita, simpan HPmu !_

```Saat ibu bapak bicara, simpan HPmu !```

_Saat tamu berkunjung, simpan HPmu !_

```Saat rumah bau berantakan, simpan HPmu```

*Perhatikan duniamu dengan seksama Sebab nikmat Ilahi ada di sana. Hiduplah !!*
*Engkau belum mati,, tapi sudah bertingkah seperti mayat.*

_semoga kita tidak seperti itu😢

Jumat, 23 Juni 2017

ANDAI INI ADALAH RAMADHAN TERAKHIR KITA

ANDAI INI ADALAH RAMADHAN TERAKHIR 


(1)
RAMADHAN ... dengan segala keutamaan dan keistimewaannya akan meninggalkan kesedihan yg mendalam dlm hati setiap muslim bertaqwa kala harus berpisah denganya,,
ia pun juga akan menumbuhkan kerinduan yg menghujam dlm hati tiap insan beriman, berharap utk bisa kembali bertemu dengannya
(2)
memang benar ... ia pasti akan kembali lagi pada tahun yg akan datang... namun adakah yg menjamin bahwa kita akan dipertemukan lg dengannya? adakah yg menggaransi bahwa umur kita akan disampaikan lg padanya?
اكثروا ذكر هاذم اللذات يعني الموت
"perbanyaklah mengingat yg memutus segala kelezatan yaitu kematian (HR Tirmidzi)
(3)
Ramadhan memang akan segera pergi meninggalkan kita, akan tetapi segala kebaikan dan ketaqwaan yg telah kita ukir bersamanya jangan sampai ikut pergi juga...
tetaplah rawat SPIRIT KEIMANANNYA, tetaplah pertahankan TRADISI UBUDIYAHNYA, tetaplah lanjutkan KEMESRAAN BERSAMA AL-QUR'AN yg telah kau rajut indah bersamanya, dan tetaplah pelihari ATMOSFIR KETAQWAAN yg ada di dalamnya.
(4)
dan akhirnya, andai ini adalah Ramadhan terakhir bagi kita... andai kita tdk lagi akan bertemu dengannya... smg dg demikian, kita akan tetap bahagia... smg dg senantiasa menjaga kebaikan-kebaikan yg ada didalamnya, ia akan mengantarkan kita pada ridho dan jannah-NYA...
Aamiin...


Para Peserta juara Hafidz Indonesia 2017

Juara 1 Hafidz Indonesia 2017, 1.Ahmad (Muhammad Ghazali Akbar) santri ponpes de muttaqin Yogyakarta. Ahmad anak yatim, asal tegal..menghafal Al qur'an 30 Juz dalam waktu 8.5 bulan. Keunggulan ahmad, selain hafalannya yg kuat, ahmad tenang dan suaranya indah.
Juara 2:
2. Enri, asal ternate. Hafalan 9 juz. Ayah dan ibunya belum bisa membaca Al Qur'an. Enri tinggal bersama ortunya di rumah kontrakan yg masih sangat sederhana. Enri sangat menghargai ortunya. Kuat dalam masalah tajwid.
Juara 3:
3. Kamil (Kamil Ramadhan) asal magelang, santri ponpes demuttaqin. Hafalan 30 juz dalam waktu 6.5 bulan, dan juga menghafal 500 hadits. Kamil juga Anak yatim, ayahnya meninggal ketika kamil belum berusia 2 tahun. Kamil pernah menjadi pengemis untuk membantu biaya sekolah kakaknya.


MENDAMPINGI SANG AYAH BELAJAR AL QURAN

Momen saat Enri mendampingi sang Ayah untuk membaca Al Quran. Walaupun kedua orang tua Enri belum lancar membaca Al Quran, tapi Enri tetap bangga, sayang dan hormat pada keduanya.
Tidak pernah malu mempunyai orang tua yang belum lancar baca Al Quran, dengan penuh kesabaran, Enri terus mendampingi keduanya untuk belajar membaca Al Quran.
Terima kasih Enri.

Masya Allah Ahmad.. 
Senyummu itu loh nak..
Yang begini yg harusnya jadi viral..
Anak yg masih begitu muda menjadi imam sholat tarawih, bukannya anak-anak yang lagi teriak di jalan "om telolet om" hehe yang nggak jelas dan gak punya manfaat malah jadi viral..
Semoga makin banyak lahir para penghapal Al Quran di Indonesia, aamiin..
Anak2 penghapal Al Quran inilah yg menjadi salah satu turunnya Rahmah dari Allah.
Allahummarhamna bil quran


Rabu, 21 Juni 2017

TAKDIR ALLAH TETAP YANG TERBAIK

Ketika kita menginginkan sesuatu yang tak kunjung DIDAPATKAN.
Maka Allah meminta kita untuk sabar MENUNGGU.
Ketika kesedihan menjatuhkan AIR MATA
Maka Allah meminta kita untuk berusaha TERSENYUM .
Ketika perjalanan hidup terasa MEMBOSANKAN.
Maka Allah menyuruh kita untuk banyak BERSYUKUR.
Kita punya RENCANA.
TAKDIR ALLAH Itu indah.
Akan tetapi sehebat apapun kita merencanakan sesuatu.
Tetap takdir Allah adalah yang terbaik Untuk kita.
Ingatlah...
Allah selalu memberikan kelebihan dibalik kekurangan.
Allah selalu memberikan Kekuatan dibalik kelemahan.
Allah selalu memberikan senyum dibalik kesedihan.
Allah selalu memberikan Harapan dibalik keputus-asaan.
Yakinlah...
Kebahagiaan itu akan hadir juga pada waktunya.
Sesuai kehendak-Nya.
Sesuai takdir-Nya.
Dan tak ada alasan bagi kita untuk meragukan-Nya.
Semoga kita semua mendapatkan pasangan yang sholeh/sholehah dan menjadi keluarga yang sakinah, mawadah dan warahmah

Opening Bangkitlah Negeriku-Shoutul harokah

Opening Album bangkitlah negeriku - Shoutul harokah


10 tahun terakhir …4 kali nahkota bahtera negeri ini berganti
10 tahun terakhir… pemegang amanat semakin tidak bisa dipercaya , mereka semakin rakus merampas hak-hak rakyat jelata
10 tahun terakhir… malapetaka selalu menghantam negeri ini ( tsunami, banjir, longsor dan bermacam penyakit silih berganti ) merontokkan anak anak negeri
10 tahun terakhir… orang-orang lapar dan orang -orang menganggur semakin tidak tehitung jumlahnya
10 tahun terakhir… kemaksiatan dan tindak kejahatan sangat sulit dihentikan, rasa malu dan rasa peduli terasa semakin menjauh

Adakah harapan dan asa di negeri ini?
Mungkinkah Allah berkenan untuk mencurahkan berkah dan rahmatNya?
Apakah kita berhak untuk berkuasa dan memimpin negeri ini?
Pantaskah kita melayani orang-orang yang bosan dengan janji-janji para PENIPU?

Ingatlah saudaraku,
Arah dan tujuan kita jangan berubah!
Langkah harus semakin tegap!
karena perubahan adalah kepastian!
Bangkitkan semangat dan rebut setiap peluang!
jangan sibuk dengan hal yang tidak penting!
Lenyapkan keraguan!
dan yakinlah Allah pasti membimbing kita untuk mendapatkan kebahagiaan yang hakiki...


ISTRI ITU BAWA REZEKI

Perbanyaklah bersedekah pada isteri
Setiap uang yang kita belanjakan kepada isteri adalah SEDEKAH. Semakin banyak kita bersedekah, pasti semakin murah rezeki.
Si suami selalu merungut gajinya tak cukup sampai nafkah isteri pun kadang terabai.......
Hak isteri harus dijaga.
Belanja yang paling bagus adalah kepada isteri...
Perbanyaklah bersedekah pada isteri, insya Allah rezeki suami semakin lapang dan bertambah....
- Muhammad Assaewad -

Ada hikmah di balik musibah

Keras sekali badai menghantam sebuah kapal yang sedang berlayar. Tak berselang lama, kapal itu pun tenggelam dan hanya beberapa orang saja yang selamat.

Dan ombak membawa seorang laki-laki hingga ia terdampar di pantai sebuah pulau asing tak berpenghuni.

Ia segera siuman dan tersadar bahwa ia tengah berada di sebuah pulau jauh dari manusia dan tak berpenghuni. Kedua lututnya segera terpasung di atas pasir guna bersimpuh menengadahkan kedua tangannya ke langit.

Berdoa ia kepada Allah agar diberi keselamatan dan jalan keluar. Ia meminta bantuan, pertolongan dan penjagaan kepada Allah jalla tsana’uh.

Ia memungut daun-daun untuk menjadi atap dan penutup gubuk yang ia bangun dari potongan kayu-kayu yang ada sehingga terjaga ia dari dinginnya malam dan panasnya siang. Ia pun minum dari air anak sungai dan hari-hari pun berlalu mengikuti ketetapan Rabb yang Agung.

Suatu ketika, sambil menunggu makanan yang ditaruhnya di atas tungku api hingga matang, ia memilih untuk berjalan-jalan agak jauh dari gubuknya.

Ketika kembali ke gubuknya, terkaget ia dengan apa yang terjadi. Api tadi melahap segalanya hingga gubuk yang ia bangun dan tempati beberapa hari.

“Kenapa, wahai Rabb?” Ia bertanya sambil berteriak.

“Kenapa, wahai Rabb?”

“Gubukku hangus terbakar dan tak ada yang tersisa.”

“Hanya aku ada di pulau ini. Tak da yang tersisa untukku.”

“Kenapa segala musibah ini selalu saja mendatangiku?”

Badannya kembali tersungkur sedih. Lapar yang memuncak dan kesedihannya itu membuatnya tertidur hingga pagi menjelang.

Ada yang aneh di pagi itu. Sebuah sampan penyelamat mendekat dan segera bersandar di pulau itu untuk menyelamatinya. Ia pun segera menaiki sampan tersebut.

“Bagaimana kalian bisa menemukan pulau ini dan mengetahui kalau aku tersesat dan membutuhkan bantuan?” Tanyanya dengan sejuta heran.

Regu penyelamat menjawab:

“Kami melihat asap bergemul di atas pulau ini lantas kami mengetahui bahwa seseorang membutuhkan bantuan.”

_____
Catatan penerjemah:

Dan jalan keluar itu tak jarang terbingkai dari hal-hal yang tak teridhai oleh hati. Tak akan rugi yang mengetuk pintu Allah berkali-kali.

Sumber: page Nasha-ih ‘Ammah
Penerjemah: Ustadz Yani Fahriansyah...

Asrama LIPIA Jakarta

Karakter Jujur di Bulan Ramdhan

Klee Ust. Tasyrif Amin.

KARAKTER atau akhlak mulia bisa dilihat dari banyak indikator. Sebagaimana sudah menjadi takdir, bahwa manusia memiliki kebaikan dan kelebihan yang berbeda-beda. Namun dalam perspektif nilai, ada indikator utama yang menjadi basis nilai dari pertumbuhan karakter manusia.
Basis nilai adalah sesuatu yang bersifat asasi yang dalam perspektif Islam. Hal ini disebut fitrah. Manifestasi dari fitrah manusia adalah kejujuran.
Artinya, kalau orang mampu jujur sesuai dengan fitrah atau hati nuraninya, maka itulah nilai kemanusiaan tertinggi, dan itulah karakter yang sesungguhnya. Kita masih teringat motto Komite Pemberantasan Korupsi ‘berani jujur, hebat’.
Jatidiri ‘jujur’ bersifat transformatif. Artinya, sifat-sifat lain bisa tereliminir dengan trasformasi kejujuran. Makin kuat nilai kejujuran, maka sifat-sifat tercela akan melemah dan berkurang. Ada sebuah kisah menarik di zaman Nabi.
Seseorang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Saya mau masuk Islam, tapi belum bisa meninggalkan khamar dan zina”.
Kemudian Rasulullah menjawab, “Yang penting bisa jujur”.
Pada suatu kesempatan, si penanya memiliki peluang untuk minum khamar dan berzina. Ia menghadapi pertarungan batin antara menerjang kebatilan atau meninggalkannya.
Akhirnya, dia berkeputusan meninggalkan maksiat tersebut karena teringat akan ikatan janjinya untuk jujur kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Jujur dan bohong, ibarat cahaya dan gelap. Sebagaimana cahaya bisa melenyapkan kegelapan, maka kejujuran dijamin mampu melenyapkan sifat-sifat buruk.
Dijelaskan dalam sebuah hadits Shahih:
“Tidak akan berkumpul dalam hati seseorang iman dan kufur, dan tidak bisa berkumpul bersama-sama sifat jujur dan sifat bohong, dan tidak bisa berkumpul bersama-sama sifat khianat dan amanah” (H.R. Imam Ahmad)
Salah satu latihan kejujuran yang sangat aplikatif adalah puasa. Praktek puasa langsung berkaitan dengan kejujuran.
Rukun Islam, yang terdiri dari syahadat, shalat, zakat dan haji, semuanya memiliki unsur gerakan dan dipersaksikan.
Sementara puasa, tidak ada gerakan dan tidak bisa dinilai seseorang. Yang tahu hanyalah yang menjalankannya dan Allah Al-Bashiir. Sebagaimana tertuang dalam hadits shahih berikut,
“Semua amal anak keturunan Adam adalah untuk dirinya, kecuali puasa. Puasa adalah untuk-Ku dan Aku-lah yang membalasnya”.
Perjuangan melahirkan sifat jujur seharusnya menjadi program mainstream di bulan Ramadhan. Tentu saja latihannya tidak sebatas menahan makan dan minum, tapi juga latihan dalam membiasakan berbagi kebaikan. Tadarus al-Qur’an, disiplin shalat di masjid, dan berbagai kepada sesama akan menghidupkan jiwa.
Jiwa yang hidup akan mendekat kepada Allah, dan selanjutnya memiliki kepekaan secara ruhaniyah atau spiritual. Dari sana sifat jujur akan tersemaikan menjadi karakter manusia.


Kenapa sih kamu nggak mau sentuhan dengan aku ?!

Seorang wanita gaul bertanya pada seorang pemuda yang shaleh: Wanita: “Kenapa sih kamu nggak mau bersentuhan tangan denganku? Emangnya aku ini hina ya?”
Pemuda: “Bukan begitu Mba, Justru saya lakukan itu karena saya sangat menghargai Mba sebagai seorang wanita”
Wanita: “Maksudmu?”
Pemuda: “Coba saya tanya sama Mba, apakah boleh seorang rakyat jelata menyentuh tangan putri keraton yang dimuliakan?”
Wanita: (Sambil mengernyitkan dahi) “T .. Tentu gak boleh sembarangan dong!”
Pemuda: “Nah, Islam mengajarkan bagaimana kami menghormati semua wanita layaknya ratu yang ceritakan tadi. Hanya pangeran saja yang layak menyentuh tuan putri.”
Wanita: (Sambil agak malu) “Oh .. Terus kenapa sih mesti pakai menutup tubuh segala, pake kerudung lagi, jadi gak keliatan seksinya”
Pemuda : (Membuka sebuah rambutan, lalu memakannya sebagian. Dan mengambil sebuah lagi sambil menyodorkan 2 buah rambutan itu pada wanita tersebut) “Kalau Mba harus memilih, pilih rambutan yang sudah saya makan atau yang masih belum terbuka”
Wanita: (Sambil keheranan dan sedikit merasa jijik) “Hi .. Ya saya pilih yang masih utuh lah, mana mau saya makan bekas Mas”.
Pemuda : (Sambil tersenyum) “Tepat sekali, semua orang pasti memilih yang utuh, bersih, terjaga begitu juga dengan wanita. Islam mensyariatkan wanita untuk berhijab dan menutup aurat semata-mata untuk kemuliaan wanita juga”.
Wanita: “Terimakasih ya, aku semakin yakin untuk berhijab dan menutup aurat, Islam memang sangat memuliakan wanita.
Subhanallah. Ngomong-ngomong Mas sudah punya pacar belum?”
Pemuda: “Mmm .. Saya belum punya dan bertekad tidak akan punya pacar.”
Wanita : (Kebingungan) “Loh, kenapa? Bukannya semua muda-mudi sekarang punya temen istimewa”
Pemuda: “Begini Mba, kira-kira kalau Mba diberi hadiah handphone, ingin yang bekas atau yang masih baru??”
Wanita: “Ya jelas yang baru lah”
Pemuda: “Kalau suatu saat Mba menikah, mau pakai baju loakan yang harganya Rp. 50.000/3 potong atau gaun istimewa yang harganya Rp.20 juta keatas”
Wanita: “Ih .. Mas ini. Ya pasti saya pilih gaun istimewa, mana mau saya pakai baju loakan, udah bekas dipegang orang, gak steril lagi. hi …”
Pemuda: “Nah, begitu juga Islam memandang pacaran Mba. Kami, diajarkan untuk menjunjung ikatan suci bernama pernikahan. menjadi pasangan yang saling mencintai karenaNya. Yang menjaga kesucian dan kehormatan dirinya sebelum akad suci itu terucap. Karena kami hanya ingin mempersembahkan yang terbaik untuk pasangan kami kelak”
Wanita: (Hatinya berdebar-debar tak menentu, kata-kata pemuda tadi menjadi embun bagi hatinya yang selama ini hampa. Matanya pun menetes) “Mas, aku semakin merasa banyak dosa. Masihkah ada pintu taubat untukku dengan semua yang sudah aku lakukan?”
Pemuda: (Matanya berbinar, perkataannya berat) “Mba, jikalah diibaratkan seorang musafir kehilangan unta beserta makanan dan minumannya di gurun pasir yang tandus. Maka kebahagiaan Allah menerima taubat hambanya lebih besar dari kebahagiaan musafir yang menemukan untanya kembali.
Kalaulah kita datang dengan membawa dosa seluas langit, Allah akan mendatangi kita dengan ampunan sebesar itu juga. Subhanallah”.
Wanita: (Berderai air matanya, segera ia usap dengan tisunya) “Terimakasih Mas, saya banyak mendapatkan pencerahan hidup. Semoga saya bisa berubah lebih baik”
Pemuda: “Aamiin” ..


Sumber : islampos.com

Foto : Dok pribadi


Senin, 19 Juni 2017

Adakah Batasan Waktu Pengeluaran Zakat Fitrah?

Adakah Batasan Waktu Pengeluaran Zakat Fitrah?

📃📜 Waktu-waktu pengeluaran zakat fitrah ini secara terperinci adalah sebagai berikut :

📔1. Waktu wajib pengeluaran zakat fitrah ini adalah dari terbenamnya matahari pada malam hari raya idul fitri hingga shalat idul fitri keesokan harinya, karena waktu terbenamnya matahari merupakan waktu berbuka terakhir dari bulan Ramadhan.

📔2. Waktu sunat pengeluarannya adalah setelah shalat subuh pada pagi hari raya hingga waktu shalat idul fitri. Sesuai hadis: “Dan beliau memerintahkan pembayaran zakat itu sebelum keluarnya orang-orang untuk shalat (idul fitri)”. ((HR Bukhari: 1503, dan 1509).

📔3. Waktu bolehnya pengeluarannya adalah sehari atau dua hari sebelum hari raya idul fitri sebagaimana yang diamalkan oleh para sahabat pada zaman Nabi termasuk Ibnu Umar radhiyallahu’anhu dan sahabat lainnya[1], bahkan sebagian ulama membolehkan untuk mengeluarkannya dari awal bulan Ramadhan.

📕📎 Apabila seseorang membayar zakat fitrah ini setelah shalat idul fitri tanpa ada udzur atau alasan syar’i maka ia berdosa, dan zakat yang dibayarnya tersebut sama sekali tidaklah bernilai zakat fitrah namun hanya bernilai sedekah biasa. Adapun bila ia melakukan itu karena ada alasan syar’i seperti lupa atau tidak mendapatkan fakir miskin sebelum shalat idul fitri, maka zakatnya tetap dianggap sebagai zakat fitrah yang sah. Ini sesuai hadis Ibnu Abbas: “Barangsiapa yang membayarnya (zakat fitrah) sebelum shalat (idul fitri) maka ia adalah zakat fitrah yang diterima (sah), dan barangsiapa yang membayarnya setelah shalat (tanpa alasan syar’i) maka ia hanyalah dianggap sebagai sedekah seperti sedekah-sedekah biasanya” (HR Abu Daud: 1609, dan Ibnu Majah: 1827, hadisnya hasan)[2].

[1] . Dalam HR Bukhari (1511)

[2] . Syarh Arkaan Al-Islam: hal. 128-129

📝Sumber : https://goo.gl/xEmnT9

Insani UNDIP 2017
#InsaniBerdedikasi
#KitaBanggaJadiRohis

✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨


Dahsyatnya Kalimah Dzikir : Hasbunallah Wanikmal Wakil Nikmal Maula Wanikman Nasir

🚥🚥🚥🚥🚥🚥🚥🚥🚥🚥🚥🚥🚥🚥🚥🚥🚥🚥🚥🚥🚥
Bismillāhir-rahmānir-rahīm.
Assalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuhu ??
🏵️ Kekuatan dzikir Hasbunallah Wani'mal Wakil Ni'mal Maula Wani'man Nasir melebihi kekuatan apa pun di dunia ini, serta menegaskan semangat tauhid pada diri orang mukmin. Yaitu bahwa hanya kepada Allah sajalah tempat untuk berserah diri, dan pengakuan bahwa semua makhluk ciptaanNya adalh lemah atau tidak abadi.
Bahkan, dzikir ini merupakan untaian ayat Al-Quran dg makna yg terkandung hikmah agung di dalamnya. Dengan mempelajarinya, maka menjadi tahu tentang arti, makna, hikmah, keutamaan, dan kelebihannya sbagai sarana utk mendekatkan diri kepada Allah sekaligus meminta pertolongan hanya kepada-Nya.
🌠 Berikut beberapa kedahsyatannya:
1. Membaca dzikir Hasbunallah Wani'mal Wakil Ni'mal Maula Wani'man Nasir adalah salah satu bentuk ketakwaan kita kepada Allah. Bentuk dan rasa tawakal kita kepada Allah dg sepenuhnya mendekatkan diri kepadaNya. Dg kalimat ini, kita menyerahkan segenap jiwa dan raga kepada Allah, menyerahkan segala urusan, beban, dan masalah kita kepada Allah karena Allah lah sebaik-baiknya wakil. Tawakal dan ikhlas menyerahkan sepenuhnya urusan kepadaNya.
2. Pada saat dihimpit berbagai problema kehidupan dunia yang begitu menyesakkan, dirundung duka dan derita, serta masalah yg berkecamuk, trmsk kesulitan hidup, maka kita hendaknya mengucapkan ayat "hasbunallah wanikmal wakil nikmal maula wanikman nasir". Selain itu, merupakan wujud ketergantungan manusia kpd Allah, manifestasi permohonan tolong kepadaNya, dan bentuk tawakal utk mengembalikan sgala urusan kepada-Nya.
3. Adapun makna hasbunallah wani'mal wakil secara implisit (tersirat) menegaskan tentang ke-Esaan Allah, yakni sebagai satu-satunya dzat yang patut kita untuk menyerahkan semua urusan, meminta pertolongan, dan memohon perlindungan dari segala gangguan. Karena Dia lah sebaik-baiknya dzat yg patut disembah dan dimintai pertolongan.
Kedahsyatan dzikir ini memiliki arti dan makna sangat mendalam atas kedekatan dan rasa tawakal kita kepada Allah sebagai Tuhan Sang Pencipta yang Maha Kuasa.
Kisah2 kedahsyatan Dzikir Hasbunallah wani'mal wakil :
1.Diriwayatkan bahwa ketika Nabi Ibrahim diletakkan di atas tungku api, Jibril bertanya kepada beliau –Apakah engkau memerlukan sesuatu pertolongan dariku?’ Nabi Ibrahim lantas menjawab – “Aku tidak memerlukan apa-apa pertolongan darimu. Aku hanya memerlukan pertolongan dari Allah”.
“Hasbunallah wa ni’mal wakil” itulah kalimat yang dikatakan oleh Nabi Ibrahim alaihissalaam ketika akan dilempar ke kobaran api. Nabi Ibrahim mempercayakan seluruh jiwa dan raganya sepenuhnya kepada Allah, maka Allah berfirman “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim”. Allah menjadikan api yang panas itu dingin seketika. Dan Ibrahim pun tidak terbakar. Demikian halnya dengan Rasulullah dan para sahabat ketika menghadapi ancaman dari pasukan kafir, mereka juga mengucapkan “Hasbunallah wa ni’mal wakil” Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung.
2.Nabi Muhammad ﷺ menyebut kalimah Hasbunallah wa ni’mal wakil ketika di dalam perang Badar, sehingga Allah memberikan kemenangan kepada baginda.
3. Pernah ada suatu cerita tentang seorang pedagang yang hendak meminjam wang untuk modal usaha kepada seorang mukmin. Sang mukmin bertanya kepada sang pedagang “apa jaminan darimu, agar dapat membayar pinjamanmu?” sang pedagang menjawab “Allah SWT”, maka sang mukmin berkata” jika itu yang jadi jaminanmu, maka aku percaya”. Lalu bersepakatlah jadual pelunasan hutang.
Si pedagang pun menggunakan uang itu untuk berdagang. Ketika menjelang tempoh pembayaran hutang, si pedagang dengan membawa hasil keuntungan dagangannya pergi untuk melunasi hutangnya kepada sang mukmin. Akan tetapi setiba di seberang lautan tak ada satupun perahu yang dapat membawa dia ke tempat tujuan.  Dia khawatir akan lewat jatuh tempoh kesepakatan yang telah dibuat dengan si mukmin. Lalu dia mengambil sebuah kayu dan melubangi kayu itu, lalu ia masukkan uang dan sebuah surat kedalam ke kayu. Sang pedagang kemudian menaruh kayu itu ke laut, dan berdoa kepada Allah semoga uang dapat sampai ke tangan si mukmin.
Keesokan harinya, akhirnya sang pedagang dapat menyebrang dengan membawa uang penganti yang lain, kemudian datang menyerahkan kepada si mukmin. Sang mukmin menjawab dengan tersenyum “uang pinjamanmu sudah ku terima kemarin”"ketika aku sedang menunggumu. Aku menemukan sebuah kayu lalu kubawa pulang untuk kujadikan kayu bakar, pada saat aku membelahnya ada uang beserta surat darimu”sang pedagangpun tersenyum dan bersyukur kepada Allah.
4. Berkaitan dengan doa kepasarahan di atas, pada tahun 2007, seorang TKW (Tenaga Kerja Wanita) Indonesia di Hong Kong didakwa membunuh bayi majikan. Pekerja asal Malang itu mengaku saat itu sangat lelah setelah kerja beberapa hari tanpa istirahat yang cukup.
Tiba-tiba saja bayi dalam gendongannya jatuh dan mati dalam perjalanan ke rumah sakit. Ia ditangkap polisi dan dimasukkan dalam tahanan dengan dakwaan pembunuhan sambil menunggu proses pengadilan.
Dalam pengadilan yang berlangsung beberapa kali dengan didampingi pembela dari KJRI (Konsulat Jenderal Republik Indonesia), ia dituntut penjara tujuh tahun. Pada malam menjelang sidang esok harinya, perempuan berusia dua puluhan tahun dan baru masuk Islam itu pamit untuk menjalani hukuman yang sudah pasti dijalani berdasar beberapa pengalaman serupa dalam pengadilan di Hong Kong.
Namun, ia tetap meminta doa selamat. Sekalipun belum bisa membaca dengan lancar, saya tuliskan Hasbunallah wanikmal wakil (cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah Pelindung Yang Terbaik).
Saya tambahkan juga doa ni’mal maula wani’man nashir (Tuhan Maha Penolong dan Pemberi kemenangan. QS. Al-Anfal 8:40, al-haj 22:78). Ia baca doa itu sepanjang malam sambil menangis karena teringat orangtuanya di Indonesia yang tidak tahu menahu kejadian itu.
Esok harinya, sebuah keajaiban terjadi. Dalam sidang terakhir itu, ia dibebaskan dari semua tuduhan, tapi dalam waktu 48 jam harus meninggalkan Hong Kong. Pengacaranya terheran-heran karena hampir tidak masuk akal. Jaksa penuntut juga bersungut-sungut dengan keputusan hakim.
Subhanallah.., Allahu Akbar.., !!
Kita tidak perlu takut dengan segala tantangan, karena kita telah memiliki kekuatan besar: keimanan, dan senjata ampuh yaitu:
"Hasbunallah wanikmal wakil, ni’mal maula wani’man nashir.
Inilah kehebatan kita sebagai seorang mukmin: tidak cengeng, waswas, gelisah, pesimis menghadapai suatu masalah. Kita baca berulangkali dzikir ini sambil merenungkan Ke-Mahaperkasaan dan ke Mahakuasaan Allah dalam menolong hamba-Nya.
Kita hadapi semua tantangan dengan penuh iman dan percaya diri, lalu kita serahkan sepenuhnya kepada Allah SWT. Pasrahkan semua masalah yang Anda hadapi kepada Allah sepenuhnya, Allah pasti hadir dan berkata, “Tenanglah, Aku hadir untuk mengambil alih semua masalahmu!.”
Wallahu'alaam.

Semoga bermanfaat dan kita senantiasa mengamalkannya..
Aamiin ya Rabbal'alaamiin.

By :Okky


Taushiah Ramadhan Irwan Prayitno 24 Ramadhan 1438H Ujian Harta: Kaya & Miskin

Harta terlihat sebagai kesenangan dunia, yang sebagian besar manusia, cenderung kepadanya. Tapi, keberadaan harta itu, baik adanya (berlimpah), cukup, atau kekurangan juga menjadi ujian dan fitnah duniawi bagi manusia, tergantung bagaimana menyikapinya. Hal ini, secara jelas disampaikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya,

إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً وَفِتْنَةُ أُمَّتِي الْمَالُ

Sesungguhnya setiap umat mendapatkan fitnah dan fitnah umat ini adalah harta.” (Riwayat Tirmidzi)

Jadi, ujian bagi manusia bukan hanya melalui kemiskinan, tapi kekayaan pun merupakan ujian.

Allah memperjelasnya dalam firmanNya

وَتُحِبُّونَ الْمَالَ حُبًّا جَمًّا

dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan. (Q.S. Al Fajr: 20)

Kecintaan kepada harta, kesibukan yang berlebihan dalam mengejarnya yang membuat kita memperhatikan yang lain, beribadah kepada Allah, beramal saleh kepada sesama manusia, bersedekah dan menginfakkannya di jalan yang Allah ridhai, akan membuat kita jauh dari rahmat dan berkah dari Allah.

Bagaimana tidak? Allah lah Yang Maha Pemberi Rezeki, tetapi manusia terlalu sibuk mengejar dan mengumpulkan rezeki, hingga melupakan hak bagi Yang Mengatur Rezeki. Lalu, mengapa ada orang yang lalai ataupun ingkar, malah memiliki rezeki yang berlimpah? Itulah ujian terbesar yang Allah turunkan kepadanya, yang biasa disebut istidraj.

Istidraj artinya suatu jebakan berupa kelapangan rezeki padahal yang diberi dalam keadaan terus menerus bermaksiat pada Allah.

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا رَأَيْتَ اللهَ تَعَالَى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيْهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنهُ اسْتِدْرَاجٌ

Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.” (Riwayat Ahmad)

Jadi, bagi anda yang saat ini memiliki harta berlebih, berbisnis selalu mudah menghasilkan uang, tetapi sebenarnya anda malas beribadah, gemar bermaksiat, lalai bersedekah, itulah tanda Allah sedang menjerumuskan anda ke dalam gelimang fitnah harta. Na'udzubillah min dzalik.

Bisa jadi, istidraj diberikan karena kita sudah tidak mempedulikan bagaimana dan darimanan sumber harta tersebut kita raih, apakah lewat cara yang halal dan haram.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabda beliau,

يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لاَ يُبَالِي الْمَرْءُ مَا أَخَذَ مِنْهُ؛ أَمِنَ الحَلاَلِ أَمْ مِنَ الحَرَامِ؟!

Akan datang kepada manusia suatu zaman (ketika itu) seorang tidak lagi peduli dengan apa yang dia dapatkan, apakah dari yang halal atau haram (Riwayat Bukhari)

Sabda beliau pula:

لا حَسَدَ إِلاّ في اثْنَتَيْنِ : رَجلٌ آتَاهُ الله مَالاً فَهُوَ يُنْفِقُ منهُ آنَاءَ اللّيْلِ و آنَاءَ النّهَارِ ، وَرَجُلٌ آتَاهُ الله القُرْآنَ فَهُوَ يَقُومُ بِهِ آنَاءَ اللّيْلِ وَ آنَاءَ النّهَار . متفق عليه

Demikianlah harta dapat menjadi sebab seorang masuk syurga, namun juga bisa membuat seorang terjerumus ke dalam neraka jahannam.”

Lalu bagaimana bagi orang yang kekurangan harta. Apakah terkena fitnah harta? Ya, bisa jadi kemiskinan juga adalah ujian dan fitnah harta kepada kita. Manakala, kita lupa bersyukur kepada Allah, sering merutuk terhadap kondisi kekurangan yang ada, malas bekerja, dan menempuh jalan yang Allah benci untuk mencari solusinya.

Karena banyak atau sedikitnya rezeki yang Allah berikan kepada kita, itu adalah pemberian Allah yang sudah seharusnya kita syukuri. Semua itu titipan Allah, yang tidak layak kita ingkari. Mungkin saat itu Allah sedang menguji level keimanan kita, apakah kita tetap menjadi hamba yang shalih saat diuji dengan kekurangan, atau sebaliknya. Karena Allah lah Yang memahami kadar hati makhlukNya dalam mengelola harta. Bisa jadi, kita yang ditimpa kemiskinan, akan menjadi kufur nikmat jika diberi rezeki berlebih. Karena Allah sayang padanya, ia diberi ujian berupa kekurangan terlebih dahulu, dan akan menambahkan rezekinya, seiring naiknya kadar keimanan. Allah sudah atur kadar rezeki makhlukNya secara cukup, semoga kita mampu untuk memaknainya.

Firman Allah dalam Al Qur'an

وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَٰكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ ۚ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ

Dan jikalau Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat. (Q.S. Asy Syura: 27)

Ibnu Katsir rahimahullah lantas menjelaskan, “Seandainya Allah memberi hamba tersebut rezeki lebih dari yang mereka butuh, tentu mereka akan melampaui batas, berlaku kurang ajar satu dan lainnya, serta akan bertingkah sombong.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6: 553)

Malah, bagi yang kekurangan harta, Allah sangat membanggakan orang yang tetap mengeluarkan sedekahnya, dan nilainya jauh lebih besar di hadapan Allah dari orang kaya yang bersedekah.

Dari Abu Hurairah dan ‘Abdullah bin Hubsyi Al Khots’ami, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya sedekah mana yang paling afdhol. Jawab beliau,
جَهْدُ الْمُقِلِّ

Sedekah dari orang yang serba kekurangan.” (Riwayat An Nasai, shahih)

Dalam riwayat lain disebutkan sebuah hadits

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَبَقَ دِرْهَمٌ مِائَةَ أَلْفِ دِرْهَمٍ قَالُوا وَكَيْفَ قَالَ كَانَ لِرَجُلٍ دِرْهَمَانِ تَصَدَّقَ بِأَحَدِهِمَا وَانْطَلَقَ رَجُلٌ إِلَى عُرْضِ مَالِهِ فَأَخَذَ مِنْهُ مِائَةَ أَلْفِ دِرْهَمٍ فَتَصَدَّقَ بِهَا
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Satu dirham dapat mengungguli seratus ribu dirham“. Lalu ada yang bertanya, “Bagaimana itu bisa terjadi wahai Rasulullah?” Beliau jelaskan, “Ada seorang yang memiliki dua dirham lalu mengambil satu dirham untuk disedekahkan. Ada pula seseorang memiliki harta yang banyak sekali, lalu ia mengambil dari kantongnya seratus ribu dirham untuk disedekahkan.” (Riwayat An Nasai)

Subhanallah, maka jadilah kita insan yang tetap dermawan, baik saat susah maupun senang, semata-mata agar mendapat keridhaan dari Allah. Ridha Allah adalah nikmat yang ternilai, walaupun dibandingkan dunia dan seisinya.

Firman Allah

آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَأَنْفِقُوا مِمَّا جَعَلَكُمْ مُسْتَخْلَفِينَ فِيهِ ۖ فَالَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَأَنْفَقُوا لَهُمْ أَجْرٌ كَبِيرٌ

Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar (Q.S. Al Hadid: 7)

Wallahu a'lam bishshawaab
==============================
Materi ceramah ini bisa disimak di Youtube link:
https://youtu.be/PQzjyZuI7EU


Sabtu, 17 Juni 2017

MALAM KE-23 MALAM PELUANG TURUN LAILATU AL-QADRI

Oleh : Samsul Basri, SSi, MEI

Lailatu al-qadri atau malam yang mulia penuh keberkahan, akan turun di sepuluh hari terakhir ramadhan, khususnya di malam-malam ganjil, Nabi saw bersabda,

تحروا ليلة القدر في الوتر من العشر الأواخر من رمضان

_Carilah lailatu al-Qadri di malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir ramadhan._ (HR. Bukhari. No. 2017)

Malam ini adalah malam ke 23, telah berlalu malam ke 21, namun tanda-tanda Lailatul qadri pada malam tsb belumlah tampak. Maka selayaknyalah bagi para pencinta kebaikan untuk tidak melewatkan malam ini (malam ke 23) dengan serangkaian ibadah dan amal shaleh. Dan jangan lupa untuk berdoa dengan doa yang diajarkan oleh Rasulullah saw,  _"Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbu al-'afwa fa'fuanni"_

Tanda-Tanda telah turun Lailatu al-Qadri :

Tanda yang pertama :

Terdapat dalam sahih Muslim, dari hadits Ubay bin Ka'ab r.a bahwasanya Nabi saw mengabarkan bahwa diantara tanda-tanda lailatul qadri yaitu matahari terbit di pagi hari (berwarna putih) dan sinarnya tidak menyorot atau menyengat. (HR. Muslim)

Tanda yang kedua :

Terdapat dalam hadits Ibnu Abbas menurut Ibnu Khuzaimah, dan atThayaalisiy dalam musnadnya, dan sanadnya sahih, bahwa Nabi saw bersabda : malam lailatul qadri adalah malam yang cerah, tidak panas dan tidak pula dingin, dan dipagi harinya matahari menjadi kemerah-merahan. Sahih Ibnu Khuzaimah (2912) dan Musnad atThayaalisiy.

Tanda yang ketiga :

Imam Thabrani meriwayatkan dengan sanad yang hasan dari hadits watsilah bin al-asqa' r.a bahwasanya Nabi saw bersabda : (Malam lailatul qadri adalah malam yang terang sepertinya ada rembulan terbit, tenang, sunyi, tidak dingin, tidak panas, tidak dihalalkan bagi bintang-binatang untuk dilemparkan di malam itu hingga pagi." (HR. Thabrani)

Imam Ahmad menambahkan dalam musnadnya, "Dan di pagi harinya matahari terbit merata, pancaran cahayanya tidak seperti rembulan di malam purnama, dan tidak halal bagi setan untuk keluar di saat itu.", (HR. Ahmad)


Jumat, 16 Juni 2017

PANTASKAH KITA IKUT MERAYAKAN HARI RAYA ?

Oleh : KH Hafidz Abdurrahman

Hari Raya adalah hari kemenangan, bagi siapa? Bagi siapa saja yang berhasil meraih takwa, setelah ditempa selama sebulan penuh. Karena takwa adalah hikmah di balik perintah berpuasa, maka tidak semua orang yang berpuasa bisa meraihnya. Itulah, mengapa Nabi Sa-Llahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلاَّ الجُوْعُ وَالْعَطْشُ

Betapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa, kecuali hanya lapar dan dahaga.” [Hr. An-Nasa’i, Ibn Majah, ad-Darimi, al-Hakim]

Orang yang bertakwa itu, kata Sayyidina ‘Ali, adalah orang yang takut kepada Rabb yang Maha Agung [khauf min ar-Rabb al-Jalil]; menjalankan apa yang diturunkan oleh Allah [al-‘amal bi at-tanzil]; rela terhadap yang sedikit [ar-ridha bi al-qalil], dan bersiap diri untuk menghadapi Hari Penggiringan [isti’dad li yaumi ar-rahil], saat digiring di Padang Makhsyar, dan dimintai pertanggungjawaban satu per satu di hadapan Allah.

Dengan takwa yang ada di dalam dada, kita bisa menunaikan puasa sebulan penuh dengan keyakinan bulat, semata karena Allah, serta hanya mengharap ridha-Nya, bukan karena apapun, dan siapapun. Begitu juga dengan takwa, kita bisa mendirikan qiyam Ramadhan sebulan penuh dengan keyakinan bulat, semata karena Allah, serta hanya mengharap ridha-Nya, bukan karena apapun, dan siapapun. Dengan semauanya itu, Nabi pun menegaskan, bahwa dosa-dosa kita sebelumnya akan diampuni oleh Allah.

Tak hanya itu, selama Ramadhan, karena takwa di dalam dada, kita menghidupkan siang dan malamnya dengan ketaatan. Dengannya, kita pun berhasil memanen sebanyak-banyaknya amal shalih. Belum lagi, saat nilainya dilipatgandakan oleh Allah, sehingga keberkahannya mengalir deras. Terlebih, ketika kita berhasil mewujudkan misi-misi dan kerja-kerja besar di bulan yang agung dan mulia ini.

Wajar, jika karena semuanya itu, kita lantas merayakan Hari Raya Idul Fitri, untuk merayakan kemenangan dan kesuksesan kita. Kemenangan dan kesuksesan kita mengalahkan syaitan, musuh bebuyutan kita, baik syaitan Jin maupun Manusia, termasuk diri kita sendiri. Kita pun sukses menjaga diri kita dalam ketaatan, dan tak mencatatkan dosa atau maksiat. Karenanya, kesuksesan ini layak kita rayakan, sebagai Hari Raya kita. Sembari terus berikhtiar dan berdosa, agar kita bisa meraih Hari Raya berikutnya.

Saat kita terus berikhtiar dalam ketaatan, sehingga ketika ajal menjemput kita, kita pun tetap istiqamah dalam ketaatan. Ini juga merupakan Hari Raya yang layak kita rayakan. Sembari terus berikhtiar, dan berdoa, memohon kepada-Nya, agar kita bisa meraih Hari Raya berikutnya. Saat kita dibangkitkan dari kubur, dan mendapatkan catatan amal perbuatan kita, dan lolos mempertanggungjawabkan seluruh kata dan perbuatan kita di hadapan Allah ‘Azza wa Jalla. Kita pun lolos, saat melintasi titian shirat, karena tak ada jaminan bagi siapapun untuk lolos darinya. Sebagaimana firman Allah:

وَإِنْ مِنْكُمْ إِلاَّ وَارِدُهَا، كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا

Tak seorang pun di antara kalian, kecuali pasti menjadi santapan neraka. Hal itu bagi Tuhan-Mu merupakan keputusan yang pasti.” [Q.s. Maryam: 71]

Sesuatu yang membuat ‘Abdullah bin Rawwahah, Jenderal yang begitu garang saat menghadapi 100,000 tentara Romawi, itu menangis tersedu-sedu, ketika mendengarkan ayat ini. Saat dia tak bisa memastikan dirinya lolos atau tidak dari neraka. Maka, ketika kita melintasi titian shirat, dan lolos dari neraka, itu merupakan kemenangan dan keberhasilan kita, yang layak kita rayakan.

Setelah itu, kita pun bisa menginjakkan kaki kita di surga, sekaligus merayakan Hari Raya kita yang keempat. Setelah kita bisa memastikan, bahwa surga yang dijanjikan Allah itu dalam genggaman kita. Setelah kita berharap-harap cemas, sembari terus melaksanakan ketaatan, dan menjauhi kemaksiatan. Sesuatu yang mendorong para sahabat, siang-malam bekerja keras tak kenal lelah. Bahkan, membuat seorang Imam Ahmad tak kurang setiap malamnya, konon shalat hingga 1000 rakaat. Saat ditanya putranya, “Wahai Ayah, kapan Ayah akan beristirahat?” Beliau menjawab, “Bagaimana mungkin kita bisa beristirahat, sementara surga di depan kita, belum kita gapai.” Maka, saat surga yang dirindukan itu pun benar-benar dalam genggaman, itu merupakan kemenangan yang layak kita rayakan.

Akhirnya, kita pun sampai para puncak Hari Raya, saat kita dikumpulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam surga-Nya. Dalam kitab Raudhatu al-Muhibbin, Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah, mengutip hadits Nabi yang menuturkan, bahwa saat itu Allah bertanya, “Wahai hamba-hamba-Ku, adakah yang Aku janjikan kepada kalian belum Aku tunaikan?” Para penghuni surga itu pun menjawab, “Ya Allah, apa yang Engkau janjikan kepada kami, semuanya telah Engkau tunaikan. Kecuali, melihat wajah-Mu.” Maka, Allah pun titahkan kepada Jibril untuk membuka tabir-Nya. “Wahai Jibril, angkatlah tabir-Ku yang pertama.” Jibril pun mengangkat tabir-Nya yang pertama. Para penghuni surga itu pun menyaksikan cahaya-Nya yang begitu terang. Mereka pun membayangkan itulah Allah, lalu mereka bersimpuh dan bersujud kepada-Nya. Allah titahkan kepada mereka, “Wahai hamba-hamba-Ku, bangunlah kalian. Ini adalah surga, tempat memanen, bukan tempat beramal lagi.” Mereka pun bangkit. Allah kembali menitahkan kepada Jibril untuk mengangkat tabir-Nya yang kedua. Jibril pun mengangkatnya, hingga tampak bayangan yang lebih jelas. Ketika itu, para penghuni surga itu pun bersimpuh dan bersujud kepada-Nya. Allah titahkan kepada mereka, “Wahai hamba-hamba-Ku, bangunlah kalian. Ini adalah surga, tempat memanen, bukan tempat beramal lagi.” Mereka pun bangkit. Allah kembali menitahkan kepada Jibril untuk mengangkat tabir-Nya yang ketiga. Jibril pun mengangkatnya, hingga tampaklah “wajah”-Nya. Ketika itu, para penghuni surga itu pun bersimpuh dan bersujud kepada-Nya. Air mata mereka pun tumpah, pikiran mereka melayang, dan semua nikmat yang pernah mereka rasakan sirna, kalah dengan kenikmatan melihat “wajah”-Nya.

Itulah puncak Hari Raya, yang harus kita rayakan. Semoga kita bisa meraihnya, bukan hanya satu Hari Raya, tetapi kelima-limanya. Bukan hanya di dunia yang fana ini, tetapi juga di sana, negeri abadi, di Akhirat dan jannah-Nya..

Foto : Dokumen pribadi

TIPS MENCEGAH PENCURI MASUK RUMAH SAÀT MUDIK LEBARAN

Berikut TIPS² mencegah pemcuri masuk rumah saat mudik atau bepergian jauh :
1. Kunci pintu, nyalakan tv/ radio cukup keras, letakan sandal (sandal jepit lebih disarankan),mungkin 20-30 pasang. Supaya malingnya takut, disangkanya pada kumpul - kumpul.
Kalo sandal hilang biasalah. Udah resiko, yang penting nggak masuk rumah. Ragu dengan tips 1, baca tips 2.
2. Matikan lampu dan buka sedikit gorden, gantungkan guling dengan bentuk seperti pocong gantung diri di gorden yang sedikit terbuka tadi. Dijamin maling mengurungkan niatnya karena masuk rumah pocong.
Masih ragu dengan tips 1 dan 2? Tenang saja, masih ada tips selanjutnya.
3. Pasang Papan atau Triplek didepan rumah, tulis tulisan "RUMAH INI DIJUAL" atau "RUMAH INI DISITA KPK" Ngga bakal deh tuch maling masuk, rumah bermasalah.
Masih ragu dengan Tips nomor 1 s/d 3, masih ada Tips 4 yang paling cetar membahana.
4. Pergilah ke kantor polisi dan pinjam Police Line (Garis Polisi). Pasang di sekeliling rumah, belilah 2-3 ekor ayam untuk bekal mudik, sembelih ayamnya dan jangan lupa cecerkan darahnya disekeliling rumah. Seakan-akan rumah sedang terjadi pertumpahan darah atau pembunuhan. Yakin, maling ngga akan mendekati rumah yg lagi ada pembunuhan berdarah-darah.
Kalo masih ragu ... Ampun dah, tips terakhir, bawa mudik aja tu rumah.

By : Rivaldi

7 KEISTIMEWAAN LAILATUL QADAR

Berikut keistimewaan Lailatul Qadar :
1- Lailatul Qadar adalah waktu diturunkannya Al Qur’an
Ibnu ‘Abbas dan selainnya mengatakan, “Allah menurunkan Al Qur’an secara utuh sekaligus dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah yang ada di langit dunia. Kemudian Allah menurunkan Al Qur’an kepada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- tersebut secara terpisah sesuai dengan kejadian-kejadian yang terjadi selama 23 tahun.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14: 403). Ini sudah menunjukkan keistimewaan Lailatul Qadar.
2- Lailatul Qadar lebih baik dari 1000 bulan
Allah Ta’ala berfirman,
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al Qadar: 3). An Nakho’i mengatakan, “Amalan di lailatul qadar lebih baik dari amalan di 1000 bulan.” (Lihat Latho-if Al Ma’arif, hal. 341). Mujahid, Qotadah dan ulama lainnya berpendapat bahwa yang dimaksud dengan lebih baik dari seribu bulan adalah shalat dan amalan pada lailatul qadar lebih baik dari shalat dan puasa di 1000 bulan yang tidak terdapat lailatul qadar. (Zaadul Masiir, 9: 191). Ini sungguh keutamaan Lailatul Qadar yang luar biasa.
3- Lailatul Qadar adalah malam yang penuh keberkahan.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (QS. Ad Dukhon: 3). Malam penuh berkah ini adalah malam ‘lailatul qadar’ dan ini sudah menunjukkan keistimewaan malam tersebut, apalagi dirinci dengan point-point selanjutnya.
4- Malaikat dan juga Ar Ruuh -yaitu malaikat Jibril- turun pada Lailatul Qadar.
Keistimewaan Lailatul Qadar ditandai pula dengan turunnya malaikat. Allah Ta’ala berfirman,
تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril” (QS. Al Qadar: 4)
Banyak malaikat yang akan turun pada Lailatul Qadar karena banyaknya barokah (berkah) pada malam tersebut. Karena sekali lagi, turunnya malaikat menandakan turunnya berkah dan rahmat. Sebagaimana malaikat turun ketika ada yang membacakan Al Qur’an, mereka akan mengitari orang-orang yang berada dalam majelis dzikir -yaitu majelis ilmu-. Dan malaikat akan meletakkan sayap-sayap mereka pada penuntut ilmu karena malaikat sangat mengagungkan mereka. (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14: 407)
Malaikat Jibril disebut “Ar Ruuh” dan dispesialkan dalam ayat karena menunjukkan kemuliaan (keutamaan) malaikat tersebut.
5- Lailatul Qadar disifati dengan ‘salaam
Yang dimaksud ‘salaam’ dalam ayat,
سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْر
Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar” (QS. Al Qadr: 5) yaitu malam tersebut penuh keselamatan di mana setan tidak dapat berbuat apa-apa di malam tersebut baik berbuat jelek atau mengganggu yang lain. Demikianlah kata Mujahid (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14: 407). Juga dapat berarti bahwa malam tersebut, banyak yang selamat dari hukuman dan siksa karena mereka melakukan ketaatan pada Allah (pada malam tersebut). Sungguh hal ini menunjukkan keutamaan luar biasa dari Lailatul Qadar.
6- Lailatul Qadar adalah malam dicatatnya takdir tahunan
Allah Ta’ala berfirman,
فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah” (QS. Ad Dukhan: 4). Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya (12: 334-335) menerangkan bahwa pada Lailatul Qadar akan dirinci di Lauhul Mahfuzh mengenai penulisan takdir dalam setahun, juga akan dicatat ajal dan rizki. Dan juga akan dicatat segala sesuatu hingga akhir dalam setahun. Demikian diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar, Abu Malik, Mujahid, Adh Dhohak dan ulama salaf lainnya.
Namun perlu dicatat -sebagaimana keterangan dari Imam Nawawi rahimahullah­ dalam Syarh Muslim (8: 57)– bahwa catatan takdir tahunan tersebut tentu saja didahului oleh ilmu dan penulisan Allah. Takdir ini nantinya akan ditampakkan pada malikat dan ia akan mengetahui yang akan terjadi, lalu ia akan melakukan tugas yang diperintahkan untuknya.
7-Dosa setiap orang yang menghidupkan malam ‘Lailatul Qadar’ akan diampuni oleh Allah
Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 1901)
Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan bahwa yang dimaksud ‘iimaanan’ (karena iman) adalah membenarkan janji Allah yaitu pahala yang diberikan (bagi orang yang menghidupkan malam tersebut). Sedangkan ‘ihtisaaban’ bermakna mengharap pahala (dari sisi Allah), bukan karena mengharap lainnya yaitu contohnya berbuat riya’. (Lihat Fathul Bari, 4: 251)[1]
Ya Allah, mudahkanlah kami meraih keistimewaan Lailatul Qadar dengan bisa mengisi hari-hari terakhir kami di bulan Ramadhan dengan amalan sholih.
Aamin Yaa Mujibas Saa-ilin.

Sumber gambar : beritaislam88

Kamis, 15 Juni 2017

MALAM KE 21 PELUANG LAILATU AL-QADRI

Olen : Samsul Basri, SSi, MEI

Alhamdulillah kaum Muslimin dengan izin Allah berada di hari ke dua puluh ramadhan. Dan segera masuk sepuluh hari terakhir ramadhan yang di dalamnya banyak kebaikan dan pahala, keutamaan dan kekhususan. Di antara keistimewaan sepuluh hari terakhir ramadhan, adalah kesungguhan dan kegigihan Nabi saw dalam beramal di hari-hari tersebut melebihi hari-hari sebelum ataupun sesudahnya.
Dalam banyak hadist disebutkan kondisi Nabi saw di sepuluh hari terakhir ramadhan,
كان النبي صلى الله عليه وسلم يجتهد في العشر الأواخر ما لايجتهد في غيره
Pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lebih giat beribadah melebihi hari-hari selainnya. (HR. Muslim. No. 2009)
Dalam sahih Bukhari dan Muslim disebutkan, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bila memasuki sepuluh akhir (dari bulan Ramadhan), mengencangkan sarungnya, menghidupkan malamnya dengan ber'ibadah dan membangunkan keluarga Beliau. (HR. Bukhari. No. 1884)
Dalam musnad Imam Ahmad bin Hanbal, disebutkan bahwa pada dua puluh hari pertama (dari bulan ramadhan) Nabi Shallallahu'alaihiwasallam menyatukan antara tidur dan shalat. Dan apabila telah memasuki sepuluh (terakhir) beliau bersungguh-bersungguh, dan mengencangkan sarungnya.", (HR. Ahmad. No. 23254)
Perhatian Nabi saw ini sudah cukup menunjukkan keutamaan sepuluh hari terakhir ramadhan, karena adanya kesungguhan beliau saw yang besar terhadapnya. Syaikh Shalih al-Utsaimin dalam al-Majaalis fii syahri Ramadhan menyebutkan bahwa kesungguhan Nabi di sepuluh terakhir itu mencakup semua jenis ibadah, shalat malam, bacaan al-Qur'an, dzikir, doa, sedekah, dan amalan-amalan lainnya yang dicintai dan diridhai oleh Allah Azza Wa Jalla. Dan karena itulah beliau beri'tikaf dan mensyariatkan kaum muslimin dan muslimat i'tikaf di rumah-rumah Allah dalam rangka fokus ibadah kepada Allah.
Kesungguhan dan perhatian besar untuk ibadah di sepuluh terakhir ramadhan juga dalam rangka meraih dan mendapatkan keutamaan satu malam yang sangat agung nan mulia yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu malam lailatu al-Qadri. Diantara wasiat Nabi mengenai hal ini,
تحروا ليلة القدر في العشر الأواخر من رمضان
Carilah lailatu al-qadri di sepuluh hari terakhir ramadhan.(HR. Bukhari. No. 1880)
Dan lebih khusus lagi di malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir itu, yaitu malam ke 21, 23, 25, 27 dan atau ke 29. Sebagaimana hadits berikut,
تحروا ليلة القدر في الوتر من العشر الأواخر من رمضان
Carilah lailatu al-Qadri di malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir ramadhan. (HR. Bukhari. No. 2017)
Insyaallah malam ini di bumi Indonesia adalah malam ganjil, malam ke 21 ramadhan, malam berpeluang turun lailatu al-qadri. Siapkan diri untuk meraup banyak pahala di malam ini. Lailatu al-qadri jika turun dimulai sejak adzan maghrib berkumandang hingga adzan subuh bersahutan.
Ya Allah berilah kekuatan dan kemudahan untuk mengisi malam-malam kami di sepuluh terakhir ramadhan dalam ketaatan dan pengabdian kepada-Mu. Karuniakanlah kami keberkahan lailatu al-qadri. Dan ampunkanlah untuk kami dosa-dosa kami. "Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbu al-'afwa fa'fuannaa"

Sumber gambar : instragram


Rabu, 14 Juni 2017

Kini Ramadhanku di Penghujung Senja

Sahabat .....

Tak lama lagi kita akan berpisah dengan bulan Ramadhan..

Laksana bahtera, perlahan ia mulai mengangkat jangkar dan siap untuk berlayar..

Sebelas bulan lamanya dia akan meninggalkan kita, untuk kemudian berlabuh kembali di hati-hati orang-orang yang beriman pada tahun berikutnya.

Ibarat sang surya, perlahan ia mulai tenggelam bersama megah merah di ujung ufuk.
Semua begitu cepat..
Hangatnya dekapan kedatangannya belum juga hilang, kini ia kembali mendekap untuk pergi.

Tapi yang jelas dia masih di sini. Dia belum berlayar ataupun tenggelam..

Untukmu yang selama ini telah mengisi hari-harinya dengan beragam
kebaikan ,maka sempurnakan amalanmu di sisa waktu yang ada. Namun bila sebaliknya,
maka perbaikilah amalanmu sebelum ia benar-benar pergi berlalu.

Ingatlah.!!
Bahwa amalan itu dinilai pada akhirnya.Bila engkau kehilangan awal ramadhan,maka jangan sampai engkau
kehilangan akhirnya.
Bila engkau lalai pada awalnya, maka kini masanya untuk
bersungguh-sungguh

Suatu kali Fudhail bin Iyadh pernah bertemu dengan seseorang.

Beliau lantas bertanya padanya:

Berapa umur anda?”.

Enam puluh tahun“, jawab laki-laki itu.

Kalau begitu sejak enam puluh tahun yang lalu anda sudah berjalan menuju Allah, dan perjalananmu hampir saja tiba.“

Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji’ûn“, ujar lelaki itu.

“Apakah anda tahu maknanya?” Tanya Fudhail.

Lelaki itu menjawab: “Ya, saya tahu. Saya adalah hamba Allah dan hanya kepada-Nya saya akan kembali.“

Fudhail lalumenasehati nya:

ﻳﺎ ﺃﺧﻲ، ﻣﻦ ﻋﺮﻑ ﺃﻧﻪ ﻟﻠﻪ ﻋﺒﺪ، ﻭأنه ﺇﻟﻴﻪ ﺭﺍﺟﻊ، ﻓﻠﻴﻌﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻣﻮﻗﻮﻑ ﺑﻴﻦ ﻳﺪﻳﻪ، ﻓﻠﻴﻌﻠﻢ ﺍﻧﻪ ﻣﺴﺌﻮﻝ، وﻣﻦ ﻋﻠﻢ ﺃﻧﻪ مسئول ﻓﻠﻴﻌﺪ ﻟﻠﺴﺆﺍﻝ ﺟﻮﺍﺑﺎ”

Wahai saudaraku…
Barangsiapa yang menyadari bahwa dirinya adalah hamba Allah dan hanya kepada-Nya ia kembali, hendaknya dia juga menyadari bahwa dia akan berdiri di hadapan-Nya dan akan ditanya (oleh-Nya). Dan barangsiapa yang menyadari bahwa dirinya akan ditanya maka hendaknya ia mempersiapkan jawaban untuk pertanyaan tersebut.“

Laki-laki itu pun menangis lantas bertanya kepada Fudhail:

Lalu apa yang harus aku perbuat?“

Mudah“, jawab Fudhail.

Apa? Semoga Allah merahmatimu.” Tanya laki-laki itu lagi.

Fudhail menjawab,“

ﺗُﺤﺴﻦ ﻓﻴﻤﺎ بقي، ﻳﻐﻔﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻚ ﻣﺎﻗﺪ ﻣﻀﻰ ﻭﻣﺎ بقي، ﻓﺈﻧﻚ ﺇﻥ ﺃﺳﺄﺕ ﻓﻴﻤﺎ بقي ﺃُﺧﺬﺕ ﺑﻤﺎ ﻣﻀﻰ ﻭﻣﺎ بقي

Berbuat baiklah di sisa umurmu, niscaya Allah akan mengampuni apa yang telah lalu dan yang masih tersisa dari umurmu. Namun bila engkau berbuat keburukan pada apa yang masih tersisa niscaya engkau akan dihukum atas apa-apa yang telah lalu dan yang masih tersisa darimu.”

Sekali lagi….

Senja belum berlalu…

Jangkar bahtera juga belum lagi terangkat…

Apa yang kau tunggu…?

Bergegaslah…

Lepaskanlah kepergian tamu yang mulia ini dengan amalan terbaik, agar imanmu bersemi sepanjang tahun. Hingga ia kembali dan melabuhkan hikmahnya di hatimu pada tahun yang akan datang…

Sungguh kerugian yang besar bila Ramadhan berlalu dan kita tidak termasuk hamba yang diampuni.

Rasulullaah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

رغم أنف رجل ذكرت عنده فلم يصلّ عليّ , ورغم أنف رجل دخل عليه رمضان ثـمّ انسلخ قبل أن يغفرله , ورغم أنف رجل أدرك عنده أبواه الكبر فلم يدخل الجنّة

Celakalah seseorang yang bila namaku disebut disisinya namun ia tidak membaca shalawat untukku,

Celakalah seseorang yang menemui bulan Ramadhan kemudian meninggalkannya namun ia belum diampuni.

Dan celakalah seseorang yang mendapati kedua orangtuanya telah menginjak usia lanjut lalu tidak menyebabkannya masuk surga.”(HR. at-Tirmidzi & Ahmad)

Bangkitlah saudaraku….

Masih ingat dengan lagu maher zain 

Ramadhan (Indonesian Version) Maher Zain

 Ku menantimu saban waktu bangkit jiwaku

Kau suluh hatiku dengan sinar kudus kasihmu

Kuharapkan terus bersamamu selamanya

Ramadan... Ramadan...

Ramadan di hati...

Ramadan... Ramadan...

Kumohon usah pergi

Rahmat melimpah damainya kurasakan

Ramadan bulan Al-Quran

Mendidik jiwaku menyuburkan iman

Kuharapkan terus bersamamu selamanya

Ramadan... Ramadan...

Ramadan di hati...

Ramadan... Ramadan...

Kumohon usah pergi

Sememangnya kau kunantikan

Hadirmu hidupkan suram di jiwaku

Dan ku berjanji akan kuteruskan

Semangatmu itu sepanjang hidupku

Oh...Ramadan

Ramadan... Ramadan...

Ramadan di hati...

Ramadan... Ramadan...

Kumohon usah pergi....

Selagi masih di ujung senja…….
___________________
Gorontalo, 23 Ramadhan 1435H
Repost:
Makkah 22 Ramadhan 1437 H
ACT El-Gharantaly.


10 Hari Terakhir Bulan Ramadhan Bersama Rasulullah SAW

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam,Yang memuliakan orang-orang yang ta’at,yang mengampuni dosa orang-orang yang bertaubat.

Shalawat dan salam atas Imam orang-orang yang bertaqwa dan sebaik-baik ahli ‘ibadah, Muhammad n, wa ba’du: Allah telah memuliakan umat ini dan memberikan karunia kepadanya dengan mendatangkan musim-musim yang penuh dengan kebaikan,pahala yang berlipat di dalamnya, yang mampu menyentuh hal serta mendorong manusia berbondong-bondong menyongsongnya untuk melakukan amal yang sesuai dengan apa yang dicintai dan diridhai oleh Allah Ta’ala.Oleh karena itu, orang yang hatinya hidup dalam menyongsong panggilan Allah dan memiliki semangat yang tinggi akan berusaha sekuat tenaga dan semaksimal mungkin untuk mendapatkan keridhaan Allah dan mendekatkan diri kepadaNya; dan ini merupakan bekal yang amat mulia. Allah berfirman (artinya“(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,[88]. kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati Yang bersih.“[89] {Q.S.asy-Syu’arâ`:88-89}. 

Rasulullah n, bersabda, “Dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad.” (HR Muslim)

Berikut ini ulasan ringkas tentang beberapa petunjuk Nabi saw, berkenaan dengan aktivitas beliau pada sepuluh
terakhir dari bulan Ramadhan:

1. Beliau n, Bersungguh-sungguh Di Dalam Beribadah
Nabi Saw, menambah frekuensi ibadahnya pada al-‘Asyrul Awaakhir(sepuluh hari terakhir) di bulan Ramadhan dan bersungguh-sungguh di dalamnya.Dan hal seperti ini tidak pernah dilakukannya pada selain hari-hari tersebut. Seluruh hari-harinya di habiskannya untuk beribadah,berseah diri dan berzikir. Dalam hal ini, isteri beliau; ummul Mukminin, ‘Aisyah
Ra, menjelaskan, “Rasulullah saw, sangat bersungguh-sungguh pada al-‘Asyrul Awaakhir, sesuatu yang tidak beliau lakukan pada selain hari-hari tersebut.” (HR Muslim) ‘Aisyah berkata lagi, “Bila memasuki al-‘Asyrul Awaakhir, Rasulullah saw,menghidupkan malamnya ,membangunkan keluarganya serta bersungguh-sungguh dan bergiat sekali.” (HR Muslim) 

Ali bin Abu Thalib berkata, “Bila menginjak al-‘Asyrul Awaakhir, Nabi n, benar-benar sungguh-sungguh dan
tidak meniduri isteri-isterinya.”(HR Baihaqi dan dinilai Hasan oleh penahqiq Musnad Imam Ahmad) .

2. Melakukan Qiyamul Lail (Shalat Malam) Qiyamul Lail yang dilakukan oleh beliau pada al-‘Asyrul Awaakhir ini memiliki keistimewaan tersendiri.
diantaranya:
Bahwa beliau dalam shalatnya tidak melebihi sebelas raka’at,sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah ra dia berkata, “Rasulullah tidak
menambah (raka’at shalatnya) baik di bulan Ramadhan ataupun selainnya melebihi sebelas raka’at.” (HR al-Bukhari)
Beliau memanjangkan shalatnya tersebut (melamakan temponya), sebagaimana hadits yang di riwayatkan oleh ‘Aisyah ra, ketika ditanya, “Bagaimana shalat Rasulullah di bulan Ramadhan?.” Dia
menjawab, “Beliau tidak menambah (raka’at shalatnya) baik di bulan Ramadhan ataupun selainnya melebihi
sebelas raka’at. Beliau shalat empat raka’at, dan (mengenainya) jangan ditanya bagaimana indah dan panjang (lama)-nya, kemudian shalat empat raka’at lagi,dan(mengenainya) jangan ditanya bagaimana indah dan panjang (lama)-nya, kemudian shalat tiga raka’at. Lalu aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah! Apakah engkau tidur sebelum shalat witir?, beliau bersabda, “Wahai ‘Aisyah! Sesunguhnya kedua mataku ini tidur akan tetapi hatiku Tidak tidur.” (HR al-Bukhari)
Demikian juga hadits yang diriwayatkan oleh an-Nu’man bin Basyir z, dia berkata, “Kami melakukan shalat malam bersama Rasulullah n, pada bulan Ramadhan,
malam ke duapuluh tiga (dan berakhir) sampai sepertiga malam pertama, kemudian kami lakukan lagi bersama beliau malam ke duapuluh lima (dan berakhir) sampai setengah malam,kemudian kami lakukan lagi bersamanya pada malam ke duapuluh tujuh (dan berakhir) sampai kami menyangka bahwa kami tidak mendapatkan sahur karenanya.” (HR an-Nasa`iy)

3. Beliau Menyetor (Hafalan) al-Qur’an Kepada Jibril
‘alaihissalaam
Diantara hal yang menguatkannya adalah hadits Ibn
‘Abbas ra. Di dalamnya terdapat ungkapan, “…Jibril p, menemui beliau n, setiap malam di bulan Ramadhan hingga berakhirnya. Ketuka itu, Nabi saw,menyetor (hafalan) al-Qur’an kepadanya.” (HR al-Bukhari).
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Fathimah ra, disebutkan sabda beliau (artinya), “…Sesungguhnya Jibril , mengetengahkan kepadaku al-Qur’an sekali setiap tahunnya, sedangkan tahun ini berlangsung dua kali.
(HR al-Bukhari)
Sabda beliau n, “mengetengahkan” dan perkataan Ibnu
‘Abbas , dalam riwayat yang lain: “(Jibril) membelajarkannya”; mengandung pengertian bahwa
terkadang satu dari keduanya membaca dan yang satu lagi mendengarkan, begitu pula sebaliknya.” (Lihat:
Fathul Bari, VIII, hal. 659)

4. Beliau Amat Tawadhu’ dan Menampakkan
Kezuhudan
Diantara indikasi yang menguatkannya adalah sebagai
berikut:
Mengalirnya air hujan dari atas atap masjid membasahi tempat beliau shalat. Demikian pula, kondisi
beliau yang sujud di atas tanah yang bercampur air sebagaimana yang terdapat dalam hadits yang
diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri , dia berkata,
“lalu langit menjadi mendung pada malam itu kemudian
turun hujan membasahi masjid, persis di tempat shalat
Nabi n, pada malam ke duapuluh satu. Lalu mataku memandangi Rasulullah n, dan melihatnya keluar dari shalat shubuh dalam kondisi wajahnya yang penuh dengan lumuran tanah bercampurair.” (HR.Bukhari).
Ketika Qiyamul lail, beliau melakukannya di atas
sehelai tikar, sebagaimana terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah ra, dia berkata, “Dulu
orang-orang melakukan shalat secara terpisah-pisah, lalu Rasulullah n, memerintahkanku agar membentangkan sehelai tikar untuknya, lalu beliau shalat diatasnya.” (HR Abu Daud, no.1374. Syaikh al-Albany berkata di dalam
Shahih Sunan Abi Daud, ‘Hasan Shahîh’) .
Ketika i’tikaf beliau singgah dirumah yang terbuat dari pelepah kurma. (Lihat: hadits Ibn ‘Umar, diriwayatkan oleh Ahmad.Penahqiqnya, Syaikh al-Arna`uth berkata,
‘Hadits Shahih) Sedikitnya makanan yang dimakan oleh beliau. (Lihat: hadits Dlumrah bin ‘Abdullah bin Unais dari ayahnya, Sunan Abu Daud, no.1379. Syaikh al-Albany mengomentari, ‘Hasan Shahih’)

5. Beliau Melakukan I’�kaf pada al-‘Asyrul Awaakhir
Nabi saw, beri’tikaf pada al-‘Asyrul Awaakhir dari bulan Ramadhan dan memasang tempat khusus baginya di dalam masjid seraya menyendiri untuk menghadap Rabb-Nya meskipun di tengah kesibukan beliau dengan dakwah, tarbiyah, pengajaran dan jihad. Di antara
indikasinya adalah sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Anas z, dia berkata, “Nabi n, beri’tikaf pada
al-‘Asyrul Awaakhir dari bulan Ramadhan.” (HR at-Turmuzy, dia berkata, hadits Hasan Shahih. Hadits ini juga dinilai Shahih oleh Syaikh al-Albany dalam kitabnya Shahih as-Sunan).

6. Beliau Antusias mencari Lailatul Qadr ,Malam Lailatul Qadr adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan dan Nabi saw, antusias dan secara sungguh-sungguh mencarinya dengan menambah frekuensi ibadah beliau melebihi ibadah yang beliau lakukan pada hari-hari lainnya. Di antara hal yang
menguatkannya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Sa’id al-Khudri z, bahwasanya Rasulullah n,
bersabda, “Sesungguhnya aku beri’�kaf pada sepuluh hari pertama untuk mencari malam ini (Lailatul Qadr), kemudian aku beri’tikaf lagi pada sepuluh pertengahan, kemudian aku didatangi dan dikatakan kepadaku, ‘sesungguhnya ia ada pada sepuluh hari terakhir (al-‘Asyrul AwAkhir).’ Barangsiapa di antara kamu yang ingin beri’itikaf, maka beri’tikaflah.!” Lalu orang-orangpun beri’tikaf bersama beliau.” (HR Muslim)

7. Beliau Tidak Lupa Memperhatikan Para isterinya
Di antara indikasinya adalah:
Pertama, beliau menganjurkan mereka agar banyak-banyak berbuat kebajikan dan amal shalih. Salah satu contohnya
adalah hadits yang diriwayatkan oleh ‘Ali z, "Bahwasanya pada al-’Asyrul Awaakhir dari bulan Ramadhan Nabi saw,membangunkan keluarganya (untuk shalat malam).” (HR at-Turmuzy, dia berkata, hadits Hasan Shahih)
Kedua, beliau pernah tidak beri’tikaf Ramadhan dalam setahun untuk menjaga perasaan isteri-isteri beliau dan menghilangkan kekhawatiran akan tumbuhnya persaingan Tidak sehat di antara mereka lantaran cemburu. (HR al-Bukhari)
Ketiga, beliau mengajak mereka berbicara sekali waktu saat beliau berada di peri’tikafannya. (Shahih Bukhari, hadits no. 6219, 2038)
Keempat, beliau mengizinkan mereka beri’tikaf bersama beliau (dengan memasang tempat khusus bagi kaum wanita dalam masjid Nabawi). (Lihat: Shahih Bukhari, hadits no. 2035, 2045)

8. Beliau , Tetap Memberikan Bimbingan Agama Kepada Manusia
Nabi saw, mengarahkan manusia dan mengajak mereka
untuk mengerjakan amal shalih. Indikasinya, hadits yang diriwayatkan oleh Abu Sa’id al-Khudri z, di dalamnya
terdapat, “… Kemudian beliau bersabda, ‘Aku menghidupkan sepuluh pertama Ramadhan (dengan ibadah), kemudian telah tampak olehku agar melakukannya
lagi pada al-‘Asyrul Awakhir; barangsiapa yang ingin melakukan i’tikaf bersamaku maka hendaklah dia mantap di peri’tikafannyanya. Sesungguhnya telah diperlihatkan kepadaku (sesuatu) pada malam ini namun kemudian aku dilupakan (untuk mengingatnya); oleh karena itu, carilah ia pada sepuluh hari terakhir (al-‘Asyrul Awaakhir), dan carilah ia pada setiap tanggalnya yang ganjil.” (HR al-Bukhari)

9. Beliau n, Tetap Memberikan Fatwa Kepada Orang
Yang Memintanya
Indikasinya; sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh
Dhumrah bin ‘Abdullah bin Anis dari ayahnya, dia dlberkata, [didalamnya terdapat,] “Beliau bersabda (kepadanya), “sepertinya kamu punya keperluan.?” Dia
menjawab, ‘ya, sekelompok kaum dari Bani Salamah mengutusku kepadamu untuk menanyakan malam Lailatul Qadr. Beliau bersabda, “Tanggal berapakah
malam ini.?” Dia menjawab, 'duapuluh dua.’ Beliau bersabda, “Ia (malam Lailatul Qadr) ada pada malam ini.“ Kemudian dia pulang dan berkata, yakni (maksud ucapan Nabi saw, tersebut adalah-red) malam yang akan datang ini, yaitu malam kedua puluh tiga” (HR Abu Daud dan
dinilai Hasan Shahih oleh Syaikh al-Albani dalam kitabnya
Shahih as-Sunan).

10. Beliau n, Menempatkan Dirinya Sebagai Qudwah (Panutan) Bagi Manusia .
Di antara indikasinya:
Pertama, beliau pergi ke masjid untuk melakukan shalat malam bersama orang-orang, sebagaimana dalam hadits
‘Aisyah , ‘bahwasanya Rasulullah saw, pada suatu malam keluar saat tengah malam, lalu beliau melakukan shalat di masjid,kemudian beberapa orang mengikutishalat beliau…” (HR Bukhari)
Kedua, beliau i’tikaf untuk mencari dengan sungguh-sungguh
Lailatul Qadr dan mengajak manusia untuk melakukan hal itu. (Lihat: Shahih Muslim, hadits no. 1167)

11. Kasih Sayang Beliau n, Terhadap Umatnya
Di antara yang menguatkan hal itu adalah:
Pertama, beliau melarang para shahabatnya untuk melakukan puasa wishal (terus menerus tiap hari) sebagai bentuk kasih sayang beliau kepada mereka. Dalam hal ini, terdapat hadits yang diriwayatkan oleh 'Aisyah , dia berkata, “Rasulullah n, melarang
Wishal (puasa terus menerus tiap hari) karena kasih sayang beliau terhadap mereka. Lantas mereka berkata,
‘Akan tetapi engkau melakukan wishal.?‘ Beliau bersabda, “Sesungguhnya aku tidak seperti (kondisi) kalian ;sesungguhnya aku diberi makan oleh Rabb-ku.” Dan ketika ada sebagian mereka yang ngotot untuk melakukan itu, beliau n, memberikan peringatan dan mencela tindakan mereka tersebut namun ketika sebagian lagi tak mempan dengan peringatan melalui kata-kata, beliau memberikan mereka sanksi dan hal ini beliau lakukan semata-mata karena takut nantinya akan menyusahkan diri mereka sendiri. (Lihat: Shahih Bukhari, hadits no. 1964 dan Shahih Muslim, hadits no.1105,
1104)
Kedua, beliau tidak shalat malam bersama para shahabatnya secara jama’ah karena khawatir nantinya
hal itu akan diwajibkan terhadap mereka. (Lihat: Shahih
Bukhari, hadits no. 1129)
12. Perintah Beliau n, Agar Orang-Orang Mengeluarkan
Zakat Fithrah
Indikasinya adalah hadits yang diriwayatkan oleh
‘Abdullah bin Tsa’labah z, dia berkata, “Rasulullah n, telah berkhuthbah di hadapan manusia sehari atau dua hari sebelum hari Raya ‘Iedul Fithri, lalu bersabda, "Keluarkanlah satu sha’ burr atau qamh (keduanya merupakan jenis gandum) antara dua orang atau satu sha’ kurma atau satu sha’ sya’ir (sejenis gandum juga) untuk setip orang; kecil maupun tua.” (HR Abu Daud
dan ‘Abdurrazzaq –lafazh hadits ini berasal darinya;
dishahihkan oleh Syaikh al-Albani)

Sumber gambar : google


Kamis, 01 Juni 2017

Kenalkanlah Anak kita dengan Masjid

TAWA "MALAIKAT" DI MASJID


Sering Terjadi Waktu Mau Sholat, Anak-Anak Kecil di Suruh Keluar dari Masjid, Alasannya Takut Mengganggu Sholat, Banyak Pengurus Masjid Yang tidak Sabar Menghadapi Anak-Anak Kecil Yang Lalu Lalang Keberada'annya di Masjid, Tidak Sedikit diantara Mereka Mengusir Anak Kecil Keluar dari Masjid, atau Menempatkan di Shaf Paling Belakang agar tidak Mengganggu Jama'ah Yang Lain...

Jangan Membuat Anak-Anak kecil "BINGUNG",
Anak-Anak Kecil Waktu Mengaji Selalu di Nasehati Oleh Ustadznya : Kalau Sudah dengar Adzan dimasjid, Maka Harus Sholat dimasjid.

Dan Nabi Muhammad SAW Justru Berinteraksi dengan Anak-Anak disa'at Sholat di Masjid...

Berikut ini ada Cerita yang bisa dijadikan Pelajaran Untuk kita, Yang ditangani Oleh Rosululloh SAW,

Diriwayatkan Oleh Sahabat Nabi yang Bernama Yaddad ra :
Suatu ketika Nabi datang ke Masjid Untuk Melaksanakan Sholat dan Nabi Membawa Cucunya, Hasan dan Husein,
Lalu Nabi Meletakkan Cucunya disampingnya, Kemudian Nabi Mengangkat Takbirotul ihrom Memulai Sholat, Pada Sa'at Nabi Sujud, Sujudnya Nabi Sangat Lama sekali tidak Seperti biasanya, Maka Saya diam-diam Mengangkat Kepala Saya Untuk Melihat Apa Gerangan yang terjadi, dan benar saja, Saya Melihat Cucu Nabi sedang Menunggangi Punggung Nabi yang sedang Bersujud, Setelah Melihat Kejadian itu Saya Kembali Sujud Bersama Makmum yang Lainnya, Ketika Selesai Sholat Para Sahabat sibuk Bertanya Pada Rosululloh : "Wahai Rosululloh, Baginda Sujud sangat lama sekali, Sehingga kami Sempat mengira terjadi apa-apa atau Baginda sedang menerima Wahyu"...
Baginda Rosul Menjawab : "Tidak, Tidak, Tidak Terjadi apa-apa, Cuma tadi Cucuku Menaiki tubuhku, dan saya tidak mau Memburu-burunya sampai dia Menyelesaikan mainnya dengan Sendirinya"
(HR.Nasa'i dan Hakim)

Jika Anak-Anak Muslim Berlari, Riang ,Ketawa di Masjid yaitu lah Ciri khas Anak-Anak, ingatkanlah Mereka dengan Pelukan dan Senyuman Manis,
Sebenarnya Mereka "Malaikat" yang Sedang Bergembira di Rumah Robb-Nya,

Dalam Riwayat yg lain Rasulullah Mempercepat Sholatnya karena ada tangis anak kecil yang memanggil ibunya yg sedang ikut Sholat Berjama'ah Bersama Rasulullah,
Itulah Masjid Nabi yang tak sepi dari Anak-Anak Kecil, Maka Layak lah Para Pengurus Masjid diberi Pemahaman Tentang Masjid Sebagai Pusat Peradaban Islam...

Muahmmad Al fatih Penakluk konstantinopel Pernah Berkata : "Jika kalian tidak lagi Mendengar Riang tawa dan Gelak bahagia anak-anak di masjid-masjid, Maka Waspadalah... Sa'at itu kalian dalam Bahaya."

Maka dari itu, Biasakan Anak kita Kenal dengan Masjid, Ajak Mereka Untuk Sholat di Masjid...

-Semoga Bermanfaat-

Salam Santun
Allianz Azhari


NASEHAT UNTUK LAKI-LAKI 

🍃 🌺 Hargai istrimu kelak sebagaimana engkau menghargai ibumu , sebab istrimu juga seorang ibu dari anak_anakmu ...

🍃 🌺 Jika marah ...
boleh tidak berbicara dengan istrimu tapi jangan bertengkar ( membentaknya , mengatainya , memukulnya ).

🍃 🌺 Kantung rumah tangga adalah seorang istri / jika hati istrimu sedang tidak bahagia maka seisi rumah akan tampak seperti neraka ( tidak ada canda , tawa , manja dan perhatian ) maka sayangi istrimu agar dia bahagia maka kau akan seperti disurga .

🍃 🌺 Besar atau kecil gajimu tetap seorang istri ingin diperhatikan dengan begitu maka istrimu akan selalu menyambutmu dengan penuh kasih dan sayang .

🍃 🌺 Dua orang yang tinggal satu atap ( menikah ) tidak perlu gengsi , bertingkah , siapa menang , siapa kalah , karena keduanya bukan untuk bertanding melainkan teman hidup selamanya .

🍃 🌺 Diluar banyak wanita idaman dan cantik melebihi istrimu . Namun istrimulah yang mencintaimu tulus atas dasar apa yang kamu punya .

🍃 🌺 Banyak istri yang baik !
Tetapi ingat diluar sana banyak pula pria yang ingin memiliki istri yang baik dan mereka tidak mendapatkannya .
Mereka akan menawarkan perlindungan terhadap istrimu maka jangan biarkan istrimu meninggalkan rumah karena kesedihan . Sebab ia akan sulit sekali untuk kembali lagi pada dirimu .

🍃🌺 Ajarkan anak laki_ laki mu berlaku santun dan sopan pada ibunya sehingga kelak mereka tahu bagaimana memperlakukan istrinya .

SubhanAllah ...

🙏🏻 Yaa Robb...
Hamba memohon kabulkan do'a hambamu dan do'a saudaraku yang mengucapkan ... Aamiin ...
Semoga mendapatkan pasangan yang sholeh dan sholehah serta menjadi keluarga yang Sakinah Mawwaadah Warrohmah ...
Juga kelak dimasukkan kedalam surga yang terindah ...

Aamiin Aamiin Yaa Rabbal'Aalamiin




Tahajud Setelah Tarawih

By Ammi Nur Baits -

Pertanyaan:
Assalamu ‘alaikum. Pada bulan Ramadan, setelah menunaikan shalat tarawih dengan witir, bolehkah melaksanakan shalat tahajud sebelum makan sahur dan ditutup dengan witir juga? Terima kasih.

JAWABAN:
Wa’alaikumussalam wa rahmatullah…
At-Turmudzi dalam sunannya menyebutkan perbedaan ulama mengenai hukum orang yang sudah witir di awal malam, kemudian hendak tahajud di akhir malam.
Pertama, sebagian sahabat dan ulama generasi setelahnya berpendapat, bahwa witir di awal malam harus dibatalkan. Dengan cara, dia shalat 1 rakaat sebagai penggenap dari witir yang dia lakukan di awal malam. Selanjutnya dia bisa shalat tahajud sesuai yang dia inginkan, kemudian witir lagi di akhir malam. Kata Turmudzi, ini adalah pendapat Ishaq bin Rahuyah.
Kedua, ulama lain di kalangan para sahabat dan generasi setelahnya mengatakan, orang yang sudah witir di awal malam kemudian hendak tahajud di akhir malam, maka dia bisa langsung shalat sesuai yang dia inginkan, dan tidak perlu membatalkan witirnya. Hanya saja, dia tidak boleh witir lagi.
Ini adalah pendapat Sufyan at-Tsauri, Imam Malik, Ibnul Mubarok, Imam Syafii, ulama kufah, dan Imam Ahmad.
Kemudian Turmudzi menyimpulkan,
وهذا أصح لأنه روي من غير وجه أن النبي صلى الله عليه و سلم قد صلى بعد الوتر
Pendapat kedua lebih kuat. Karena terdapat beberapa riwayat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau shalat setelah witir. (Sunan at-Turmudzi, 2/318).
Oleh karena itu, diperbolehkan bagi orang yang sudah melaksanakan shalat tarawih untuk menambah shalat malam dengan shalat tahajud. Hanya saja, kami menyarankan dua hal:
Pertama, hendaknya ikut imam sampai selesai, dan jangan pulang sebelum imam melakukan witir. Tujuannya, agar kita mendapatkan keutamaan berupa pahala seperti shalat semalam suntuk. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadis dari Abu Dzar, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَة
saja yang ikut shalat tarawih berjemaah bersama imam sampai selesai maka untuknya itu dicatat seperti shalat semalam suntuk.” (HR. Nasai 1605, Turmudzi 811; dan disahihkan Syu’aib al-Arnauth)
Kedua, tidak boleh melakukan witir dua kali. Jika sudah witir bersama imam maka ketika tahajud tidak boleh witir lagi. Ini berdasarkan hadis,
لَا وِتْرَانِ فِى لَيْلَةٍ
Tidak boleh ada dua witir dalam satu malam.” (HR. Abu Daud 1441, Nasai 1679; dan disahihkan Syu’aib al-Arnauth)
Dalam Fatwa Lajnah Daimah disebutkan,
Jika Anda shalat tarawih bersama imam maka yang lebih utama adalah melakukan witir bersama imam, agar mendapatkan pahala sempurna, sebagaimana disebutkan dalam hadis, ‘Barang siapa yang ikut shalat tarawih berjemaah bersama imam sampai selesai maka untuknya itu dicatat seperti shalat semalam suntuk.’ (HR. Abu Daud dan Turmudzi). Jika Anda bangun di akhir malam dan ingin menambah shalat maka silakan shalat sesuai keinginan, namun tanpa witir, karena tidak ada witir dalam semalam.” (Fatwa Lajnah Daimah, 6/45).
Bagaimana Cara Mengakhiri Tarawih Bersama Imam?
Ada dua cara:

[1] Anda ikut shalat witir bersama imam sampai selesai, dan nanti tidak witir lagi.
Dr. Shaleh Al-Fauzan mengatakan, “Jika ada orang yang shalat tarawih dan shalat witir bersama imam, kemudian dia bangun malam dan melaksanakan tahajud maka itu diperbolehkan, dan dia tidak perlu mengulangi witir, tetapi cukup dengan witir yang dia laksanakan bersama imam …. Jika dia ingin mengakhirkan witir di ujung malam maka itu diperbolehkan, namun dia tidak mendapatkan keutamaan mengikuti imam. Yang paling utama adalah mengikuti imam dan witir bersama imam. Mengingat sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Barang siapa yang ikut shalat tarawih berjamaah bersama imam sampai selesai maka untuknya itu dicatat seperti shalat semalam suntuk.’ Hendaknya dia mengikuti imam, witir bersama imam, dan jangan jadikan ini penghalang untuk bangun di akhir malam dalam rangka tahajud.” (Majmu’ Fatawa Syaikh Shaleh Al-Fauzan, 1:435)

2] Ketika imam salam pada saat shalat witir, Anda berdiri dan menggenapkannya dengan satu rakaat, sehingga Anda belum dianggap melakukan witir. Kemudian, di akhir malam, Anda bisa shalat tahajud dan melakukan witir.
Syekh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin menjelaskan,
“Apabila orang yang hendak shalat tahajud mengikuti imam dalam shalat witir maka hendaknya dia genapkan, dengan dia tambahkan satu rakaat. Ini adalah salah satu cara untuk orang yang hendak tahajud. Dia ikut imam dalam shalat witir dan dia genapkan rakaatnya dengan menambahkan satu rakaat, sehingga shalatnya yang terakhir di malam hari adalah shalat witir …. Dengan demikian, dengan cara ini, dia akan mendapatkan dua amal: mengikuti imam sampai selesai dan dia juga mendapatkan sunah menjadikan akhir shalat malam dengan shalat witir. Ini adalah satu amal yang baik.” (Syarhul Mumthi’, 4/65–66)
Allahu a’lam
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits
(Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
Anda bisa membaca artikel ini melalui aplikasi
Read more https://konsultasisyariah.com/6297-tahajud-setelah-tarawih.html
Post and pict(edited) @Rerey

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net