Sabtu, 27 Januari 2018

Antara Pandangan Sigmund Freud dan Islam tentang Manusia

Oleh: Dian Abdillah, S.Pd.

  Menarik ketika mengkaji pandangan sigmund freud tentang manusia. Dia membagi kepribadian manusia itu kedalam tiga bagian yaitu id, ego, dan super ego. Berikut penjelasan lengkap tentang ketiganya:
Pertama, Id merupakan sistem kepribadian yang orisinil , dimana ketika manusia itu dilahirkan ia hanya memiliki Id saja, karena ia merupakan sumber utama dari energi psikis dan tempat timbulnya instink. Id tidak memiliki organisasi, buta, dan banyak tuntutan dengan selalu memaksakan kehendaknya. Aktivitas Id dikendalikan oleh prinsip kenikmatan dan proses primer. Id mulai berkembang pada usia bayi, bagian kepribadian yang paling primitif, dan sudah ada sejak lahir Aspek biologis dari kepribadian. Id terdiri dari dorongan (impuls) dasar : kebutuhan makan, minum, eliminasi, menghindari rasa sakit, memperoleh kenikmatan sosial. Id juga merupakan kondisi Unconsciousness, sumber energi psikis, sistem kepribadian yang dasar, terdapat naluri-naluri bawaan, berisi keinginan-keinginan yang belum tentu sesuai dengan norma. Id biasanya menuntut segera dipuaskan (the principles of constancy). Id akanMenjalankan fungsi tindakan refleks dan proses berpikir primer.
Kedua, Ego mengadakan kontak dengan dunia realitas yang ada di luar dirinya. Di sini ego berperan sebagai “eksekutif” yang memerintah, mengatur dan mengendalikan kepribadian, sehingga prosesnya persis seperti “polisi lalulintas” yang selalu mengontrol jalannya id, super-ego dan dunia luar. Ia bertindak sebagai penengah antara instink dengan dunia di sekelilingnya. Ego ini muncul disebabkan oleh kebutuhan-kebutuhan dari suatu organisme, seperti manusia lapar butuh makan. Jadi lapar adalah kerja Id, yang memutuskan untuk mencari dan mendapatkan serta melaksanakan itu adalah kerja ego.sedangkan pertimbangan halal dan haram dalam mencari makan adalah kerja Super ego. Ego mulai berkembang pada usia 2-3 tahun. Ego merupakan aspek psikologis kepribadian. Ego berada pada tingkat pra sadar. Ego menjalankan fungsi dengan proses berpikir sekunder (rasional). Ego merupakan hasil kontak individu dengan dunia luar atau lingkungan (The realita of principles) dan penengah tuntutan id dan superego.
ketiga, superego adalah yang memegang keadilan atau sebagai filter dari kedua sistem kepribadian, sehingga tahu benar-salah, baik-buruk, boleh-tidak dan sebagainya. Disini superego bertindak sebagai sesuatu yang ideal, yang sesuai dengan norma-norma moral masyarakat. Super ego Mulai berkembang pada usia 4-6 tahun. Super Ego merupakan aspek sosiologis kepribadian, sistem kepribadian yang berisikan nilai-nilai dan aturan yang sifatnya evaluatif. Terbentuk melalui internalisasi nilai-nilai atau aturan-aturan dari significant others. Berfungsi dalam legislatif dan yudikatif. Super Ego juga terdiri dari : kata hati (nurani) & ego ideal. Fungsi utama: 1) pengendali id, 2) mengarahkan ego pada tujuan yang sesuai dengan moral ketimbang kenyataan, 3) mendorong individu ke arah kesempurnaan.
Jika kita tinjau pandangan ini dari sisi islam, maka akan didapati bahwa pandangan sigmeund freud ini merupakan pandangan yang perlu diluruskan. Misalnya pandangan beliau tentang id yaitu nafsu atau dorongan-dorongan kenikmatan yang harus dipuaskan, bersifat alamiah pada manusia. Dalam islam hal ini bisa disamakan dengan nafsu tetapi perlu ditegaskan bahwa nafsu yang ada pada diri manusia tidak berdiri sendiri artinya manusia dengan fitrah dan lahiriyyahnya mempunyai potensi untuk berbuat baik sedangkan freud menyatakan bahwa potensi berbuat baik itu tidak dibawa secara lahiriyyah tetapi dipengaruhi oleh super ego dan itu ada setelah 4-6 tahun. Ditegaskan dalam ayat al-qur’an Asy-Syams:
       
7. dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),
8. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.
Dari ayat diatas dapat difahami bahwa manusia itu telah diberi potensi
untuk berbuat baik semenjak lahiriyyahnya.
Kemudian tidak hanya sampai disitu, bahkan Rasulullah ﷺ menegaskan lebih gamlang lagi bahwa manusia itu terlahir dalam keadan fitroh dalam artian punya keinginan untuk beragama yang hanif yaitu islam. Dalam sebuah hadist Rasulullah ﷺ bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fithrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi.
Sampai disini dapat disimpulkan bahwa pandangan freud tentang id nya itu perlu diluruskan bahwa manusia itu memang memiliki dorongan secara lahiriyahnya untuk memenuhi kepuasan dirinya tetapi dorongan itu tidak berdiri sendiri. Dorongan yang dikatakan freud super ego pun sudah ada dalam diri manusia secara lahiriyyah. Artinya manusia memiliki potensi untuk berbuat baik menurut super egonya secara lahiriyyah.
Smoga bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net