Jangan Hanya Makanan Saja yang Mengumpulkan Kalian

Oleh: Dian Abdillah, S.Pd.

Edisi: Akhlak Karimah
Sering kita lihat di fb,instagram, wa atau medsos singkat nya, berbagai foto keluarga maupun teman atau kerabat berselfi ria didepan hidangan makanan yang siap santap. Mereka mengeksresikan kebahagiaan mereka di medsos karena dapat berkumpul dengan orang orang yang mereka cintai. Perkumpulan mereka dihadapan hidangan seperti itu merupakan hal cukup baik karena itu merupakan salah satu ajang silaturahmi dan menjalin keharmonisan hubungan antar keluarga atau kerabat dekat. Bahkan Rasulullah ﷺ menganjurkan ummatnya untuk banyak bersilaturahmi karena silaturahmi memiliki banyak faidah.
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَه
“Barangsiapa yang senang diluaskan rizqinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi”
Ketika fenomena ini sering muncul di medsos, saya teringat dengan pepatah salah seorang ustadz sekaligus dosen saya dulu waktu kuliayah ketika beliau di undang oleh kami untuk acara makan makan. Dalam sambutan nya yang singkat beliau berkata:
يا أحبائي... لا يجمعكم الطعام فحسب ولكن كيف تجمعكم المشقة والاجتهاد كجمعكم لطعامكم هذا.
Wahai murid murid yang aku cintai...
jangan hanya makanan saja yang mengumpulkan kalian, tetapi bagaimana kalian juga bisa berkumpul dalam kesusahan dan perjuangan sebagaimana kalian berkumpul dihadapan hidangan ini.
Perkumpulan kita didepan makanan, acara pernikahan, atau momen apapun yang menyenangkan biasanya sangat mudah. tetapi alangkah lebih baiknya jika kemudahan berkumpul didepan makanan juga semudah berkumpul dihadapan kesusahan atau jerih payah. Misalnya ketika ada teman yang kena musibah maka perkumpulan untuk membantu teman tersebut pun juga mudah,ketika ada orang yang terlilit hutang maka perkumpulan untuk meringankan beban mereka pun semudah mengumpulkan uang untuk hidangan acara, dan seterusnya. Karena sebenarnya keutamaan berkumpul dalam kesusahan juga sangat banyak sekali diantaranya:
عنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ نَـفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُـرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا ، نَـفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُـرْبَةً مِنْ كُـرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَـى مُـعْسِرٍ ، يَسَّـرَ اللهُ عَلَيْهِ فِـي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allâh melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allâh Azza wa Jalla memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat.
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُـنْجِيَهُ اللهُ مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ؛ فَلْيُنَفِّسْ عَنْ مُعْسِرٍ أَوْ يَضَعْ عَنْهُ
Siapa ingin diselamatkan oleh Allâh dari kesulitan-kesulitan hari Kiamat, hendaklah ia meringankan orang yang kesulitan (hutang) atau membebaskan hutangnya.
Smoga mudahnya perkumpulan kita didepan hidangan semudah perkumpulan kita dalam kesusahan. Karena terkadang senyum dalam perkumpulan hidangan belum bisa dikatakan senyum yang sempurna sampai senyum itu pun ada dalam kesusahan dan jerih payah. Dan tidaklah cinta seseorang itu murni kecuali dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.
عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَس بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radhiyallahu anhu, pelayan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Tidak beriman salah seorang di antara kamu hingga dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri”.

Smoga bermanfaat.