Sabtu, 15 April 2017

TERNYATA, BERSYUKUR ITU

Aku melihat hidup orang lain begitu nikmat, Ternyata ia hanya menutupi kekurangannya tanpa berkeluh kesah.

Aku melihat hidup teman-temanku tak ada duka dan kepedihan, Ternyata ia hanya pandai menutupi dengan mensyukuri.

Aku melihat hidup saudaraku tenang tanpa ujian, Ternyata ia begitu menikmati badai hujan dlm kehidupannya dan ber khusnudzon kepada yg Maha Kuasa.

Aku melihat hidup sahabatku begitu sempurna, Ternyata ia hanya berbahagia menjadi apa adanya.

Aku melihat hidup tetanggaku sangat beruntung, Ternyata ia selalu tunduk pada Allah untuk bergantung.

Setiap hari aku belajar memahami dan mengamati setiap hidup orang yang aku temui..

Ternyata aku yang kurang mensyukuri nikmat-Mu..

Bahwa di belahan dunia lain masih ada yang belum seberuntung yang aku miliki saat ini.

Dan satu hal yang aku ketahui, bahwa Allah Ta'ala tak pernah mengurangi ketetapan-Nya.

Hanya aku-lah yang masih saja mengkufuri nikmat suratan takdir Ilahi.

Maka aku merasa tidak perlu iri hati dengan rezeki orang lain.

Mungkin aku tak tahu dimana rezekiku. Tapi rezekiku tahu dimana diriku berada.

Dari lautan biru, bumi dan gunung, Allah telah memerintahkannya menuju kepadaku.

Allah menjamin rezekiku, sejak 4 bulan 10 hari aku dalam kandungan ibuku.

Amatlah keliru bila bertawakkal rezeki dimaknai dari hasil bekerja.

Karena bekerja adalah ibadah, sedang rezeki itu urusan-Nya..

Melalaikan kebenaran demi menghawatirkan apa yang dijamin-Nya, adalah kekeliruan
berganda..

Manusia membanting tulang, demi angka simpanan gaji, yang mungkin esok akan ditinggal mati.

Mereka lupa bahwa hakekat rezeki bukan apa yang tertulis dalam angka, tapi apa yang telah dinikmatinya.

Rezeki tak selalu terletak pada pekerjaan kita, Allah menaruh sekehendak-Nya.

Diulang bolak balik 7X Shafa dan Marwa, tapi air Zam-zam justru muncul dari kaki sang bayi, Ismail 'alayhissalam.

Ikhtiar itu perbuatan. Rezeki itu kejutan.

Dan yang tidak boleh dilupakan, tiap hakekat rezeki akan ditanya kelak…

"Darimana dan digunakan untuk apa" Karena rezeki hanyalah "hak pakai", bukan "hak milik"...

Halalnya saja dihisab..dan haramnya diadzab.

Maka, aku tidak boleh merasa iri pada rezeki orang lain.

Bila aku iri pada rezeki orang, sudah seharusnya juga iri pada takdir kematiannya.

[ aguskrnwn ]

Allah Ta'ala berfirman.

ﻓَﺒِﺄَﻱِّ ﺁﻟَﺎﺀِ ﺭَﺑِّﻜُﻤَﺎ ﺗُﻜَﺬِّﺑَﺎﻥِ.

"Maka, nikmat Tuhan-Mu yang manakah yang engkau dustakan?"
(QS Ar-Rahmaan: 13).

ﻭَﺇِﺫْ ﺗَﺄَﺫَّﻥَ ﺭَﺑُّﻜُﻢْ ﻟَﺌِﻦْ ﺷَﻜَﺮْﺗُﻢْ ﻟَﺄَﺯِﻳﺪَﻧَّﻜُﻢْ ﻭَﻟَﺌِﻦْ ﻛَﻔَﺮْﺗُﻢْ ﺇِﻥَّ ﻋَﺬَﺍﺑِﻲ ﻟَﺸَﺪِﻳﺪٌ

“Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih ” (Qs. Ibrahim: 7).


0 komentar:

Posting Komentar

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net