Kami bukan orang Jakarta,
tapi terus terang kami sangat takut jika dia menang. Semua gambaran keburukannya muncul. Dan saya yakin, perilakunya akan jauh lebih buruk jika berhasil jadi pemenang.
Kami takut dia menang..
Mulutnya kotor, namun apa yg ada dalam hati dan fikirannya jauh lebih kotor. Teko hanya mengeluarkan isinya, maka apa yg tidak dikeluarkan jauh lebih pekat. Sumber kotorannya menggumpal didasar sanubarinya. Ingat, kotor perkataan kotor juga perbuatannya. Dan lbh kotor lagi cara berfikirnya.
Kami takut dia menang...
Prilakunya kasar, sangat kasar. Ia bisa mendapatkan kepuasan dg mencaki maki ibu ibu tua. Hatinya gembira jika bisa menyakiti rakyat lemah dan pribumi miskin. Namun apa yg tersimpan dibenaknya jauh lebih brutal. Ingat, kekasaran perilaku lahir dari kekasaran jiwanya.
Kami takut dia menang.
Manusia tak beradab ini memiliki pengikut yg tak bermoral. Kemenangannya akan membangkitkan kesewenangan dari penggemarnya. Jika kepada gubernur NTB yg terhormat saja berani kurang ajar. Kepada kita tentu lebih parah lagi.
Kami takut dia menang..
Manusia arogan ini memiliki pembela yg jauh lbh congkak lagi. Dia gemar menebarkan rasa takut bagi rakyat, dan para pengikutnya merasa bebas melakukan intimidasi.
Kami takut dia menang..
Mereka adalah kelompok yg pandai memfitnah. Khususnya kpd umat Islam. Kemenangannya akan memberi jalan yg lbh lebar utk membombardir kami dgn fitnah fitnah yg lbh keji.
Kami takut dia menang..
Mereka adalah kelompok yg siap memghalalkan segala cara demi ambisinya. Maka Kemenangannya merupakan jalan baginya utk berbuat sewenang wenang tanpa ampun dan perasaan.
Kami takut dia menang..
Di negeri ini kami tak punya pelindung. Orang ini telah membeli semua oknum perangkat negara utk menjadi kaki tangannya guna menghadapi kami. Status kami sebagai rakyat yg menuntut keadilan telah dirubah menjadi penjahat yg berniat makar.
Kami takut dia menang...
Sebab apa yg bisa diharapkan dari pemimpin yg suka melecehkan keyakinan org lain. Pemimpin tdk punya rasa hormat pada tokoh agama mayoritas, pemimpin yg senang menggusur Masyarakat pinggiran. Pemimpin gemar mencaci rakyat kecil. Pemimpin yg hanya ingin mengabdi pada konglomerat yg tamak.
Kami takut dia menang
Sebab apa yg bisa kita harapkan dari pemimpin yg suka berbohong, pemimpin yg pandai memanipulasi, pemimpin yg rajin menipu rakyat. Pemimpin yg tekun melukai penduduk asli. Pemimpin yg tak pernah berhenti menyinggung perasaan umat Islam.
Kami takut dia menang..
Sebab apa yg bisa kita harapkan dari pribadi yg hanya pinter menciptakan perpecahan. Pribadi yg jenius mengkotak kotakan penduduknya. Pribadi yg lihai mengadu domba rakyatnya. Pribadi yg brilian merekayasa permusuhan.
Kami takut dia menang
Sebab dampak keburukan pribadinya akan kami rasakan. Utk kehidupan beragama kami, untuk masa depan sikap keber-agama-an kami dan anak anak kami. Utk harga diri kami sebagai seorang Muslim. Utk harga diri kami sebagai pribumi asli.
Tapi kami bisa apa?
Kami bukan warga Jakarta, kebanyakan kami pun masih anak2. Dan suara ketakutan kami tdk mungkin didengar oleh rejim yg sudah tuli dari kebenaran. Penguasa yg sdh mati dari rasa keadilan.
Kami takut dia menang..
Tapi kami bisa apa? Kami tak mampu mencegah kecurangan massif yg akan mereka lakukan. Kami tak bisa menghalangi intimidasi yg biasa mereka lakukan saat pemilihan nanti. Krn kami perempuan dan bukan warga Jakarta.
Maka kami hanya bisa menangis dan berdo'a. Yaa Alloh jauhkan kaum muslimin Jakarta dari kebodohan, bukalah hati dan fikirannya. Ya robbanaa jauhkan kaum muslimin Jakarta dari kemunafikan, bukalah hatinya utk menerima hidayahMu dlm memilih pemimpin. Yaa rahman.. Jangan biarkan orang orang jahat ini menang dan memimpin kami.
Warga Jakarta...
Tolong lah... Untuk pertama kalinya kami memohon kpd kalian... Kami titipkan nasib Jakarta kpd kalian. Nasib Indonesia kedepan akan dipengaruhi oleh keadaan Jakarta.
Bersama seluruh penghafal Alqur'an di mafaza dan alhikmah serta mungkin teman2 hafidz kami di berbagai pesantren Qur'an.... kami sering menangis utk Jakarta. Semoga setelah pilkada tgl 19 nanti, kami tersenyum bahagia. Atau kembali menangis, Namun tangis lega, Sebab Kalian dg gagah berani mengalahkan si Fir'aun sipit yg kasar itu.
0 komentar:
Posting Komentar