.::Catatan tentang #Nadzor (Melihat Calon Pasangan) ketika #Taaruf::.
(Oleh Andi Abu Hudzaifah Najwa)
Para pemuda yang sholih dan kalian wanita muslimah yang sholihah, ketika tahapan ta'aruf sudah engkau lalui, engkau telah mendapat berita tentang keadaan wanita yang akan engkau jadikan istrimu kelak dengan shohih dari sumber yang terpercaya, maka kemudian kalian akan melewati tahapan nazhor, untuk saling melihat satu sama lain dengan didampingi mahrom kalian, suatu pandangan yang dihalalkan meski kalian belum menjadi suami istri, dan hendaknya pandangan tersebut tidak berlebihan. Namun ingatlah sebelum nazhor agar mempersiapkan diri, mempersiapkan jiwa dan hati kalian, bahwa hendaknya melihat jangan hanya pada fisik yang rupawan saja, meski hal itu menempati porsi terbesar tujuan dari nazhormu,Bagi engkau pemuda yang sholih, setelah engkau melihat wajah wanita yang engkau pinang itu, cobalah mencocokkan gerak-geriknya dengan data yang engkau terima, bagaimana akhlaknya, bagaimana sifat malunya, bagaimana adab-adabnya ketika bertemu dengan seseorang yang bukan mahromnya, dan pertama kali menampakkan wajahnya yang selama ini ditutupinya kepadamu, letak keindahan seorang wanita itu dari rasa malunya. Terdapat wanita yang cantik namun genit dan memiliki pandangan yang menggoda meski pertama kali berjumpa, maka pertimbangkanlah atau wajahnya biasa saja namun memiliki sifat malu dan akhlak yang baik sebagai muslimah, maka pertimbangkanlah.
Dan bagi engkau wahai muslimah sholihah, setelah engkau melihat wajah lelaki yang akan menjadi calon suamimu, perhatikanlah adab dan gerak-geriknya, meski dengan sifat malumu dan mencuri lirikan, bagaimana akhlaknya, adabnya kepada orang tuamu, adabnya kepadamu, tutur katanya dan pandangan matanya terhadapmu, meski wajahnya tampan rupawan, namun ia kurang akhlak kepada yang lebih tua, kurang adab sebagai tamu, matanya liar dalam menatapmu, maka pertimbangkanlah. Meski wajahnya biasa saja, dengan jenggot khas ras asia, namun tutur katanya sopan dan bersahaja, senyumnya ringan dan memandang seperlunya, tahu akan adab dan batasannya, maka pertimbangkanlah,sungguh sebuah tahapan yang menegangkan dan nyata, sebuah tahapan penuh pembuktian yang singkat namun penuh makna, menimbang dan memilah, agar pasangan hidup yang diimpikan kelak memang benar memiliki akhlak yang mulia, dan -- insyaa Allooh -- mampu membangun rumah tangga yang sakinah. Aamiin.
Walloohu a'lam.
0 komentar:
Posting Komentar