Sabtu, 27 Mei 2017

Para ulama mengatakan bahwa puasa itu memiliki 3 tingkatan ?!

Para ulama pernah mengatakan bahwa puasa itu memiliki 3 tingkatan. Sebagaimana Imam Ghazali mengatakan dalam kitabnya Ihya 'Ulumuddin, bahwa puasa itu memiliki 3 tingkatan:
1. Shiyam al-'Umum
2. Shiyam al-Khusus
3. Shiyam Khusus al-Khusus

Tingkatan pertama, adalah puasa yang diketahui oleh semua orang secara umum, yaitu puasa dengan menahan dari makan, minum, dan dari segala yang membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari.

Akan tetapi di waktu yang sama dia masih membiarkan dirinya melakukan perbuatan-perbuatan tercela yang biasa dia lakukan. Dia masih berdusta, memaki, berkata kotor, mencuri, bermuamalah dengan orang lain dengan kasar. Meskipun dia masih menjaga puasanya dari segala yang membatalkan. Jika begini, ia hanya sampai pada tingkatan pertama saja. Yaitu, ia melaksanakan fardhu, namun hanya kulitnya saja, belum sampai kepada intinya.

Kemudian tingkatan kedua, sama seperti yang pertama, dia menjaga puasanya dengan menahan makan, minum, dan segala yang bisa membatalkan puasanya, dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Akan tetapi tidak sampai di situ, dia juga sadar terhadap dirinya, dia berpikir, apakah masuk akal ketika Allah Swt memerintahkan saya menahan diri dari perbuatan mubah, yaitu makan dan minum, namun saya masih tetap berkata dusta, berkata kotor, bermusuhan dengan orang lain. Ini tidak masuk akal.

Di sini lah dia mulai masuk tingkatan yang lebih tinggi, tingkatan yang lebih dekat dengan Allah Swt. Yaitu, jika Allah Swt melarang saya untuk makan, minum, dan perbuatan-perbuatan mubah lainnya, yang aslinya mereka itu mubah dan halal, dengan tujuan untuk mensucikan dan memperbaiki diri saya, maka sudah seharusnya di kesempatan ini saya juga harus mensucikan dan memperbaiki jiwa, dan lisan saya, dari segala perkataan dusta, perkataan kotor, dan segala perbuatan tercela, yang sudah jelas mereka itu semua adalah keburukan, yang sangat tidak sesuai dengan kemuliaan bulan Ramadhan.

Kemudian tingkatan yang terakhir, adalah puasanya orang yang menahan dari makan, minum, dan segala yang bisa membatalkannya. Dan dia juga membersihkan dan mensucikan jiwanya dari segala keburukan, dari segala perbuatan tercela. Namun tidak sampai di situ, dia juga menambahkan adabnya terhadap Allah Swt bahkan sampai di dalam pikirannya. Inilah puasanya para 'arif, para wali, para ahlillah. Yaitu dia berpuasa Ramadhan tidak hanya menahan dari makan minum dan semua yang membatalkan. Tidak hanya menahan dari dusta, dan maksiat. Namun juga sebagai adab terhadap Allah Swt tidak akan saya biarkan pikiran saya dimasuki oleh segala keburukan, juga pikiran-pikiran negatif terhadap orang lain.

Jika ia bisa membiasakan dirinya dengan hal ini, maka bersinar lah hatinya, cerah lah batinnya, sehingga al-Qur'an turun di tempat yang suci bersih, dan mampu menyinari sebagaimana matahari menyinari dunia. Inilah mengapa Allah Swt memilih bulan Ramadhan daripada bulan-bulan lainnya, untuk diturunkan di dalamnya al-Qur'an, agar ia dibaca oleh jiwa-jiwa yang suci, jiwa-jiwa yang bersih.

-Syekh Usamah Sayyid al-Azhari

1 komentar:

  1. Ijin Nyimak Gan - http://umpanpancingessen.com/umpan-ikan-mas-galatama/

    BalasHapus

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net