KU DEKAP CINTAKU HINGGA KE SYURGA

Jika Cinta sudah melekàt. Hati ingin slalu dekat. Karena Cintaku padamu Lebih Hebat.

Ust.Arifin ilham : Berbeda Tetapi Tetap Sayang

SubhanAllah walhamdulillah kanda tercinta fillah ustadz DR Kholid Basalam adalah seorang mujahid da'wah yg juga seorang pengusaha sukses dg PT Ajwad -nya.

Sebuah pesan tentang ilmu dari Imam Syafi'i

Salah satu Imam Mahzab, yang ajarannya banyak digunakan muslim Indonesia. Dan beliau berpesan.

Jumat, 31 Maret 2017

1 April (April Mop) Sejarah Pembantaian Jutaan Umat Muslim oleh Tentara Salib di Spanyol 5 abad silam

1 April (April Mop) sejarah Pembantaian dgn sangat KEJAM Jutaan Umat Muslim oleh Tentara SALIB di Granada SPANYOL 5 abad silam.


sejarah nan membuat bulu kuduk merinding

Sekedar untuk mengingatkan...

Bulan April menjelang. Ada suatu kebiasaan jahiliah yang patut kita waspadai bersama sebagai seorang Muslim; 1 April sebagai hari APRIL MOP. April Mop sendiri adalah hari di mana orang-orang diperbolehkan menipu dan berbohong kepada orang lain.
Di Barat, tiap tanggal 1 April diperingati hari “April Mop.” Sedangkan di Indonesia, di berbagai kota besar, tak jarang ada yang latah mengikuti tradisi April Mop. Pada hari itu, mereka diperbolehkan dan sah-sah saja menipu teman, mengisengi kawan, ngerjain guru, ngusilin orang tua, membohongi saudara, atau yang sejenisnya, di mana sang target tidak boleh marah atau emosi ketika sadar bahwa dirinya telah menjadi sasaran April Mop. Biasanya, jika sang target April Mop sudah sadar bahwa dirinya dijadikan target April Mop, mereka juga akan tertawa atau minimal mengumpat sebal, tapi tidak akan marah sungguhan.

Seolah-olah 1 April adalah hari di mana keisengan dan kebohongan harus berjalan sempurna dan akurat, zero tolerance bagi kesalahan. Jika berhasil ngisengin sang target, maka yang didapat adalah rasa puas dan sensasi plong.
Tapi tahukah Anda apakah April Mop itu sebenarnya?

Sejarah April Mop

Sebenarnya, April Mop adalah sebuah perayaan hari kemenangan atas dibunuhnya ribuan umat Islam Spanyol oleh tentara salib yang dilakukan lewat cara-cara penipuan. Sebab itulah, mereka merayakan April Mop dengan cara melegalkan penipuan dan kebohongan walau dibungkus dengan dalih sekadar hiburan atau keisengan belaka.

Biasanya orang akan menjawab bahwa April Mop—yang hanya berlaku pada tanggal 1 April—adalah hari di mana kita boleh dan sah-sah saja menipu teman, orangtua, saudara, atau lainnya, dan sang target tidak boleh marah atau emosi ketika sadar bahwa dirinya telah menjadi sasaran April Mop. Biasanya sang target, jika sudah sadar kena April Mop, maka dirinya juga akan tertawa atau minimal mengumpat sebal, tentu saja bukan marah sungguhan.

Perayaan April Mop berawal dari suatu tragedi besar yang sangat menyedihkan dan memilukan? April Mop, atau The April’s Fool Day, berawal dari satu episode sejarah Muslim Spanyol di tahun 1487 M. atau bertepatan dengan 892 H.

Sejak dibebaskan Islam pada abad ke-8 M oleh Panglima Thariq bin Ziyad, Spanyol berangsur-angsur tumbuh menjadi satu negeri yang makmur. Pasukan Islam tidak saja berhenti di Spanyol, namun terus melakukan pembebasan di negeri-negeri sekitar menuju Perancis. Perancis Selatan dengan mudah dibebaskan. Kota Carcassone, Nimes, Bordeaux, Lyon, Poitou, Tours, dan sebagainya jatuh. Walaupun sangat kuat, pasukan Islam masih memberikan toleransi kepada suku Goth dan Navaro di daerah sebelah barat yang berupa pegunungan. Islam telah menerangi Spanyol.

Karena sikap para penguasa Islam yang begitu baik dan rendah hati, banyak orang-orang Spanyol yang kemudian dengan tulus dan ikhlas memeluk Islam. Muslim Spanyol bukan saja beragama Islam, namun sungguh-sungguh mempraktikkan kehidupan secara Islami. Tidak saja membaca Al-Qur’an, namun bertingkah-laku berdasarkan Al-Qur’an. Mereka selalu berkata tidak untuk musik, bir, pergaulan bebas, dan segala hal yang dilarang Islam. Keadaan tenteram seperti itu berlangsung hampir enam abad lamanya.

Selama itu pula kaum kafir yang masih ada di sekeliling Spanyol tanpa kenal lelah terus berupaya membersihkan Spanyol dari Islam, namun selalu gagal. Maka dikirimlah sejumlah mata-mata untuk mempelajari kelemahan umat Islam Spanyol.

Akhirnya mereka menemukan cara untuk menaklukkan Islam, yakni dengan pertama-tama melemahkan iman mereka melalui jalan serangan pemikiran dan budaya. Maka mulailah secara diam-diam mereka mengirimkan alkohol dan rokok secara gratis ke dalam wilayah Spanyol. Musik diperdengarkan untuk membujuk kaum mudanya agar lebih suka bernyanyi dan menari daripada membaca Al Qur’an. Mereka juga mengirimkan sejumlah ulama palsu untuk meniup-niupkan perpecahan ke dalam tubuh umat Islam Spanyol. Lama-kelamaan upaya ini membuahkan hasil.

Akhirnya Spanyol jatuh dan bisa dikuasai pasukan salib. Penyerangan oleh pasukan salib benar-benar dilakukan dengan kejam tanpa mengenal peri kemanusiaan. Tidak hanya pasukan Islam yang dibantai, tetapi juga penduduk sipil, wanita, anak-anak kecil, orang-orang tua. Satu-persatu daerah di Spanyol jatuh.

Granada adalah daerah terakhir yang ditaklukkan. Penduduk-penduduk Islam di Spanyol (juga disebut orang Moor) terpaksa berlindung di dalam rumah untuk menyelamatkan diri. Tentara-tentara salib terus mengejar mereka. Ketika jalan-jalan sudah sepi, tinggal menyisakan ribuan mayat yang bergelimpangan bermandikan genangan darah, tentara salib mengetahui bahwa banyak muslim Granada yang masih bersembunyi di rumah-rumah. Dengan lantang tentara salib itu meneriakkan pengumuman, bahwa para Muslim Granada bisa keluar dari rumah dengan aman dan diperbolehkan berlayar keluar Spanyol dengan membawa barang-barang keperluan mereka.

Orang-orang Islam masih curiga dengan tawaran ini. Namun beberapa dari orang Muslim diperbolehkan melihat sendiri kapal-kapal penumpang yang sudah dipersiapkan di pelabuhan. Setelah benar-benar melihat ada kapal yang sudah disediakan, mereka pun segera bersiap untuk meninggalkan Granada dan berlayar meninggalkan Spanyol.

Keesokan harinya, ribuan penduduk muslim Granada keluar dari rumah-rumah mereka dengan membawa seluruh barang-barang keperluan, beriringan berjalan menuju ke pelabuhan. Beberapa orang Islam yang tidak mempercayai pasukan salib, memilih bertahan dan terus bersembunyi di rumah-rumah mereka. Setelah ribuan umat Islam Spanyol berkumpul di pelabuhan, dengan cepat tentara salib menggeledah rumah-rumah yang telah ditinggalkan penghuninya. Lidah api terlihat menjilat-jilat angkasa ketika mereka membakari rumah-rumah tersebut bersama dengan orang-orang Islam yang masih bertahan di dalamnya.

Sedang ribuan umat Islam yang tertahan di pelabuhan, hanya bisa terpana ketika tentara salib juga membakari kapal-kapal yang dikatakan akan mengangkut mereka keluar dari Spanyol. Kapal-kapal itu dengan cepat tenggelam. Ribuan umat Islam tidak bisa berbuat apa-apa karena sama sekali tidak bersenjata. Mereka juga kebanyakan terdiri dari para perempuan dengan anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Sedang para tentara salib telah mengepung mereka dengan pedang terhunus.

Dengan satu teriakan dari pemimpinnya, ribuan tentara salib segera membantai umat Islam Spanyol tanpa rasa belas kasihan. Jerit tangis dan takbir membahana. Seluruh Muslim Spanyol di pelabuhan itu habis dibunuh dengan kejam. Darah menggenang di mana-mana. Laut yang biru telah berubah menjadi merah kehitam-hitaman.

Tragedi ini bertepatan dengan tanggal 1 April. Inilah yang kemudian diperingati oleh dunia kristen setiap tanggal 1 April sebagai April Mop (The April’s Fool Day). Pada tanggal 1 April, orang-orang diperbolehkan menipu dan berbohong kepada orang lain. Bagi umat kristiani, April Mop merupakan hari kemenangan atas dibunuhnya ribuan umat Islam Spanyol oleh tentara salib lewat cara-cara penipuan. Sebab itulah, mereka merayakan April Mop dengan cara melegalkan penipuan dan kebohongan walau dibungkus dengan dalih sekedar hiburan atau keisengan belaka.

Bagi umat Islam, April Mop tentu merupakan tragedi yang sangat menyedihkan. Hari di mana ribuan saudara-saudaranya se-iman disembelih dan dibantai oleh tentara salib di Granada, Spanyol. Sebab itu, adalah sangat tidak  juga ada orang Islam yang ikut-ikutan merayakan tradisi ini. Siapapun orang Islam yang turut merayakan April Mop, maka ia sesungguhnya tengah merayakan ulang tahun pembunuhan massal ribuan saudara-saudaranya di Granada, Spanyol, 5 abad silam.

Jadi, perhatikan sekeliling Anda, anak Anda, atau Anda sendiri, mungkin terkena bungkus jahil April Mop tanpa kita sadari.
Wahai umat Islam, berhati hatilah terhadap budaya ini. Hindari diri kita dari berbuat dzalim, apalagi April Mop bukanlah budaya Islam.

Tetapi, tahukah Anda berapa banyak di antara kita yang tidak mengetahui kenyataan pahit sejarah yang menimpa umat Islam Spanyol di belakang perayaan April Mop? Tragedi pembantaian umat Islam Spanyol.

"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: 'Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)'. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu." (QS Albaqarah 2 : 120)

Dalam suatu riwayat dikemukakan, bahwa kaum Yahudi Madinah dan kaum Nashara Najran mengharap agar Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam shalat menghadap kiblat mereka. Ketika Allah Subhanahu wata’ala membelokkan kiblat itu ke Ka'bah, mereka merasa keberatan. Mereka berkomplot dan berusaha agar Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam menyetujui kiblat sesuai dengan agama mereka. Maka turunlah ayat tersebut di atas (Q.S. 2: 120) yang menjelaskan bahwa orang-orang Yahudi dan orang-orang Nashara tidak akan senang kepada Nabi Muhammad SAW, walaupun keinginannya dikabulkan. (Diriwayatkan oleh Tsa'labi yang bersumber dari Ibnu Abbas)

Sebagaimana sudah firman Allah Subhanahu wata’ala tersebut, sepanjang masa, tidak akan pernah hilang keinginan mereka musuh-musuh Islam untuk selalu menghancurkan Islam dan memadamkan cahaya Allah Subhanahu wata’ala. Berbagai cara akan mereka lakukan, termasuk sejarah pembantaian muslim Spanyol pun 1 April berkembang menjadi perayaan April Mop.

Yang menyedihkan, orang-orang Islam yang jahil pun turut memperingati April Fool's Day. Tanpa menyadari, mereka sebenarnya merayakan ulang tahun pembunuhan masal saudara se-Islam mereka sendiri.

Wahai umat Islam, berhati hatilah terhadap budaya ini. Hindari diri kita dari berbuat dzalim. Ingatkanlah saudara-saudara kita sesama muslim. Ingatlah, bahwa tanggal 1 April merupakan hari pembantaian umat Islam Spanyol. Dan yang penting, dalam Al Quran & Hadist tidak ada perintah di mana boleh menipu orang lain sebagai bahan gurauan.

Semoga Allah sentiasa membuka pintu taubat untuk kita. Amiiin..

(rt/berbagaisumber/Republika).


5 Ilmuwan yang Masuk Islam Setelah Riset Ilmiah

1. Maurice Bucaille, masuk Islam karena jasad Fir’aun


Prof Dr Maurice Bucaille adalah adalah ahli bedah kenamaan Prancis dan pernah mengepalai klinik bedah di Universitas Paris.
Ia dilahirkan di Pont-L’Eveque, Prancis, pada 19 Juli 1920. Kisah di balik keputusannya masuk
Islam diawali pada tahun 1975.
Pada saat itu, pemerintah Prancis menawari bantuan kepada pemerintah Mesir untuk meneliti, mempelajari, dan menganalisis mumi Firaun. Bucaille lah yang menjadi pemimpin ahli bedah sekaligus penanggung jawab utama
dalam penelitian.
Ternyata, hasil akhir yang ia peroleh sangat mengejutkan. Sisa-sisa garam yang melekat pada tubuh sang mumi adalah bukti terbesar bahwa dia telah mati karena tenggelam. Jasadnya segera dikeluarkan dari laut dan kemudian dibalsem untuk segera dijadikan mumi agar awet.
Namun penemuan yang dilakukan Bucaille menyisakan pertanyaan. Bagaimana jasad tersebut bisa terjaga dan lebih baik dari jasad-jasad yang lain (tengkorak bala
tentara Firaun), padahal telah dikeluarkan dari laut?
Bucaille lantas menyiapkan laporan akhir tentang sesuatu yang diyakininya sebagai penemuan baru, yaitu tentang penyelamatan mayat Firaun dari laut dan pengawetannya.
Laporan akhirnya ini dia terbitkan dengan judul ‘Mumi Firaun; Sebuah Penelitian Medis Modern’, dengan judul aslinya, ‘Les Momies des Pharaons et la Midecine’.
Saat menyiapkan laporan akhir, salah seorang rekannya membisikkan sesuatu di telinga Bucaille seraya berkata:
“Jangan tergesa-gesa karena sesungguhnya kaum Muslimin telah berbicara tentang tenggelamnya mumi ini”.
Dia mulai berpikir dan bertanya-tanya. Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Bahkan, mumi tersebut baru ditemukan sekitar tahun 1898 M, sementara Alquran telah ada ribuan tahun sebelumnya.
Setelah perbaikan terhadap mayat Firaun dan
pemumiannya, Prancis mengembalikan mumi tersebut ke Mesir. Namun, ia masih bertanya-tanya tentang kabar bahwa kaum Muslimin telah saling menceritakan tentang penyelamatan mayat tersebut. Dan akhirnya setelah pemikiran panjang, akhirnya dia masuk islam.

2.Jacques Yves Costeau, di lautan terdalam menemukan Islam


Mr Jacques Yves Costeau adalah seorang ahli Oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis yang lahir pada 11 Juni 1910. Sepanjang hidupnya ia menghabiskan waktu dengan menyelam ke berbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat film
dokumenter tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton oleh seluruh dunia melalui stasiun tv Discovery Channel.

Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba Costeau menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya karena tidak bercampur atau tidak melebur
dengan air laut yang asin di sekelilingnya. Sehingga seolah- olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.
Fenomena ganjil itu mendorongnya untuk mencari tahu penyebab terpisahnya air tawar dari air asin di tengah-tengah lautan.
Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor muslim dan menceritakan fenomena ganjil itu kepadanya. Profesor tersebut lalu teringat ayat Alquran tentang bertemunya dua lautan (surat Ar-Rahman ayat
19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez. Ayat itu berbunyi: “Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing”.
Kemudian dibacakan surat Al-Furqan ayat 53 : “Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.”
Terpesonalah Mr Costeau mendengar ayat-ayat Alquran itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam.
Costeau pun berkata bahwa Alquran memang
sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Tak lama, Mr Costeau memeluk Islam.

3. Demitri Bolykov, meyakini matahari akan terbit dari Barat.


Sebagai seorang ahli fisika asal Ukraina, Demitri Bolykov mengatakan bahwa pintu masuk ke Islam baginya adalah fisika.
Demitri tergabung dalam sebuah penelitian ilmiah
yang dipimpin oleh Prof Nicolai Kosinikov, yang juga merupakan pakar fisika.
Teori yang dikemukan oleh Prof Kosinov merupakan teori yang paling baru dan paling berani dalam menafsirkan fenomena perputaran bumi pada porosnya. Kelompok peneliti ini merancang sebuah sampel berupa bola yang diisi
penuh dengan papan tipis dari logam yang dilelehkan, ditempatkan pada badan bermagnit yang terbentuk dari elektroda yang saling berlawanan arus.
Ketika arus listrik berjalan pada dua elektroda tersebut maka menimbulkan gaya magnet dan bola yang dipenuhi papan tipis dari logam tersebut mulai berputar pada porosnya fenomena ini dinamakan “Gerak Integral Elektro
Magno-Dinamika”. Gerak ini pada substansinya menjadi aktivitas perputaran bumi pada porosnya.
Pada tingkat realita di alam ini, daya matahari merupakan “kekuatan penggerak” yang bisa melahirkan area magnet yang bisa mendorong bumi untuk berputar pada porosnya.
Kemudian gerak perputaran bumi ini dalam hal cepat atau lambatnya seiring dengan daya intensitas daya matahari.
Atas dasar ini pula posisi dan arah kutub utara bergantung. Telah diadakan penelitian bahwa kutub magnet bumi hingga
tahun 1970 bergerak dengan kecepatan tidak lebih dari 10 km dalam setahun, akan tetapi pada tahun-tahun terakhir ini kecepatan tersebut bertambah hingga 40 km dalam setahun
Bahkan pada tahun 2001 kutub magnet bumi bergeser dari tempatnya hingga mencapai jarak 200 km dalam sekali gerak. Ini berarti bumi dengan pengaruh daya magnet tersebut mengakibatkan dua kutub magnet bergantian
tempat. Artinya bahwa “gerak” perputaran bumi akan mengarah pada arah yang berlawanan. Ketika itu matahari akan terbit (keluar) dari Barat.

4. Dr.Fidelma O’Leary, menemukan rahasia sujud dalam salat


Dr Fidelma, ahli neurologi asal Amerika Serikat mendapat hidayah saat melakukan kajian terhadap saraf otak manusia. Ketika melakukan penelitian, ia menemukan beberapa urat saraf di dalam otak manusia yang tidak dimasuki darah.
Padahal setiap inci otak manusia
memerlukan suplai darah yang cukup agar dapat berfungsi secara normal.
Penasaran dengan penemuannya, ia mencoba mengkaji lebih serius. Setelah memakan waktu lama, penelitiannya pun tidak sia-sia. Akhirnya dia menemukan bahwa ternyata darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak
manusia secara sempurna kecuali ketika seseorang tersebut melakukan sujud dalam salat. Artinya, kalau manusia tidak menunaikan ibadah shalat, otak tidak dapat menerima darah yang secukupnya untuk berfungsi secara normal.
Rupanya memang urat saraf dalam otak tersebut hanya memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini
artinya darah akan memasuki bagian urat otak dengan mengikuti waktu salat.

5. Profesor William, menemukan tumbuhan yang
bertasbih


Sebuah majalah sains terkenal, Journal of Plant Molecular Biologies, mengungkapkan hasil penelitian yang dilakukan sebuah tim ilmuwan Amerika Serikat tentang suara halus
yang tidak bisa didengar oleh telinga biasa (ulstrasonik), yang keluar dari tumbuhan. Suara tersebut berhasil disimpan dan direkam menggunakan alat perekam canggih.
Dari alat perekam itu, getaran ultrasonik kemudian diubah menjadi menjadi gelombang elektrik optik yang dapat
ditampilkan ke layar monitor. Dengan teknologi ini, getaran ultrasonik tersebut dapat dibaca dan dipahami, karena suara yang terekam menjadi terlihat pada layar monitor dalam bentuk rangkaian garis.
Para ilmuwan ini lalu membawa hasil penemuan mereka ke hadapan tim peneliti Inggris di mana salah seorangnya adalah peneliti muslim.
Yang mengejutkan, getaran halus ultrasonik yang
tertransfer dari alat perekam menggambarkan garis-garis yang membentuk lafadz Allah dalam layar. Para ilmuwan Inggris ini lantas terkagum-kagum dengan apa yang mereka saksikan.
Peniliti muslim ini lalu mengatakan jika temuan tersebut sesuai dengan keyakinan kaum muslimin sejak 1400 tahun yang lalu. Para ilmuwan AS dan tim peneliti Inggris yang mendengar ucapan itu lalu memintanya untuk menjelaskan lebih dalam maksud yang dikatakannya.
Setelah menjelaskan tentang Islam dan ayat tersebut, sang peneliti muslim itu memberikan hadiah berupa mushaf Alquran dan terjemahanya kepada Profesor William, salah satu anggota tim peneliti Inggris.
Selang beberapa hari setelah peristwa itu, Profesor William berceramah di Universitas Carnegie Mellon. Ia mengatakan:
“Dalam hidupku, aku belum pernah menemukan fenomena semacam ini selama 30 tahun menekuni pekerjaan ini, dan tidak ada seorang ilmuwan pun dari mereka yang melakukan pengkajian yang sanggup menafsirkan apamakna dari fenomena ini. Begitu pula tidak pernah ditemukan kejadian alam yang bisa menafsirinya. Akan tetapi, satu-satunya tafsir yang bisa kita temukan adalah dalam Alquran. Hal ini tidak memberikan pilihan lain buatku selain mengucapkan Syahadatain,” demikian ungkapan William.

Semoga bisa menjadi inspirasi dan bisa di ambil hikmahnya..





DOSA YANG MERUSAK PERNIKAHANAN SUAMI

DOSA YANG MERUSAK PERNIKAHANAN.
SUAMI :


Seorang Suami tidak dapat atau mampu memuji hal-hal kecil dari Istri.

1. Suami tidak berfungsi menjadi pemimpin dengan baik, akibatnya saling melukai.
2. Suami gagal menjadikan Istri prioritas dalam hidupnya.
3. Suami membandingkan Istri dengan wanita lain.
4. Suami kurang disiplin mengontrol emosi dan kebiasaan buruk.
5. Suami gagal memuji hal-hal kecil dari Istri.
6. Suami menolak pendapat Istri.
7. Suami tidak pernah minta maaf.
B. ISTRI :
1. Istri tidak menghargai Suami sebagai otoritas.
2. Istri gagal menundukkan diri kepada Suami.
3. Istri gagal menampilkan kecakapan manusia batiniah.
4. Istri gagal menunjukan rasa syukur kepada Suami.
Kebutuhan seorang Suami:
1. Sex.
2. Istri sebagai sahabat.
3. Rumah yang rapi.
4. Istri yang menarik.
5. Saling menghargai.
Kebutuhan seorang Istri:
1. Kasih sayang dan penghargaan.
2. Diajak bicara.
3. Jujur dan terbuka.
4. Keuangan yang cukup.
5. Komitmen terhadap keluarga.
Ingat!
Kepala keluarga yang berhasil dalam
keluarga maka keberhasilan yang lain akan mengikuti. Kepala keluarga yang gagal dalam keluarga maka kegagalan lain akan mengikuti.
Kebahagiaan perkawinan membutuhkan
perjuangan yang tidak kenal lelah, dan membutuhkan kehadiran dan pertolongan Tuhan.
Berbahagialah mereka yang benar-benar menikmati hidup rumah tangga yang rukun dan damai, meskipun itu harus diperoleh dengan cucuran air mata.
Belaian tangan suami adalah emas bagi istri.
Senyum manis sang istri adalah permata bagi suami.
Kesetiaan suami adalah mahkota bagi istri.
Keceriaan istri adalah sabuk di pinggang suami.
Perbaikilah apa yang bisa diperbaiki sekarang sebelum terlambat. Cintailah pasangan yang telah Tuhan pilih untukmu!
Semoga Tuhan memberkahi Pernikahan Anda!
Bagi yang belum Menikah, semoga ini bisa menjadi bekal kelak bila Anda menghadapi hidup Pernikahan.

Boleh SHARE


Larangan Tentang Memakai Jilbab Punuk Unta.

Assalamua'laikum Wr Wb.

Jilbab punuk Unta ---> Bukanlah Jilbab Syar'i
Mari kita membahas tentang larangan memakai jilbab punuk unta.

JILBAB model punuk unta semakin hari tampak semakin jadi trend.
Salah satu penyebab "booming" jilbab punuk unta ini adalah karena para artis mengenakannya, juga karena model-model terbaru jilbab,fashion-fashion juga
mendesainnya demikian.
Lihat saja di sekitar lingkungan kita ,di kampus-kampus, mal, pengajian, dan banyak tempat. Banyak Muslimah berjilbab dengan model punuk unta. Mereka menggulung rambutnya di bagian belakang kepala, bahkan di bagian belakang-atas kepala, sehingga ada "benjolan" persis punuk unta.
Padahal, jilbab model punuk unta dilarang dalam Islam berdasarkan hadits sebagai berikut:
“Ada dua golongan penduduk neraka yang belum aku melihat keduanya;
(1) Kaum yang membawa cemeti seperti ekor sapi untuk mencambuk manusia (maksudnya penguasa yang dzalim).
(2) Perempuan-perempuan yang berpakaian tapi telanjang, cenderung kepada kemaksiatan dan membuat orang lain juga
cenderung kepada kemaksiatan. Kepala-kepala mereka seperti punuk-punuk unta yang berlenggak-lenggok. Mereka tidak masuk surga dan tidak mencium bau wanginya. Padahal bau wangi syurga
itu tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian waktu (jaraknya jauh sekali).” (HR. Muslim dan yang lainnya).
Penafsiran yang masyhur makna “kepala-kepala mereka seperti punuk-punuk unta”, adalah mereka membuat kepala mereka
menjadi nampak besar dengan menggunakan kain kerudung atau
selempang dan lainnya yang digulung di atas kepala sehingga mirip dengan punuk-punuk unta.
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani dalam fatwanya menyatakan, seorang wanita mengumpulkan (menggelung/sanggul) rambutnya di atas lehernya dan di belakang kepalanya yang membentuk benjolan sehingga ketika wanita itu memakai
hijab, terlihat bentuk rambutnya dari belakang hijabnya adalah kesalahan yang terjadi pada banyak wanita yang memakai jilbab.
Sesungguhnya hal ini menyelisihi syarat hijab yang telah kukumpulkan dalam kitabku “Hijab al-Mar’ah al-Muslimah minal
Kitab was Sunnah”.
Di antara syarat-syarat tersebut adalah pakaian mereka tidak membentuk bagian tubuh atau sesuatu dari tubuh wanita tersebut, oleh karena itu tidak boleh bagi seorang wanita menggelung rambutnya dibelakang kepalanya atau disampingnya yang akan menonjol seperti itu, sehingga tampaklah bagi penglihatan orang,
walaupun tanpa sengaja bahwa itu adalah rambut yang lebat atau pendek. Maka, wajib untuk mengurainya dan tidak menumpuknya.
(Fatwa ‘Al-Lajnah Ad-Da’imah).
Pertanyaannya seperti ini :
Apa hukum seorang wanita mengumpulkan (menggelung/sanggul) rambutnya di atas lehernya dan di belakang kepalanya yang
membentuk benjolan sehingga ketika wanita itu memakai hijab,terlihat bentuk rambutnya dari belakang jilbabnya?
Jawaban :
Ini adalah kesalahan yang terjadi pada banyak wanita yang memakai jilbab, dimana mereka mengumpulkan rambut-rambut
mereka di belakang kepala mereka sehingga menonjol dari belakang kepalanya walaupun mereka memakai jilbab di atasnya.
Sesungguhnya hal ini menyelisihi syarat hijab yang dalam kitab “Hijab al-Mar’ah al-Muslimah minal Kitab was Sunnah”.
Dan diantara syarat-syarat tersebut adalah pakaian mereka tidak membentuk bagian tubuh atau sesuatu dari tubuh wanita tersebut,dan berhijab /berjilbab bukan untuk berhias,oleh karena itu tidak boleh bagi seorang wanita menggelung rambutnya dibelakang kepalanya atau disampingnya yang akan menonjol seperti itu,
sehingga tampaklah bagi penglihatan orang walaupun tanpa sengaja bahwa itu adalah rambut yang lebat atau pendek. Maka
wajib untuk mengurainya dan tidak menumpuknya.
Sumber : “Silsilatul Huda wan Nur“.
Kita ulang kembali tentang penafsiran hadits tadi:
Maksud dari hadits “kepala mereka seperti punuk unta”, adalah wanita yang menguncir atau menggulung rambutnya sehingga
tampak sebuah benjolan di bagian belakang kepala dan tampak dari balik hijabnya .
Ancaman yang sangat keras bagi setiap wanita yang keluar rumah menonjolkan rambut yang tersembunyi di balik hijabnnya dengan ancaman tidak dapat mencium bau wangi surga, padahal bau wangi surga bisa dicium dari jarak yang sangat jauh.
Apabila telah ada ketetapan dari Allah baik berupa perintah atau pun larangan, maka seorang mukmin tidak perlu berpikir-pikir lagi
atau mencari alternatif yang lain. Terima dengan sepenuh hati terhadap apa yang ditetapkan Allah tersebut dalam segala
permasalahan hidup.
Kalau kita perhatikan dengan seksama. Akan jelas sekali fenomena yang menghadang para muslimah ini.
Apa yang dikabarkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam hadits itu. Nyatanya? Memang banyak yang memakainya.
Jadi, inti dari larangan dalam hadits tersebut adalah bertabarruj, yaitu keluar rumah dengan berdandan yang melanggar aturan syari’at dan berjilbab yang tidak benar .
Sebagaimana firman Allah:
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu(bertabarruj) berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu“. (QS. Al-Ahzaab: 33).
Semoga para Muslimah berjilbab dgn punuk unta segera menyadarinya dan segera
mengubah gaya jilbabnya. Para perancang busana Muslimah juga hendaknya diberitahu dan menyadari agar merancang jilbab yang
sesuai dengan Syarat hijab Syar'i.
Jadi, buat sobat-sobat muslimah, yuk pakai jilbabnya yang biasa-biasa aja. Yang syar’i, yang tidak ketat, yang tidak tembus pandang, dan yang tidak berpunuk unta. Punuk Unta tidak usah dibawa-bawa lagi .
Semoga bermanfaat!
Wallahu A'lam Bishawab

Rabu, 29 Maret 2017

7 WASIAT RASULALLAH SAW

★ 7 WASIAT RASULALLAH SAW ★
¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬

Bismillāhir-rahmānir-rahīm

Allaahumma shalli 'alaa Muhammad Wa'alaa aali Muhammad.

“Dari Abu Dzar ra, ia berkata; “Kekasihku (Rasulullah SAW) berwasiat kepadaku dengan tujuh hal:

1.● Supaya aku mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka,

2.● Beliau memerintahku agar aku melihat orang-orang yang di bawahku dan tidak melihat orang yang berada di atasku,

3.● Beliau memerintahkan agar aku menyambung silaturahim dengan karib kerabat meski mereka berlaku kasar kepadaku,

4.● Aku diperintahkan agar memperbanyak ucapan 'La haula walaa quwwata illa billah..',

5.● Aku diperintahkan untuk mengatakan kebenaran meskipun pahit,

6.● Beliau berwasiat agar aku tidak takut celaan orang yang mencela dalam berdakwah kepada Allah,

7.● Beliau melarang aku agar aku tidak meminta-minta sesuatu kepada manusia” (Hadits Riwayat Ahmad)

¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬

Smoga bermanfaat serta dapat mengamalkan 7 wasiat Rasulallah SAW.
✿(\ /)
✿(•.•)
•c(")(") Aamiin ya Rabbal'alamiin. —

By : okky tien
Klik dsini

7 TEMPAT FAVORIT JIN/SYETAN PADA TUBUH MANUSIA

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيـــــــــــــْمِ

Mengenali 7 TEMPAT FAVORIT JIN/SYETAN pada TUBUH MANUSIA...

1⃣ Lubang mulut manusia.
👉  Diriwayatkan dari Abu Said bahwa Rasulullah bersabda,
"Apabila seseorang dari kalian menguap, letakkanlah tangannya pada mulutnya (tutuplah), karena setan akan masuk bersama dengan orang yang menguap."
(HR. Muslim)

2⃣ Dibawah kuku manusia.

👉 Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda,
"Potonglah (perpendek) kuku-kukumu. Sesungguhnya setan mengikat (melalui) kuku-kuku yang panjang."
(HR. Ahmad)

3⃣ Lubang hidung manusia.

👉  Rasulullah bersabda,
"Apabila salah seorang di antara engkau bangun tidur, hendaklah memasukan (istinsaq) dan mengeluarkan air dari hidung (istintsar) tiga kali, karena setan itu menginap di batang hidungnya."
(H.R. Muslim).

4⃣ Lubang telinga manusia.

👉  Diceritakan dari Abdullah bahwa Di sisi Nabi bahwa ada seorang laki-laki yang selalu tidur sampai pagi tanpa mengerjakan shalat (malam). Lalu beliau bersabda,
"Setan telah kencing di telinganya".
(H.R. Muslim)

5⃣ Urat darah manusia.

Dijelaskan oleh Shafiyyah binti Huyay bahwa Rasulullah bersabda,
"Sesungguhnya setan itu berjalan dalam tubuh anak Adam melalui peredaran darah dalam tubuhnya." (H.R. Muslim)

6⃣ Lubang pusar manusia.

👉 Lubang pusar merupakan tempat yang kotor karena tidak banyak orang yg membersihkannya, sedang jin dan setan sangat menyukai tempat-tempat yang kotor. Bahkan saat seseorang diruqiyah diketahui bahwa kebanyakan jin bersembunyi dan tinggal di bagian lubang pusar manusia. Meski demikian kita tidak dianjurkan untuk membersihkan lubang pusar hingga mengoreknya, cara membersihkannya cukup dengan menyekanya secara lembut dengan air atau dengan kapas.

7⃣ Lubang kemaluan manusia.

👉 Setan dan jin akan menambah rasa nikmat saat seseorang sedang berzina dengan cara menstimulir syaraf kemaluan. Oleh sebab itulah dianjurkan untuk menjaga kebersihan organ intim baik pada pria maupun wanita dan berdo'a, "Allahumma janibbisyaitan, wajanibna syaitan wamarazaqtana waqinna 'azabannar" hanya dengan pasangan yg halal, bila tidak baca doa syaitan ikut saham yg kelak melahirkan keturunan yg berprilaku syetan.
💧 Karena itu kita dianjurkan untuk mengikuti sunnah Rasulullah yaitu dengan *mencukur rambut kemaluan, memendekkan kumis, memotong kuku dan mencabut bulu ketiak* Sebab selain menjadikan tubuh lebih bersih dan sehat, kita juga dapat menghalangi jin untuk bersembunyi pada bagian tubuh tersebut.
Semoga bermanfaat ☝🏼
Refrensi:
📚 Shahih Muslim

Selasa, 28 Maret 2017

Ayat Al-Qur'an selalu Relevan dengan Zaman

۩▬▬▬▬▬▬▬Renungan ▬▬▬▬▬۩
Bismillāhir-rahmānir-rahmanirrahim...

(Tadabbur QS. As-Sajdah : 1-3)

Penulis : Samsul Basri, S.Si, MEI
Sumber : Kajian Tafsir al-Hijri di Masjid al-Hijri I Air Mancur (Ahad, 26/3/17) yang disampaikan oleh Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, MSc.

Allah Azza Wa Jalla Berfirman,

ألم. تَنْزِيلُ الْكِتَابِ لَا رَيْبَ فِيهِ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِين

Alif lam mim. Turunnya Al-Qur'an itu tidak ada keraguan padanya, (yaitu) dari Tuhan seluruh alam.

أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ ۚ بَلْ هُوَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أَتَاهُمْ مِنْ نَذِيرٍ مِنْ قَبْلِكَ لَعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ

Tetapi mengapa mereka (orang kafir) mengatakan, “Dia (Muhammad) telah mengada-adakannya.” Tidak, Al-Qur'an itu kebenaran (yang datang) dari Tuhanmu, agar engkau memberi peringatan kepada kaum yang belum pernah didatangi orang yang memberi peringatan sebelum engkau; agar mereka mendapat petunjuk.

Hikmah dan Pelajaran :

Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang memudahkan kita membaca, mengkaji dan mengambil hikmah serta pelajaran dari Al-Qur'an dari surat al Fatihah hingga surat yang ke -32 ini, surat assajadah. Semoga Al-Qur'an senantiasa kita jadikan sebagai manhajul hayah (jalan/kurikulum kehidupan), semoga kita senantiasa berinteraksi dengannya, dengan banyak membacanya dan mengambil petunjuk darinya, sebab kelak al-Qur'an akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi yang selalu membacanya.

اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِه

"Bacalah Al Qur`an, karena ia akan datang memberi syafa'at kepada para pembacanya pada hari kiamat nanti."(HR. Muslim)

Selalu mempelajari dan membaca al-Qur'an merupakan karunia Allah Ar-Rahman kepada hamba-hamba-Nya. Perhatikanlah surat Ar-Rahman ayat 1 dan 2,

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ * الرَّحْمَٰنُ * عَلَّمَ الْقُرْآن

(Allah) Yang Maha Pengasih, Yang telah mengajarkan Al-Qur'an.

Allah mengawali surat ar-Rahman dengan sifat-Nya Ar-Rahman kemudian selanjutnya Allah mengabarkan bahwa Dia telah mengajarkan al Qur'an. Hal ini menjadi dasar dan dalil yang kuat bahwa Al-Qur'an sebaik-baik karunia Allah kepada hamba-hamba-Nya. Bisa membaca dan mengambil pelajaran dari al-Qur'an adalah sebaik-baik nikmat Allah di dunia yang harus disyukuri.

قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ

Katakanlah (Muhammad), “Dengan karunia Allah (Islam) dan rahmat-Nya (al-Qur'an), hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus : 58)

Diantara keutamaan surat as-Sajadah Nabi saw senantiasa merutinkan membacanya di rakaat pertama shalat subuh di hari Jum'at, dan pada rakaat keduanya membaca surat Al-Insan.  Dikatakan surat as-sajadah karena pada ayat ke-15 berisi perintah untuk sujud. Sehingga disunnahkan surat ini dibaca pada jumat subuh disertai sujud pada ayat ke-15. Kandungan makna pada dua surat tersebut menekankan pentingnya ketawadhuan seorang hamba, agar tidak sombong dan takabbur.

Di beberapa negara tetangga, seperti Singapura, Malaisya dan Brunai, dihidupkan sunnah ini, yaitu membaca dua surat tersebut pada hari jumat di shalat subuh. Kita pun mengharapkan dan menganjurkan kepada masjid-masjid di Indonesia untuk bisa menghidupkan sunnah ini. Dan karena itulah pentingnya di setiap masjid menghadirkan imam pada shalah jahriyah, imam yang hafidzh atau yang banyak hafalan, agar para jamaah tertarik memakmurkan masjid, dan merasa kesejukan mendengarkan bacaan-bacaan imam dengan bacaan yang baik dan dengan suara yang merdu. dan tidak mengapa, kepada imam-imam seperti ini diberi upah, diambil dari iuran jamaah, atau dari kas masjid. Sebab selayaknya yang menjadi imam itu adalah yang paling baik bacaan Qur'annya, kemudian yang paling lebih dahulu mempelajari dan mengamalkan Islam, baru kemudian yang paling tua. Nabi saw bersabda :

يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللَّهِ تَعَالَى وَأَقْدَمُهُمْ قِرَاءَةً فَإِنْ كَانَتْ قِرَاءَتُهُمْ سَوَاءً فَلْيَؤُمَّهُمْ أَقْدَمُهُمْ هِجْرَةً فَإِنْ كَانَ هِجْرَتُهُمْ سَوَاءً فَلْيَؤُمَّهُمْ أَكْبَرُهُمْ سِنًّا

Orang yang menjadi imam suatu kaum adalah orang yang menguasai dalam membaca kitab Allah Ta'ala, dan orang yang lebih mula-mula membacanya. Jika bacaannya sama, maka setelahnya adalah yang lebih dulu hijrah. Jika hijrahnya bersamaan adalah lebih tua. (HR. Imam Ahmad)

Pada awal surat as-Sajadah ini ada tiga hal penting yang dijelaskan oleh Allah :

Pertama, al-Qur'an adalah mukjizat Allah, sebagai bukti kemukjizatannya adalah diawalinya beberapa surat dengan huruf atau kata yang tidak pernah didengar oleh bangsa Arab. Kata yang tersusun dari huruf-huruf al-muqatta'ah (yang terputus-putus), yang artinya _Allahu a'lam bimuraajihi_ (Hanya Allah yang Maha Tahu makna yang terkandung padanya). Misalnya pada surat ini diawali dengan _"alif laam miim"._

Kedua, al-Qur'an berisi ajaran yang sempurna, berlaku universal sejak diturunkan hingga hari kiamat, sebaba diturunkan oleh Allah dzat yang Maha sempurna, yang Maha berilmu atas sehala sesuatu. Karena itu alangkah naifnya, jika ada seseorang yang dipanggil ustadz, da'i atau bahkan Kyai namun mengatakan beberapa ayat dari a-Qur'an telah expired, sudah tidak relevan dengan zaman. Perlu dikaji ulang dan mesti dipahami berdasarkan konteksnya saja. Dan hal inilah yang dilakukan oleh kaum munafiqin yang berusaha mencari dalil dan sejumlah hujjah untuk memenangkan kaum kafir sebagai pemimpin. Bahwa larangan mengangkat orang kafir sebagai auliyai (pemimpin) sebagaimana di surat alMaidah ayat 51 sudah tidak relevan dengan kondisi Indonesia yang sifatnya majemuk, beragam suku, bahasa dan agama. Bahkan diantara mereka memaksakan makna auliyaai pada surat almaidah ayat 51 itu bukan pemimpin dan tidak boleh diartikan sebagai pemimpin.  Dan masih banyak lagi dalil-dalil yang dipaksakan demi kepentingan dunia dan kesenangan pihak kafirin.  Tidak salah jika ada istilah yang ditujukan pada mereka, Aqiidatuhu wa iimaamuhu fii madzhruufi (Akidah dan imamnya ada di dalam amplop).

Betapa hidayah Iman dan petunjuk untuk konsisten di atas kebenaran begitu mahal, tak heran kita temukan pelajaran itu di surat Ali Imran ayat 7 yang isinya tentang orang-orang yang berakal, kaum ulul albab. Kemudian di ayat ke 8, mereka senantiasa berdoa, memohon kepada Allah agar hatinya tidak  dibuat condong pada kesesatan,

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

(Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.”(QS. Ali Imran : 8)

Sebab terkadang ilmu dan pengetahuan seseorang mengenai Islam bagus bahkan ahli, namun karena terdapat penyakit di hati berupa nifak, cinta dunia, riya, dusta atau yang lainnya menjadikan sikap dan pengalamannya berbeda dengan apa yang ia ketahui. Parahnya jika ia berani berdalih dengan mempelesetkan makna ayat demi kepentingannya tercapai. Naudzu billahi mun dzlik.

من ازداد علما ولم يزدد هدى لم يزد من الله إلا بعدا

Siapa saja yang telah bertambah ilmunya, namun tidak bertambah hidayah baginya niscaya tidak bertambah di sisi Allah kecuali ia akan semakin jauh.

Ketiga, tidak boleh ada keraguan terhadap al Qur'an, terhadap isi dan kandungannya. Misalnya ketika Allah mengharamkan bagi mukmim mengangkat orang kafir sebagai Auliyaai (pemimpin), maka jangan ragu dengan perintah itu sebab orang kafir jika memegang kepemimpinan atau kekuasaan akan terjadi fitnah dan kerusakan di muka bumi. Allah berfirman di surat al-Anfal ayat 73,

وَالَّذِينَ كَفَرُوا بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ إِلَّا تَفْعَلُوهُ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ

Dan orang-orang yang kafir, sebagian mereka melindungi sebagian yang lain. Jika kamu tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah (saling melindungi), niscaya akan terjadi kekacauan di bumi dan kerusakan yang besar.(QS. Al-Anfal : 73)

Kepada umat Islam Indonesia khususnya wilayah Jakarta, surat al Maidah ayat 51 berisi larangan memilih kafir sebagai gubernur kota jakarta, tidak ada keraguan pada ayat ini kecuali bagi orang-orang munafik. Kalaupun Auliyaau pada ayat itu dirubah artinya menjadi teman setia, sebagaimana keinginan kaum munafikin untuk meloloskan Ahok dari jerat hukum, tetap saja bermakna sama, sebaba jika orang kafir tidak boleh dijadikan teman, apatah lagi sebagai pemimpin. Ingatlah baik-baik firman Allah surat an-Nisa ayat 138-139. Sangat-sangat jelas bahwa yang mendukung dan memilih orang kafir sebagai pemimpin adalah kaum munafiq, dan bagi mereka azab yang sangat pedih.

بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا * الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ ۚ أَيَبْتَغُونَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا

_Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih. (yaitu) orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Ketahuilah bahwa semua kekuatan itu milik Allah._

HADITS-HADITS PALSU TENTANG KEUTAMAAN SHALAT DAN PUASA DI BULAN RAJAB

✍🏻Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Apabila kita memperhatikan hari-hari, pekan-pekan, bulan-bulan, sepanjang tahun serta malam dan siangnya, niscaya kita akan mendapatkan bahwa Allah Yang Maha Bijaksana mengistimewakan sebagian dari sebagian lainnya dengan keistimewaan dan keutamaan tertentu. Ada bulan yang dipandang lebih utama dari bulan lainnya, misalnya bulan Ramadhan dengan kewajiban puasa pada siangnya dan sunnah menambah ibadah pada malamnya. Di antara bulan-bulan itu ada pula yang dipilih sebagai bulan haram atau bulan yang dihormati, dan diharamkan berperang pada bulan-bulan itu.

Allah juga mengkhususkan hari Jum’at dalam sepekan untuk berkumpul shalat Jum’at dan mendengarkan khutbah yang berisi peringatan dan nasehat.

Ibnul Qayyim menerangkan dalam kitabnya, Zaadul Ma’aad,[1] bahwa Jum’at mempunyai lebih dari tiga puluh keutamaan, kendatipun demikian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang mengkhususkan ibadah pada malam Jum’at atau puasa pada hari Jum’at, sebagaimana sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لاَ تَخُصُّوْا لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ بِقِيَامٍ مِنْ بَيْنِ اللَّيَالِيْ، وَلاَ تَخُصُّوْا يَوْمَ الْجُمُعَةِ بِصِيَامٍ مِنْ بَيْنِ اْلأَياَّمِ، إِلاَّ أَنْ يَكُوْنَ فِيْ صَوْمٍ يَصُوْمُهُ أَحَدُكُمْ.

“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Janganlah kalian mengkhususkan malam Jum’at untuk beribadah dari malam-malam yang lain dan jangan pula kalian mengkhususkan puasa pada hari Jum’at dari hari-hari yang lainnya, kecuali bila bertepatan (hari Jum’at itu) dengan puasa yang biasa kalian berpuasa padanya.” [HR. Muslim (no. 1144 (148)) dan Ibnu Hibban (no. 3603), lihat Silsilatul Ahaadits ash-Shahihah (no. 980).]

Allah Yang Mahabijaksana telah mengutamakan sebagian waktu malam dan siang dengan menjanjikan terkabulnya do’a dan terpenuhinya permintaan. Demikian Allah mengutamakan tiga generasi pertama sesudah diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mereka dianggap sebagai generasi terbaik apabila dibandingkan dengan generasi berikutnya sampai hari Kiamat. Ada beberapa tempat dan masjid yang diutamakan oleh Allah dibandingkan tempat dan masjid lainnya. Semua hal tersebut kita ketahui berdasarkan hadits-hadits yang shahih dan contoh yang benar.

Adapun tentang bulan Rajab, keutamaannya dalam masalah shalat dan puasa padanya dibanding dengan bulan-bulan yang lainnya, semua haditsnya sangat lemah dan palsu. Oleh karena itu tidak boleh seorang Muslim mengutamakan dan melakukan ibadah yang khusus pada bulan Rajab.

Di bawah ini akan saya berikan contoh hadits-hadits palsu tentang keutamaan shalat dan puasa di bulan Rajab.

HADITS PERTAMA

رَجَبٌ شَهْرُ اللهِ وَشَعْبَانُ شَهْرِيْ وَرَمَضَانُ شَهْرُ أُمَّتِيْ.

“Rajab bulan Allah, Sya’ban bulanku dan Ramadhan adalah bulan ummatku.

Keterangan: HADITS INI (مَوْضُوْعٌ) MAUDHU’

Kata Syaikh ash-Shaghani (wafat th. 650 H): “Hadits ini maudhu’.” [Lihat Maudhu’atush Shaghani (I/61, no. 129)]

Hadits tersebut mempunyai matan yang panjang, lanjutan hadits itu ada lafazh:

لاَ تَغْفُلُوْا عَنْ أَوَّلِ جُمُعَةٍ مِنْ رَجَبٍ فَإِنَّهَا لَيْلَةٌ تُسَمِّيْهَا الْمَلاَئِكَةُ الرَّغَائِبَ…

“Janganlah kalian lalai dari (beribadah) pada malam Jum’at pertama di bulan Rajab, karena malam itu Malaikat menamakannya Raghaa-ib…”

Keterangan: HADITS INI (مَوْضُوْعٌ) MAUDHU’

Kata Ibnul Qayyim (wafat th. 751 H): “Hadits ini diriwayatkan oleh ‘Abdur Rahman bin Mandah dari Ibnu Jahdham, telah menceritakan kepada kami ‘Ali bin Muhammad bin Sa’id al-Bashry, telah menceritakan kepada kami Khalaf bin ‘Abdullah as-Shan’any, dari Humaid ath-Thawil dari Anas, secara marfu’. [Al-Manaarul Muniif fish Shahih wadh Dha’if (no. 168-169)]

Kata Ibnul Jauzi (wafat th. 597 H): “Hadits ini palsu dan yang tertuduh memalsukannya adalah Ibnu Jahdham, mereka menuduh sebagai pendusta. Aku telah mendengar Syaikhku Abdul Wahhab al-Hafizh berkata: “Rawi-rawi hadits tersebut adalah rawi-rawi yang majhul (tidak dikenal), aku sudah periksa semua kitab, tetapi aku tidak dapati biografi hidup mereka.” [Al-Maudhu’at (II/125), oleh Ibnul Jauzy]

Imam adz-Dzahaby berkata: “ ’Ali bin ‘Abdullah bin Jahdham az-Zahudi, Abul Hasan Syaikhush Shuufiyyah pengarang kitab Bahjatul Asraar dituduh memalsukan hadits.”

Kata para ulama lainnya: “Dia dituduh membuat hadits palsu tentang shalat ar-Raghaa-ib.”

Periksa: Mizaanul I’tidal (III/142-143, no. 5879).

HADITS KEDUA

فَضْلُ شَهْرِ رَجَبٍ عَلَى الشُّهُوْرِ كَفَضْلِ الْقُرْآنِ عَلَى سَائِرِ الْكَلاَمِ وَفَضْلُ شَهْرِ شَعْبَانَ كَفَضْلِي عَلىَ سَائِرِ الأَنْبِيَاءِ، وَفَضْلُ شَهْرِ رَمَضَانَ عَلَى الشُّهُوْرِ كَفَضْلِ اللهِ عَلَى سَائِرِ العِبَادِ.

“Keutamaan bulan Rajab atas bulan-bulan lainnya seperti keutamaan al-Qur-an atas semua perkataan, keutamaan bulan Sya’ban seperti keutamaanku atas para Nabi, dan keutamaan bulan Ramadhan seperti keutamaan Allah atas semua hamba.”

Keterangan: HADITS INI (مَوْضُوْعٌ) MAUDHU’

Kata al Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalany: “Hadits ini palsu.”
Lihat al-Mashnu’ fii Ma’rifatil Haditsil Maudhu’ (no. 206, hal. 128), oleh Syaikh Ali al-Qary al-Makky (wafat th. 1014 H).

HADITS KETIGA:

مَنْ صَلَّى الْمَغْرِبَ أَوَّلَ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ ثُمَّ صَلَّى بَعْدَهَا عِشْرِيْنَ رَكْعَةٍ يَقْرَأُ فِيْ كُلِّ رَكْعَةٍ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدُ مَرَّةً، وَيُسَلِّمُ فِيْهِنَّ عَشْرَ تَسْلِيْمَاتٍ، أَتَدْرُوْنَ مَا ثَوَابُهُ ؟ فَإِنَّ الرُّوْحَ اْلأَمِيْنَ جِبْرِيْلُ عَلَّمَنِيْ ذَلِكَ. قُلْنَا: اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ: حَفِظَهُ اللَّهُ فِيْ نَفْسِهِ وَمَالِهِ وَأَهْلِهِ وَوَلَدِهِ وَأُجِيْرَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَجَازَ عَلَى الصِّرَاطِ كَالْبَرْقِ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلاَ عَذَابٍ.

“Barangsiapa shalat Maghrib di malam pertama bulan Rajab, kemudian shalat sesudahnya dua puluh raka’at, setiap raka’at membaca al-Fatihah dan al-Ikhlash serta salam sepuluh kali. Kalian tahu ganjarannya? Sesungguhnya Jibril mengajarkan kepadaku demikian.” Kami berkata: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui, dan berkata: ‘Allah akan pelihara dirinya, hartanya, keluarga dan anaknya serta diselamatkan dari adzab Qubur dan ia akan melewati as-Shirath seperti kilat tanpa dihisab, dan tidak disiksa.’”

Keterangan: HADITS INI (مَوْضُوْعٌ) MAUDHU’

Kata Ibnul Jauzi: “Hadits ini palsu dan kebanyakan rawi-rawinya adalah majhul (tidak dikenal biografinya).”

Lihat al-Maudhu’at Ibnul Jauzy (II/123), al-Fawaa-idul Majmu’ah fil Ahaadits Maudhu’at oleh as-Syaukany (no. 144) dan Tanziihus Syari’ah al-Marfu’ah ‘anil Akhbaaris Syanii’ah al-Maudhu’at (II/89), oleh Abul Hasan ‘Ali bin Muhammad bin ‘Araaq al-Kinani (wafat th. 963 H).

HADITS KEEMPAT

مَنْ صَامَ يَوْماً مِنْ رَجَبٍٍ وَصَلَّى فِيْهِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ يَقْرَأُ فِيْ أَوَّلِ رَكْعَةٍ مِائَةَ مَرَّةٍِ آيَةَ الْكُرْسِيِّ وَ فِي الرَّكَعَةِ الثَّانِيَةِ مِائَةَ مَرَّةٍِ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَد, لَمْ يَمُتْ حَتَّى يَرَى مَقْعَدَهُ مِنَ الْجَنَّةِ أَوْ يُرَى لَهُ.

“Barangsiapa puasa satu hari di bulan Rajab dan shalat empat raka’at, di raka’at pertama baca ‘ayat Kursiy’ seratus kali dan di raka’at kedua baca ‘surat al-Ikhlas’ seratus kali, maka dia tidak mati hingga melihat tempatnya di Surga atau diperlihatkan kepadanya (sebelum ia mati).

Keterangan: HADITS INI (مَوْضُوْعٌ) MAUDHU’

Kata Ibnul Jauzy: “Hadits ini palsu, dan rawi-rawinya majhul serta seorang perawi yang bernama ‘Utsman bin ‘Atha’ adalah perawi matruk menurut para Ahli Hadits.” [Al-Maudhu’at (II/123-124)]

Menurut al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalany, ‘Utsman bin ‘Atha’ adalah rawi yang lemah. [Lihat Taqriibut Tahdziib (I/663 no. 4518)]

HADITS KELIMA

مَنْ صَامَ يَوْماً مِنْ رَجَبٍ عَدَلَ صِيَامَ شَهْرٍ.

“Barangsiapa puasa satu hari di bulan Rajab (ganjarannya) sama dengan berpuasa satu bulan.”

Keterangan: HADITS INI (ضَعِيْفٌ جِدًّا) SANGAT LEMAH

Hadits ini diriwayatkan oleh al-Hafizh dari Abu Dzarr secara marfu’.
Dalam sanad hadits ini ada perawi yang bernama al-Furaat bin as-Saa-ib, dia adalah seorang rawi yang matruk. [Lihat al-Fawaa-id al-Majmu’ah (no. 290)]

Kata Imam an-Nasa-i: “Furaat bin as-Saa-ib Matrukul hadits.” Dan kata Imam al-Bukhari dalam Tarikhul Kabir: “Para Ahli Hadits meninggalkannya, karena dia seorang rawi munkarul hadits, serta dia termasuk rawi yang matruk kata Imam ad-Daraquthni.”

Lihat adh-Dhu’afa wa Matrukin oleh Imam an-Nasa-i (no. 512), al-Jarh wat Ta’dil (VII/80), Mizaanul I’tidal (III/341) dan
Lisaanul Mizaan (IV/430).

HADITS KEENAM

إِنَّ فِي الْجَنَّةِ نَهْراً يُقَالُ لَهُ رَجَبٌ مَاؤُهُ أَشَدُّ بَيَاضاً مِنَ اللَّبَنِ، وَأَحْلَى مِنَ العَسَلِ، مَنْ صَامَ مِنْ رَجَبٍ يَوْماً وَاحِداً سَقَاهُ اللهُ مِنْ ذَلِكَ النَّهْرِ.

“Sesungguhnya di Surga ada sungai yang dinamakan ‘Rajab’ airnya lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu, barangsiapa yang puasa satu hari pada bulan Rajab maka Allah akan memberikan minum kepadanya dari air sungai itu.”

Keterangan: HADITS INI (بَاطِلٌ) BATHIL

Hadits ini diriwayatkan oleh ad-Dailamy (I/2/281) dan al-Ashbahany di dalam kitab at-Targhib (I-II/224) dari jalan Mansyur bin Yazid al-Asadiy telah menceritakan kepada kami Musa bin ‘Imran, ia berkata: “Aku mendengar Anas bin Malik berkata, …”

Imam adz-Dzahaby berkata: “Mansyur bin Yazid al-Asadiy meriwayatkan darinya, Muhammad al-Mughirah tentang keutamaan bulan Rajab. Mansyur bin Yazid adalah rawi yang tidak dikenal dan khabar (hadits) ini adalah bathil.” [Lihat Mizaanul I’tidal (IV/ 189)]

Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albany berkata: “Musa bin ‘Imraan adalah majhul dan aku tidak mengenalnya.”

Lihat Silsilah Ahaadits adh-Dha’ifah wal Maudhu’ah (no. 1898).

HADITS KETUJUH

مَنْ صَامَ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ رَجَبَ كُتِبَ لَهُ صِيَامُ شَهْرٍ وَمَنْ صَامَ سَبْعَةَ أَيَّامٍ مِنْ رَجَبَ أَغْلَقَ اللهُ عَنْهُ سَبْعَةَ أَبْوَابٍ مِنَ النَّارِ وَمَنْ صَامَ ثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ مِنْ رَجَبٍ فَتَحَ اللهُ ثَمَانِيَةَ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ، وَمَنْ صَامَ نِصْفَ رَجَبَ حَاسَبَهُ اللهُ حِسَاباً يَسِيْراً.

“Barangsiapa berpuasa tiga hari pada bulan Rajab, dituliskan baginya (ganjaran) puasa satu bulan, barangsiapa berpuasa tujuh hari pada bulan Rajab, maka Allah tutupkan baginya tujuh buah pintu api Neraka, barangsiapa yang berpuasa delapan hari pada bulan Rajab, maka Allah membukakan baginya delapan buah pintu dari pintu-pintu Surga. Dan barangsiapa puasa nishfu (setengah bulan) Rajab, maka Allah akan menghisabnya dengan hisab yang mudah.”

Keterangan: HADITS INI (مَوْضُوْعٌ) PALSU

Hadits ini termaktub dalam kitab al-Fawaa-idul Majmu’ah fil Ahaadits al-Maudhu’ah (no. 288). Setelah membawakan hadits ini asy-Syaukani berkata: “Suyuthi membawakan hadits ini dalam kitabnya, al-Laaliy al-Mashnu’ah, ia berkata: ‘Hadits ini diriwayatkan dari jalan Amr bin al-Azhar dari Abaan dari Anas secara marfu’.’”

Dalam sanad hadits tersebut ada dua perawi yang sangat lemah:

1. ‘Amr bin al-Azhar al-‘Ataky.
Imam an-Nasa-i berkata: “Dia Matrukul Hadits.” Sedangkan kata Imam al-Bukhari: “Dia dituduh sebagai pendusta.” Kata Imam Ahmad: “Dia sering memalsukan hadits.”

Periksa, adh-Dhu’afa wal Matrukin (no. 478) oleh Imam an-Nasa-i, Mizaanul I’tidal (III/245-246), al-Jarh wat Ta’dil (VI/221) dan Lisaanul Mizaan (IV/353).

2. Abaan bin Abi ‘Ayyasy, seorang Tabi’in shaghiir.
Imam Ahmad dan an-Nasa-i berkata: “Dia Matrukul Hadits (ditinggalkan haditsnya).” Kata Yahya bin Ma’in: “Dia matruk.” Dan beliau pernah berkata: “Dia rawi yang lemah.”

Periksa: Adh Dhu’afa wal Matrukin (no. 21), Mizaanul I’tidal (I/10), al-Jarh wat Ta’dil (II/295), Taqriibut Tahdzib (I/51, no. 142).

Hadits ini diriwayatkan juga oleh Abu Syaikh dari jalan Ibnu ‘Ulwan dari
Abaan. Kata Imam as-Suyuthi: “Ibnu ‘Ulwan adalah pemalsu hadits.” [Lihat al-Fawaaidul Majmu’ah (hal. 102, no. 288)]

Sebenarnya masih banyak lagi hadits-hadits tentang keutamaan Rajab, shalat Raghaa-ib dan puasa Rajab, akan tetapi karena semuanya sangat lemah dan palsu, penulis mencukupkan tujuh hadits saja.

Penjelasan Para Ulama Tentang Masalah Rajab :

1. Imam Ibnul Jauzy menerangkan bahwa hadits-hadits tentang Rajab, Raghaa-ib adalah palsu dan rawi-rawi majhul. [Lihat al-Maudhu’at (II/123-126)]

2. Kata Imam an-Nawawy:
“Shalat Raghaa-ib ini adalah satu bid’ah yang tercela, munkar dan jelek.” [Lihat as-Sunan wal Mubtada’at (hal. 140)]

Kemudian Syaikh Muhammad Abdus Salam Khiidhir, penulis kitab as-Sunan wal Mubtada’at berkata: “Ketahuilah setiap hadits yang menerangkan shalat di awal Rajab, pertengahan atau di akhir Rajab, semuanya tidak bisa diterima dan tidak boleh diamalkan.” [Lihat as-Sunan wal Mubtada’at (hal. 141)]

3. Kata Syaikh Muhammad Darwiisy al-Huut: “Tidak satupun hadits yang sah tentang bulan Rajab sebagai-mana kata Imam Ibnu Rajab.” [Lihat Asnal Mathaalib (hal. 157)]

4. Kata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (wafat th. 728 H): “Adapun shalat Raghaa-ib, tidak ada asalnya (dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam), bahkan termasuk bid’ah…. Atsar yang menyatakan (tentang shalat itu) dusta dan palsu menurut kesepakatan para ulama dan tidak pernah sama sekali disebutkan (dikerjakan) oleh seorang ulama Salaf dan para Imam…”

Selanjutnya beliau berkata lagi: “Shalat Raghaa-ib adalah BID’AH menurut kesepakatan para Imam, tidak pernah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh melaksanakan shalat itu, tidak pula disunnahkan oleh para khalifah sesudah beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak pula seorang Imam pun yang menyunnahkan shalat ini, seperti Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Imam Abu Hanifah, Imam ats-Tsaury, Imam al-Auzaiy, Imam Laits dan selain mereka.

Hadits-hadits yang diriwayatkan tentang itu adalah dusta menurut Ijma’ para Ahli Hadits. Demikian juga shalat malam pertama bulan Rajab, malam Isra’, Alfiah nishfu Sya’ban, shalat Ahad, Senin dan shalat hari-hari tertentu dalam satu pekan, meskipun disebutkan oleh sebagian penulis, tapi tidak diragukan lagi oleh orang yang mengerti hadits-hadits tentang hal tersebut, semuanya adalah hadits palsu dan tidak ada seorang Imam pun (yang terkemuka) menyunnahkan shalat ini… Wallahu a’lam.” [Lihat Majmu’ Fataawa (XXIII/132, 134)]

5. Kata Ibnu Qayyim al-Jauziyyah: “Semua hadits tentang shalat Raghaa-ib pada malam Jum’at pertama di bulan Rajab adalah dusta yang di-ada-adakan atas nama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan semua hadits yang menyebutkan puasa Rajab dan shalat pada beberapa malamnya semuanya adalah dusta (palsu) yang diada-adakan.”

Lihat al-Manaarul Muniif fish Shahiih wadh Dha’iif (hal. 95-97, no. 167-172) oleh Ibnul Qayyim, tahqiq: ‘Abdul Fattah Abu Ghaddah.

6. Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalany mengatakan dalam kitabnya, Tabyiinul ‘Ajab bima Warada fii Fadhli Rajab: “Tidak ada riwayat yang sah yang menerangkan ten-tang keutamaan bulan Rajab dan tidak pula tentang puasa khusus di bulan Rajab, serta tidak ada pula hadits yang shahih yang dapat dipegang sebagai hujjah tentang shalat malam khusus di bulan Rajab.”

7. Imam al-‘Iraqy yang mengoreksi hadits-hadits yang terdapat dalam kitab Ihya’ ‘Uluumuddin, menerangkan bahwa hadits tentang puasa dan shalat Raghaa-ib adalah hadits maudhu’ (palsu). [Lihat Ihya’ ‘Uluumuddin (I/202)]

8. Imam asy-Syaukani menukil perkataan ‘Ali bin Ibrahim al-‘Aththaar, ia berkata dalam risalahnya: “Sesungguhnya riwayat tentang keutamaan puasa Rajab, semuanya adalah palsu dan lemah, tidak ada asalnya (dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam).” [Lihat al-Fawaa-idul Majmu’ah fil Ahaaditsil Maudhu’ah (hal. 381)]

9. Syaikh Abdus Salam, penulis kitab as-Sunan wal Mubtada’at menyatakan: “Bahwa membaca kisah tentang Isra’ dan Mi’raj dan merayakannya pada malam tanggal dua puluh tujuh Rajab adalah BID’AH. Berdzikir dan mengadakan peribadahan tertentu untuk mera-yakan Isra’ dan Mi’raj adalah BID’AH, do’a-do’a yang khusus dibaca pada bulan Rajab dan Sya’ban semuanya tidak ada sumber (asal pengambilannya) dan BID’AH, sekiranya yang demikian itu perbuatan baik, niscaya para Salafush Shalih sudah melaksanakannya.” [Lihat as-Sunan wal Mubtada’at (hal. 143)]

10. Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah bin Baaz, ketua Dewan Buhuts ‘Ilmiyyah, Fatwa, Da’wah dan Irsyad, Saudi Arabia, beliau berkata dalam kitabnya, at-Tahdzir minal Bida’ (hal. 8): “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Shahabatnya tidak pernah mengadakan upacara Isra’ dan Mi’raj dan tidak pula mengkhususkan suatu ibadah apapun pada malam tersebut. Jika peringatan malam tersebut disyar’iatkan, pasti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan kepada ummat, baik melalui ucapan maupun perbuatan. Jika pernah dilakukan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, pasti diketahui dan masyhur, dan tentunya akan disampaikan oleh para Shahabat kepada kita…

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling banyak memberi nasihat kepada manusia, beliau telah menyampaikan risalah kerasulannya sebaik-baik penyampaian dan telah menjalankan amanah Allah dengan sempurna.

Oleh karena itu, jika upacara peringatan malam Isra’ dan Mi’raj dan merayakan itu dari agama Allah, tentunya tidak akan dilupakan dan disembunyikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tetapi karena hal itu tidak ada, maka jelaslah bahwa upacara tersebut bukan dari ajaran Islam sama sekali. Allah telah menyempurnakan agama-Nya bagi ummat ini, mencukupkan nikmat-Nya dan Allah mengingkari siapa saja yang berani mengada-adakan sesuatu yang baru dalam agama, karena cara tersebut tidak dibenarkan oleh Allah:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam jadi agama bagimu.” [Al-Maa-idah: 3]

KHATIMAH
Orang yang mempunyai bashirah dan mau mendengarkan nasehat yang baik, dia akan berusaha meninggalkan segala bentuk bid’ah, karena setiap bid’ah adalah sesat, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِيْ النَّارِ.

“Tiap-tiap bid’ah itu sesat dan tiap-tiap kesesatan di Neraka.” [HSR. An-Nasa-i (III/189) dari Jabir radhiyallahu ‘anhu dalam Shahih Sunan an-Nasa-i (I/346 no. 1487) dan Misykatul Mashaabih (I/51)]

Para ulama, ustadz, kyai yang masih membawakan hadits-hadits yang lemah dan palsu, maka mereka digolongkan sebagai pendusta.

Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

عَنْ سَمْرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ حَدَّثَ عَنِّيْ حَدِيْثاً وَهُوَ يَرَى أَنَّهُ كَذِبٌ فَهُوَ أَحَدُ الْكَاذِبَيْنِ.

Dari Samurah bin Jundub dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang menceritakan satu hadits dariku, padahal dia tahu bahwa hadits itu dusta, maka dia termasuk salah seorang dari dua pendusta.” [HSR. Ahmad (V/20), Muslim (I/7) dan Ibnu Majah (no. 39)]

Maraji’
1. Shahih al-Bukhari.
2. Shahih Muslim.
3. Sunan an-Nasaa-i.
4. Sunan Ibni Majah.
5. Musnad Imam Ahmad.
6. Shahih Ibni Hibban.
7. Zaadul Ma’aad fii Hadyi Khairil ‘Ibaad, oleh Syaikhul Islam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, cet. Mu-assasah ar-Risalah, th. 1412 H.
8. Maudhu’atush Shaghani.
9. Al-Manaarul Muniif fish Shahih wadh Dha’if, oleh Syaikhul Islam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah.
10. Al-Maudhu’at, oleh Imam Ibnul Jauzy, cet. Daarul Fikr, th. 1403 H.
11. Mizaanul I’tidal, oleh Imam adz-Dzahaby, tahqiq: ‘Ali Muhammad al-Bajaawy, cet. Daarul Fikr.
12. Al-Mashnu’ fii Ma’rifatil Haditsil Maudhu’, oleh Syaikh Ali al-Qary al-Makky.
13. Al-Fawaa-idul Majmu’ah fil Ahaadits Maudhu’at oleh asy-Syaukany, tahqiq: Syaikh ‘Abdurrahman al-Mu’allimy, cet. Al-Maktab al-Islamy, th. 1407 H.
14. Tanziihus Syari’ah al-Marfu’ah ‘anil Akhbaaris Syanii’ah al-Maudhu’at, oleh Abul Hasan ‘Ali bin Muhammad bin ‘Araaq al-Kinani.
15. Taqriibut Tahdziib, oleh al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqa-lany, cet. Daarul Kutub al-‘Ilmiyyah.
16. Adh-Dhu’afa wa Matrukin, oleh Imam an-Nasa-i.
17. At-Taghib wat Tarhib, oleh Imam al-Mundziri.
18. Silsilah Ahaadits adh-Dha’ifah wal Maudhu’ah, oleh Imam Muhammad Nashiruddin al-Albany.
19. Al-Laali al-Mashnu’ah, oleh al-Hafizh as-Suyuthy.
20. Adh-Dhu’afa wal Matrukin, oleh Imam an-Nasa-i.
21. Al-Jarhu wat Ta’dil, oleh Imam Ibnu Abi Hatim ar-Razy.
22. As-Sunan wal Mubtada’at, oleh Muhammad Abdus Salam Khiidhir.
23. Asnal Mathaalib fii Ahaadits Mukhtalifatil Maraatib, oleh Muhammad Darwisy al-Huut.
24. Majmu’ Fataawa, oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah.
25. Al-Manaarul Muniif fis Shahih wadh Dha’if, oleh Syaikhul Islam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah.
26. Tabyiinul ‘Ajab bimaa Warada fiii Fadhli Rajab, oleh al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalany.
27. Ihya’ ‘Uluumuddin, oleh Imam al-Ghazzaly, tahqiq: Abdul Fattah Abu Ghuddah.
28. At-Tahdziir minal Bida’, oleh Imam ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah bin Baaz.
29. Misykaatul Mashaabih, oleh Imam at-Tibrizy, takhrij: Imam Muhammad Nashiruddin al-Albany.

[Disalin dari kitab Ar-Rasaail (Kumpulan Risalah Fikih & HukuM) Jilid-1, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Abdullah, Jl. Meranti No. 11A Senen Kemayoran – Jakarta Pusat. Cetakan Pertama Ramadhan 1425H/Oktober 2004M]
_______
Footnote
[1]. Zaadul Ma’aad (I/375) cet. Muassasah ar-Risalah.

🌏Sumber : almanhaj.or.id

Sabtu, 25 Maret 2017

MENGOBATI HATI YANG RESAH

Muhasabah jiwa dan bathin
Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuhu
Bismillaahir Rahmaanir Rahiim
Allaahummaa Shalli'ala Sayyidinna Muhammadin wa ala aali Sayyidinna Muhammadin

Alhamdullillaah puji syukur marilah kita senantiasa pajatkan kepada Allah subhanahu wa ta'ala yg senantiasa menganugrahkan kita rahmat, ni'mat, inayah, maghfirah, hidayah juga taufiknya aamiin

Sahabat fillaah muslim jga muslimah kita sebagai umat islam yakni Umat Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam tentu diharuskan senantiasa mengikuti seluruh ajaran beliau , kehidupan beliau , dan petunjuk beliau dalam menyikapi problematika kehidupan terutama tentang resahnya hati

Sahabat fillaah yg diRahmati Allah
Subhanahu wa ta'alaa
Perlu kita pahami bersama bahwa Bagaimanapun juga Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam adalah seorang manusia, yang dengan keadaan itu boleh jadi beliau juga memiliki problematika yang sama dengan yang lainnya dalam menghadapi cobaan dan tantangan kehidupan yang diujikan Allah subhanahu wa ta'ala kepada beliau, Hanya saja dalam kedudukan beliau yang mulia sebagai Rasul dan Nabi, Allah subhanahu wa ta'al menolong beliau untuk mengatasi berbagai persoalan kehidupan tersebut dengan petunjuk yang langsung diwahyukan Allah subhanahu wa ta'ala kepada beliau
Namun demikian walaupun pada hakikatnya petunjuk dan pertolongan tersebut diberikan Allah subhanahu wa ta'ala kepada Nabi dan Rasul-Nya, sebenarnya petunjuk dan pertolongan tersebut juga ditujukan kepada orang-orang yang beriman untuk dapat dimanfaatkan dalam persoalan-persoalan hidup yang mereka hadapi

Sahabat fillah
Di antara petunjuk dan pertolongan yang diberikan Allah subhanahu wa ta'ala kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam , adalah dalam hal mengobati keresahan dan kegelisahan hati beliau tatkala berhadapan dengan orang-orang kafir pada saat mendakwahkan risalah agama yang beliau terima dari Allah Subhanahu wa ta'alaa
Tentang ini Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan kepadamu hai Muhammad dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik , Sesungguhnya Kami memelihara kamu daripada kejahatan orang-orang yang memperolok-olokkan kamu , yaitu orang-orang yang menganggap adanya Tuhan yang lain di samping Allah; maka mereka kelak akan mengetahui akibat-akibatnya, Dan Kami sungguh-sungguh mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud shalat; dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini ajal” (Q.S. Al-Hijr: 94-98)

Sahabat fillaah
Secara ringkas dapat kita simpulkan, bahwa melalui firman Allah Subhanahu wa ta'ala pd surah Al-hijr ayat 94-98 ; maka untuk mengobati rasa resah dan gelisah yang membuat sesak dan sempitnya dada beliau dalam menghadapi tantangan dakwah yang beliau sampaikan, maka Allah subhanahu wa ta'ala memerintahkan kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam untuk senantiasa “bertasbih dan mendirikan shalat baik yang wajib maupun yang sunnah” sampai akhir hayatnya

Sahabat fillaah
Dalam ruang yang terbatas ini kita tidak akan membahas secara panjang lebar tentang “bertasbih dan shalat” secara panjang lebar. Akan tetapi tentunya kita telah mengetahui, bahwa “keduanya” saling berkaitan, artinya adalah: Bahwa untuk menjabarkan apa yang diperintahkan Allah subhanahu wa ta'ala dalam ayat 94-98 surah Al-Hijr dalam salah satu hadis beliau Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam menganjurkan kepada kita untuk senantiasa bertasbih kepada Allah subhanahu wa ta'ala tiap-tiap kita selesai shalat, yakni “bertasbih; bertahmid dan bertakbir”
----membaca “Subhanallah;La illaha illallaah ; Alhamdulillah; Allahu Akbar” masing-masing 33 kali), Sementara perintah shalat itu memang adalah sesuatu yang wajib untuk dilaksanakan oleh semua orang yang beriman yang tidak memiliki uzur sampai akhir hayatnya
*
Sahabat fillah
Jadi dengan memperhatikan kondisi yang demikian ini, jika kita memang menghendaki hidup yang tenang; terjauh dari perasaan resah dan gelisah lantaran adanya problematika hidup yang sedang dijalani, maka sudah selayaknyalah kita senantiasa mendawamkan atau mengamalkan petunjuk yang telah diwahyukan Allah subhanahu wa ta'ala kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam tersebut, Apalagi sebagai mana yang dinyatakan Allah subhanahu wa ta'ala dalam firman-Nya yang lain, bahwa jika kita senantiasa “mengingat Allah subhanahu wa ta'aala /berdzikir”, hati akan senantiasa menjadi tenang dan tenteram dalam menjalani kehidupan ini:
*
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram” (Q.S. Ar-Ra’d: 28)
Alhamdullillaah , semoga kita senantiasa dilapangkan hati dan bisa mengamalkannya dan semoga Allah subhanahu wa ta'ala senantiasa memberikan inayah, hidayah juga taufiknya kepada kita aamiin Allahumma aamiin
Salam santun ukhuwah islamiyyah
Wallahua’lam bisshowwab .. —


Kisah : Sepasang Sepatu Abu Qosim

1.Dahulu kala di kota Baghdad ada seorang laki-laki bernama Abu Qosim. Ia memiliki sepatu yang telah dipakainya selama tujuh tahun, apabila ada bagian dari sepatunya yang robek atau putus, ia menambalnya sehingga menjadikan sepatu tersebut sangat berat. Pada suatu hari, Abu Qosim pergi ke Tempat Pemandian Umum untuk mandi. Di antara teman-temannya ada yang berkomentar:"Wahai Abu Qosim, kenapa tidak kau lepaskan saja sepatumu ini, kaukan orang yang berharta". Abu Qosim menjawab:"Benar kamu, aku akan membeli sepatu baru, dengan izin Allah."

2. Ketika ia keluar dari kamar mandi -setelah berpakaian lengkap-, ia melihat di samping sepatu bututnya ada sepatu lain yang masih baru, ia pun menduga-duga bahwa salah seorang teman dekatnya telah membelikan sepatu itu untuknya. Sepatu baru itupun dipakainya lalu ia pulang ke rumah.
Sepatu baru tersebut adalah milik Hakim yang pada hari itu juga datang di kamar mandi, ia melepaskan sepatunya dan mandi di kamar mandi itu.. Ketika sang Hakim keluar, ia mencari-cari sepatu dan tidak menemukannya. Ia lalu berkata:"Mestii  orang yang memakai sepatuku adalah orang yang meninggalkan sepatunya (di sini)." Lalu orang-orang melakukan penyelidikan dan hanya mendapatkan sepatu Abu Qosim yang telah mereka ketahui. Kemudian Hakim menyuruh pembantunya ke rumah Abu Qasim dan merekapun mendapati sepatu tersebut di sana. Pembantu Hakim itu lalu membawa Abu Qisim di hadapan Hakim. Hakim memukul Abu Qosim sebagai pelajaran, lalu dimasukkan ke penjara dalam beberapa waktu lamanya serta dijatuhi denda, yang akhirnya ia keluar dari tahanan.

3. Selepas Abu Qasim dari tahanan, lalu ia mengambil sepatunya dengan rasa marah. Ia berjalan menuju sungai lalu melemparkan sepatunya ke dalam air dan tenggelam. Salah seorang nelayan datang dan melemparkan jaringnya, dan sepatu tampak/muncul di jaring tersebut. Setelah mengamati sepatu tersebut, sang nelayan mengenalinya bahwa sepatu itu adalah milik Abu Qosim yang diduga terjatuh di sungai. Nelayan tersebut kemudian mengantar sepatu itu ke rumah Abu Qosim, tetapi tidak bertemu dengannya. Ia melihat jendela terbuka lalu melemparkan sepatu tersebut melalui jendela dan mengenai almari kaca hingga pecah. Abu Qosim datang, melihat kejadian itu ia memukuli wajahnya seraya menangis dan mencaci maki sepatu tersebut.

4. Pada suatu malam, Abu Qasim menggali tanah untuk mengubur sepatunya. Para tetangga mendengar suara galian tersebut dan mereka menduga ada seseorang yang hendak merobohkan rumah mereka. Mereka lalu mengadukan kejadian tersebut kepada Hakim. Sang Hakim mengutus seseorang untuk mendatangi Abu Qosim dan  berkata kepadanya: "Mengapa Anda berusaha merobohkan tembok tetangga Anda?" Lalu ia ditahan dan akan dilepaskan hanya jika ia menebus dengan sebagian hartanya.

5. Abu Qosim naik ke atap rumahnya, lalu meletakkan sepatunya disana hingga jauh dari pandangan manusia. Tindakan tersebut dilihat oleh seekor anjing, lalu anjing tersebut menggondolnya menuju atap yang lain, dan sepatu itu jatu dan mengenai kepala seseorang hingga luka parah. Orang-orang melihat dan menyelidiki siapa pemilik sepatu tersebut, dan mereka kenali bahwa sepatu itu adalah milik Abu Qosim. Akhirnya mereka adukan kejadian tersebut kepada Hakim. Maka diputuskan agar ia menyerahkan sejumlah harta untuk korban luka-luka dan agar bertanggung jawab selama si korban sakit. Habislah ketika itu seluruh hartanya, tidak tersisa baginya sedikitpun.

6. Akhirnya, Abu Qosim menmgambil sepatunya dan pergi menghadap Hakim. Ia berkata kepada Hakim:"Aku ingin, wahai Tuan Hakim, Anda tuliskan bahwa antara aku dan sepatu ini tidak ada lagi ikatan hukum, bahwa tidak ada lagi  hubunganku dengannya, dan masing-masing di antara kami tidak ada hubungan  saling memiliki satu sama lain, dan sewaktu-waktu sepatu ini melakukan tindakan, aku tidak ada perhitungan lagi dengannya." Hakim tertawa mendengarnya, dan melakukan apa yang dikehendaki Abu Qosim.

Sumber: Al Lughah Al 'Arabiyyah

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net